AN
Ceritanya Adel sama Asta di kafe ayahnya Asta.
*
"Eng ... kalo emang cerita Ka Disha kaya gitu, kenapa dia dijodohin sama Ka Gala?" Heranku.
Asta tersenyum tipis, "Seandainya gue tau alasannya kenapa, Del. Bahkan gue juga ga tau apa hubungannya Ka Disha sama Ka Gala."
Selang tak berapa lama, kami melihat satu pasangan yang baru saja kami bicarakan.
Yap, Ka Disha dan Ka Gala. Ka Gala harusnya peka kalo aku tuh ngejauhin dia. Jangan bilang kalo dia cuek-cuek aja aku tinggalin pas prom?
"Hei, boleh kita gabung di sini?" Sapa Ka Gala.
Pengennya sih gausah.
"Jangan ah, kita ga boleh ganggu orang pacaran, Widyaaa."
Itu sesuatu.
Masaan kita berdua dibilang pacaran sama Ka Disha? Aku kan sukanya sama Ka Gala. Tapi percuma aja sih kalo Ka Gala ga peka gitu.
Kan kata Ka Gala dia suka sama aku. "Gue engga suka sama dia. Justru gue sukanya sama lo." Remember that, Manggala Widyatmaka?
Aku tersadar dari lamunanku saat sesuatu seperti tangan ada di kepalaku. Ternyata itu tangan Ka Gala.
"Jangan banyak-banyak ngelamun, ga bagus. Nanti gimana kalo lo kerasukan? Kita semua bakalan repot nyari bantuan." Katanya sambil tersenyum lembut.
Ah. Ngebuat aku gagal move on aja sih kerjaannya.
Tak kusadari akhirnya mereka berdua duduk dihadapan kami. "Mbak, saya pesan ice cream pudding chocolate aja deh. Kamu mesan apa Sha?" Kata Ka Gala pada Mbak pelayan dan bertanya pada Ka Disha.
"Saya es krim vanilla aja, mbak. Di cone ya."
"Mata lo kok sembab, Del?" Tanya Ka Disha saat Mbak pelayan pergi.
"Engga Ka, tadi Asta nyeritain- aduduh." Asta mencubitku pelan. Dia ga tau kalo aku jago nutup-nutupin cerita yang sebenernya ya? "Tadi dia nyeritain cerita yang buat sedih banget, sampe aku nangis." Tuh kan aku ga bohong?
"Oh ya? Ceritain ke gue dong, Ta." Mati aku. Ayahku tau. Aku sedang berpacaran denganmu. Eh salah.
Mati deh aku, maafin aku Adhyasta!
"Eng ... jadi gini, Ka, ada satu keluarga yang bahagia banget, tapi anaknya yang perempuan kecelakaan dan lupa ingatan. Yah inti ceritanya kaya gitu sih, hehe."
Pada akhir cerita itu, muka Ka Disha mengerut, "Ga sedih-sedih banget, Del. Lebay lo ah sampai segitunya."
YA ENGGA SEDIH KA TAPI KALO KAKA YANG NGALAMIN SEDIH KAN? AKU PENGEN BANGET NGASIH TAU TAPI APA DAYAKU, KA DISHA?
"Ka Disha, ini kafe ayahku, Kaka baru pertama kali ya kesini? Ada pemandangan yang bagus banget, Kaka mau liat ga sama aku?" Tawar Asta.
"Boleh!" Jawabnya lalu mereka berdua pergi menjauhi aku dan Ka Gala.
Meninggalkan kami berdua saja. BERDUA.
Ini semacam de javu saat Ka Marva menyuruhku menunggu ia membelikanku minum tempo hari.
"Lo ke mana pas di prom? Kok ngilang? Terakhir gue liat lo sama Asta?" Tanya Ka Gala saat Ka Disha dan Asta menjauh.
Dan de javu lagi, kami bicarain prom.
"Aku pengen nanya balik, Ka Gala kenapa sama Ka Disha mesra banget hari itu? Bukannya Kaka bilang Kaka suka sama aku?"
"Gue ga mau ngebuat Disha sakit hati. Karena dia jelas banget suka sama gue."
DAN LO MAU NGEBUAT GUE SAKIT HATI, GALA? GUE JUGA SUKA SAMA LO, BEGO.
"Kaka lebih milih dia - yang suka Kaka, daripada aku - yang Kaka suka?" Aku mulai bosan dengan pembicaraan ini.
"Terkadang kita harus milih yang suka sama kita, daripada yang kita suka. Karena belum tentu yang kita suka suka balik sama kita." Ini cowo emang ga peka.
"Kalo faktanya aku suka balik sama Kaka, apa Kaka bakalan nyesel setelah apa yang Kaka lakuin?"
"Oke, pertama, lo tau kan soal Disha dan Asta? Kita dijodohin karena Disha ingetnya cuma sama gue. Sementara beriringnya waktu gue ga suka lagi sama Disha. Dan ini udah lama banget. Mungkin pas lo smp. Kenapa Disha tinggal sama tantenya bukan sama Mama Papanya? Karena rumah tantenya sama rumah gue deket, dan kita buat Disha percaya kalo Tantenya itu Mamanya." aku hanya bisa terdiam mendengarkan pengakuan Ka Gala.
"Eh, lo bilang faktanya lo suka balik sama gue? beneran Del?"
"Kaka ga peka. Aku lelah nungguin Kaka terus." Aku harus jujur.
"Gue seneng banget, setelah satu tahun gue nungguin lo akhirnya lo bales perasaan gue." Senyumnya mengembang, mukanya terlihat pancaran seperti tidak bertemu orang dihadapannya selama 500 tahun.
"Maksud kamu apa, Widya?"
Oh no, itu Ka Disha. Udah balik dari tour singkat di sini.
Saat mereka berdua - Ka Disha dan Asta - duduk ke tempatnya semula, kami hening sambil menyelesaikan cemilan kami masing-masing.
Setelah Ka Disha selesai dengan cemilannya, ia membuka dompetnya, "ini bayaran punya kita, kalo lebih atau kurang maaf. Gue lagi kesel. Wid, kita pulang sekarang."
"Ga usah ka, kan ini kafenya Papa, masaan anaknya sendiri bayar sih?" Tolak Asta halus.
Ka Disha mengangguk pelan sambil mengambil uangnya kembali. "Kita duluan ya, Del, Ta." Kata Ka Gala. Lalu mereka berjalan menjauh.
*
"Gue boleh tau ga apa yang lo sama Ka Gala bicarain?" Tanya Asta saat kami di mobil - Asta mengantarku pulang.
And I tell him everything. Every single thing.
Muka Asta terlihat kaget dan lemas. "Gue butuh waktu untuk ngomong berdua aja sama lo. Tanpa ada penganggu kaya tadi. Hanya kita berdua."
Well, kata 'kita' ngebuat aku ngerasa ini sangat penting dan rahasia.
"Oke Ta."
Selang beberapa lama kemudian ...
"Kita udah sampe nih."
"Ya tau lah gue, kan ini rumah gue. Lo ga mau masuk dulu?"
"Engga deh, ada yang harus gue kasih tau ke bonyok gue. Bye Del."
*
Asta's POV
Aku harus ngasih tau Papa Mama kalo Ka Disha lama-lama inget dia siapa.
"Kaka tau ga ini foto siapa?" Tanyaku pada Ka Disha. Itu foto kami berdua saat masih kecil.
"Gue kok kayanya tau ini siapa ya, Ta. Rasanya dulu gue sering liat foto ini. Di kamar gue mungkin. Tapi dulu Ta. Tapi gue ga inget deh, mungkin fotonya mirip."
Foto ini emang kuambil dari kamar Kakak. Kakak hebat udah mulai inget.
"Ta, Lo tau ga sebenernya ada hubungan apa Adel sama Gala? Gue cemburu setiap mereka berdua."
Sama Kak aku juga cemburu. "Mungkin Cuma temen Kak."
Saat sampai di rumah aku langsung lari ke arah Mama dan Papa yang sedang duduk - menonton televisi.
"Pa, Ma, aku punya kabar baik!"
Asta's POV end.
*
AN
Aku terharu sendiri pas nulis bagian POV Asta :(
Oiya ada Disha di mulmed ya! Aku masih bingung nama panjangnya apa ya buat Disha?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Obsession
Teen FictionAdelia, cewe yang pengen punya gebetan tapi ga kesampaian. Pengen dianggap ada sama orang yang disukainya. Merasa engga perfect dengan rambut lurus panjang dan kulitnya yang putih. Bad girl tapi pinter. Adel ini langka. Penasaran kisahnya gimana...