16. Rela

2.1K 122 0
                                    

"Mengikhlaskannya. Yang tak mungkin jadi milik kita. Merelakannya. Meskipun hati kini terluka"
-Levina Tifanka

***

Author

Gadis cantik itu kini berjalan menuju kantin. Bersama Kiara, juga sahabatanya. Namun, langkah mereka terhenti ketika Kiara mengehentikan langkahnya.

"Eh kalian duluan aja ya, gue mau ke kamar mandi dulu." ucapnya kepada Levina dan Eliza.

"Gue temenin Ra." tawar Levina.

"Gak usah, gue sendiri aja." jawab Kiara.

"Oke." ucap Levina dan Eliza bersamaan.

Kemudian Kiara berjalan ke arah lain. Sedangkan Levina dan Eliza melanjutkan ke kantin. Sesampainya di sana, mereka langsung mencari tempat duduk dan memesan makan.

"El kok perasaan gue gak enak ya." ucap Levina setelah mendudukan dirinya di kursi.

"Perasaan lo aja kali Vi." jawab Eliza.

"Gue nyusul Kiara ya. Gue takut ada apa - apa." ucap Levina gelisah.

"Gue ikut deh." ucap Eliza lalu mereka pergi ke kamar mandi.

Sesampainya di sana mereka di kejutkan oleh suara yang sangat mereka kenal.

"Oh jadi lo pacarnya Atha" ucap sinis seseorang dari dalam kamar mandi.

"Gue, gue bukan pacarnya Atha" jawab seseorang yang pasti itu adalah Kiara.

"Carla buka pintunya" geram Levina sambil menggedor - gedor pintu kamar mandi itu.

"Lo gak usah ikut campur Levina." ucap Carla sesudah membuka pintu.

"Jangan ganggu Kiara. Kiara temen gue, kalau lo ganggu Kiara lo berurusan sama gue." ucap Levina tegas.

"Hahaha" tawa Carla sinis. "seharusnya elo bantu gue. Bukannya lo suka Atha" ucap Carla.

Levina diam. Entah kenapa ia menjadi bungkam. Kemudian Carla menjambak rambut Kiara.

"Lo gak pantes buat Atha, Kiara Ravella Putri. Gue yang pantes bersamanya. Bukan lo." ucap Carla marah.

"Carla hentikan." ucap Levina kaget atas perlakuan Carla.

"Rasa sakit jambakan gue gak seberaba, daripada rasa sakit hati gue Vi." ucap Carlaa sinis.

"Carla hentikan. Gue lapor ke BK kalau lo gak mau menghentikan." ucap Eliza mengancam.

"Gue gak takut. Silakan laporin gu-, auw sakit lepasin" ringis Carla, karena kini rambut indahnya dijambak oleh Levina.

"Kenapa? Sakit? Inilah yang dirasain Kiara saat ini. Ataupun yang gue rasain waktu itu." ucap Levina sinis. "Lepasin Kiara lo juga gue lepasin" lanjutnya.

"Gak akan" jawab Carla.

"Auw" ringis Carla ketika Levina menarik kencang rambutnya. "sakit bego." lanjutnya.

"Iya iya gue lepasin." ucap Carla kesal lalu melepaskan jambakannya.

Kemudian ia melangkah pergi. Baru satu langkah ia berhenti. Menatap Kiara dengan tatapan membunuh.

"Gue lepasin lo kali ini. Tapi gue gak bakal nyerah buat nyakitin orang yang merebut Atha dari gue." ucapnya sinis.

"Carla awas lo ya." geram Levina hendak mengejar Carla namun dihalangi oleh Eliza.

"Tahan emosi lo Vi." ucap Eliza menenangkan.

Lalu Levina menghela nafas dan melihat ke arah Kiara. " Lo gak papa kan Ra?"

"Iya gue gak papa kok. Makasih ya Vi." jawab Kiara sambil tersenyum.

"Lo harus lebih hati-hati lagi Ra. Yaudah kita balik ke kelas yuk." ucap Levina. Lalu Kiara membenarkan rambutnya dan melenggang pergi dari kamar mandi itu bersama Levina juga Eliza.

Sesampainya di depan kelas. Tangan Levina dicekal Eliza. Setelah Kiara sudah berada di dalam kelas.

"Ada apa El?" tanya Levina.

"Lo gak papa?" tanya Eliza balik.

"Gue gak papa kok." jawab Levina sambil tersenyum.

"Beneran Vi. Lo gak sakit hati? Setelah tahu kenyataannya kalau Kiara itu pacarnya Atha." ucap Eliza.

"Emang yang dibilang Carla tadi benar, kalau Atha sama Kiara pacaran?" tanya Levina dan dibalas anggukan kepala oleh Eliza.

Levina menghela nafas. "Sakit, pasti sakit El. Tapi entah kenapa hanya sedikit. Dan mungkin memang aku harus merelakan Atha bersama Kiara. Toh kalau jodoh juga sama gue. Mungkin Atha bukan jodoh gue El." jelas Levina sambil tersenyum.

"Sabar ya Vi. Lo pasti akan mendapatkan orang yang mencintai lo dengan tulus." ucap Eliza.

"Amin."

***

"Eliza." panggil Levina sambik berlari menghampiri Eliza.

"Lo kenapa Vi?" tanya Eliza yang melihat sahabatnya kini tengah ngos - ngosan.

"Kia, Kiara mana?" tanya Levina balik.

"Kiara udah balik mungkin sekarang di halte nunggu jemputan. Ada apa sih?"

"Kita harus cari Kiara. Tadi gue denger temennya Carla ngomong kalau Kiara bakal dicelakai Carla." ucap Levina lalu berlari menuju keluar sekolah.

Sesampainya di sana ia melihat kanan kiri. Mencari Kiara. Dan akhirnya ia menemukan Kiara yang kink telah menyebrangi jalan. Mata Levina juga menangkap sebuah mobil merah yang berlaju kecepatan tinggi menuju ke arah Kiara.

"KIARA" teriak Levina lalu berlari mendorong Kiara ke pinggir jalan. Sedangkan gadis itu kini tak sempat berlari menyelamatkan diri. Tubuhnya telah tertabrak oleh mobil berwarna merah itu. Sedangkan mobil yang menabrak melarikan diri.

Tubuh gadis itu terpental. Berguling - guling di jalan aspal. Darah segar mengalir menetes di aspal.

"LEVINA." panggil seseorang dari gerbang sekolah. Seseorang itu berlari menghampiri gadis itu.

"Lev bangun Lev." ucapnya gelisah sambil membawa kepala gadis itu ke pangkuannya.

"Lev gue mohon bertahanlah." bisik seseorang itu.

"Levina." panggil Eliza yang baru datang dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Eliza cepat ambil mobil lo." ucap seseorang yang memangku kepala Levina. Mendengar ucapan tegas dari seseorang itu membuat Eliza berlari ke dalam sekolah dan mengambil mobilnya.

"Lev bertahanlah. Gue sayang lo." bisik seseorang itu lagi.

"Mobilnya udah siap." ucap Eliza.

Lalu seseorang itu menggendong gadis yang kini berlumuran darah itu.

***

Finally, You [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang