1. Tukang usil

9.4K 337 17
                                    

"Kenapa kerjaan lo ganggu gue terus
Dasar tukang usil, jail, plus nyebelin."
- Levina Tifanka

***


Author

"Levina." panggil seseorang sambil berlari menghampiri gadis berambut panjang.

"Elo kenapa lari - lari kayak gitu?" ujar pemilik nama Levina itu.

"Gue cari lo ke mana - mana. Ternyata elo di sini. Itu anu, duh gimana ya." ucap seseorang yang memanggil Levina tadi. Seorang gadis dengan kaca mata yang bertengger manis di hidungnya.

Tetapi meskipun memakai kaca mata. Ia tak terlihat nerd. Karena memang dasarnya sudah cantik.

"Ada apa sih El?" tanya pemilik nama Levina tadi.

"Em itu. Eh gue belum mengerjakan PR Fisika, nyalin punya lo ya." jawabnya sambil senyam - senyum. Kemudian Levina menepuk jidatnya.

"Nyalin? Enak aja. Lo kenapa belum ngerjain Eliza Adannaya." ucap Levina.

Gadis berkaca mata tadi cemberut lalu melirik ke arah jam tangannya. "OMG 15 menit lagi Levi. Please.. Ayok ke kelas. Please.. Gue nyalin punya lo ya."

"Oke - oke." ucap Levina lalu bangkit dari duduknya.

Levina Tifanka, gadis cantik dengan senyuman manisnya. Biasanya orang - orang memanggilnya Levi. Dia mempunyai seorang sahabat bernama Eliza Adannaya. Sahabat masa kecilnya sampai sekarang.
Meskipun saat SMP tidak satu sekolahan tetapi tetap akrab. Sampai sekarang mereka satu sekolahan lagi. Yaitu di SMA Cendrawasih. Dan satu kelas, kelas X IPA 2.

"Mana bukunya Vi." ucap Eliza sambil tersenyum setelah mereka sampai di kelasnya.

"Ini. Elo kenapa bisa belum ngerjain sih? " tanya Levina.

"Semalem gue ketiduran Vi." ucap Eliza sambil tersenyum.

"Kebiasaan deh." sahut Levi.

"Akhirnya selesai." ucap Eliza saat menyelesaikan menulisnya. Dan tepat saat bel tanda masuk terdengar.

***

"Kantin yuk El. Laper gue." ucap Levina saat istirahat.

"Ayok." jawab Eliza. Lalu mereka berdua ke kantin.

"Wah, Levi ada Atha di kantin, keberuntungan elo nih." ucap Eliza setelah sampai di kantin.

"Em iya El. Duh jantung gue serasa mau copot" ucap Levi sambil mengatur nafasnya.

"Eh tu ada tempat duduk yang kosong, lumayan dekat Atha." ucap Eliza sambil menunjukan tempat yang kosong.

Lalu mereka duduk di tempat itu. Levina duduk menghadap ke arah sang pujaan hati. Sedangkan Eliza duduk di depan Levina.

"El gue gugup ni." ucap Levina. Tangannya gemeteran.

"Dibuat santai aja Vi. Gue pesenin makanan dulu ya." ucap Eliza lalu pergi meninggalkan Levina sendirian.

Athaya Bagaskara.Cowok most wanted di SMA Cendrawasih. Ia kelas X IPA 1.Cowok keren yang selalu jadi incaran murid - murid cewek di sini. Termasuk Levina. Gadis cantik itu suka dengan Athaya.

"Sendirian aja neng." ucap seseorang tiba - tiba langsung duduk di depan Levina sambil tersenyum.

"Lo gangguin gue tukang usil." ucap Levina kesal saat tahu siapa yang ada di depannya sekarang.

"Duh gak ada panggilan yang lainnya apa?" ucap seseorang yang di depan Levina.

"Gak. Itu cocok buat lo karena lo tukang usil, jail, plus nyebelin." jawab Levina.

"Devan, pergi itu tempat gue." ucap Eliza yang baru datang dan membawa nampan tempat makanan yang ia pesan.

"Sekarang tempat gue, lo bisa duduk di samping Levina kan atau samping gue." ucap pemilik nama Devan itu.

"Gak lo yang pindah. Gue pengen di depan Levi." ujar Eliza sambil mendengus kesal dan meletakkan nampannya di meja.

"Pergi Dev. Lo ganggu kita." ucap Levi.

Bukanya pergi Cowok manis itu malah mengambil minuman pesanan Levi dan menghabiskannya.

" DEVAN" teriak Levi saat Devan meminum minumannya.

"Apa sih Vi. Manggil - manggil gue, ngefans yak." ucapnya sambil tersenyum tak berdosa.

"Dasar tukang usil, jail plus nyebelin. Ganti minuman gue." ucap Levi marah.

"Ini minuman elo, kirain punya gue." ucap Devan santai, lalu meminum lagi sampai habis.

"Dev lo bisa gak sih sehari aja gak gangguin kita, terutama Levi. Seneng banget ngebangunin macan tidur." ucap Eliza sambil menghela nafas dan duduk di sambing Devan.

Ucapan Eliza yang terakhir membuat Levina semakin marah.

"Eliza Adannaya.Coba ulangi perkataan terakhir lo" ucap Levina, dengan aura marahnya.

"Eh duh gue keceplosankan. Gara - gara elo sih Dev. Duh sorry Levi, keceplosan gue." ucap Eliza sambil senyam - senyum.

"Kalian berdua cocok ya, sama - sama nyebelin. Jodoh ya." ucap Levina.

"Ogah gue. Amit - amit dah." jawab Eliza.

"Apalagi gue. Ogah banget. Mending sama elo Vi." ucap Devan.

"Apa sama gue. In your dream Devanka. Cepet sana pergi. Ganti minuman gue." ucap Levina.

"Masa gak mau sama gue? " ucap Devan sambil menaik - naikkan alisnya.

"Hish, ogah. Cepet sana ganti minuman gue." jawab Levina kesal.

Kemudian Devan tertawa dan bangkit dari duduknya. Mengacak rambut Levina kemudian kabur.

"DEVANKA PADANTYA." teriak Levina marah.

"Sabar Levi, jangan marah marah mulu, mending makan baksonya sekarang" ucap Eliza kemudian menyuapkan sesendok bakso ke mulutnya.

"Oke oke. Gue bisa bisa darah tinggi dekat sama Devan. Itu anak kurang kerjaan, seneng banget bikin gue marah." ucap Levina sambil mendengus kesal.

"Hai neng - neng cantik, abang Devan datang lagi." ucap seseorang dengan membawa 2 botol minuman dingin.

Kedua cewek yang sedang makan bakso itupun melirik sinis ke arah Devan.

"Ih serem, kalian kenapa lihat gue kayak gitu. Gue tahu gue tampan." ujarnya percaya diri.

"Idih. Sok kecakepan. Kenapa lo ke sini lagi tukang usil, jail plus nyebelin." ucap Levina sinis.

"Gue ke sini mau ngasih ini kok neng Levi cantik. Jangan marah - marah gitu dong. Abang takut." ucap Devan sambil dibuat - buat lalu tertawa. Dan sambil menyerahkan sebotol minuman yang ia bawa.

"Huek. Pengen muntah gue denger lo ngomong. El gue ke kelas dulu ya." ucap Levina kesal lalu bangkit dari duduknya dan mengambil minuman yang diberikan Devan. Setelah itu, ia berjalan meninggalkan Devan yang membuat hari - harinya selalu kesal.

Devanka Padantya. Cowok manis yang selalu membuat Levina marah. Ia sangat suka sekali mengganggu Levina. Usil, jail, nyebelin, itulah sifat Devan bagi Levina.

***


Finally, You [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang