5. Bersamanya

2.9K 145 1
                                    

" mampu berbicara denganmu itu adalah hal terindah. Berdekatan dengan itu membuatku bahagia"
- Levina Tifanka

-------------------------------------------------------------

Levina POV

"Pagi Mama, pagi Papa." ucapku saat memasuki ruang makan.

"Pagi juga sayang." ucap mereka bersamaan.

"Cie kompak." godaku

"Udah sarapan sini." ucap Mama

"Siap Ma." jawabku.

"Nanti Papa antar ya Lev." ucap Papa. Kalau di rumah mereka memang memanggilku Lev tidak Vi.

"Iya pa." jawabku.

"Papa udah selesai kamu selesain makannya dulu. Papa tunggu di mobil." ucap Papa lalu bangkit dan mencium kening Mama. Aku membalas ucapan Papa dengan menganggukan kepala.

"Ma Levi sudah kenyang. Levi berangkat ya. Assalamu'alaikum." ucapku sambil setelah meminum segelas air. Dan mencium punggung tangan Mama kemudian mencium pipi Mama.

"Wa'alaikum salam. Belajar yang bener Lev." jawab Mama. Aku menganggukan kepala.

***

"Terima kasih Papa." ucapku saat mobil Papa berhenti di depan gerbang sekolahku.

"Iya, nanti pulang Papa jemput juga. Mumpung kerjaan papa gak banyak." ucap Papa.

"Iya Pa, assalamu'alaikum." ucapku sambil mencium punggung tangan Papa.

"Wa'alaikum salam." jawab Papa. Lalu aku keluar dari mobil.

Aku berjalan melewati koridor - koridor sekolah ini. Sampai tiba di kelasku. Aku langsung duduk di bangku ku. Yang masih kosong, ternyata Eliza belum datang.

Sambil menunggu Eliza aku mengambik ponselku yang berada di tas dan aku chat Eliza.

Levina T.
El belum berangkat lo?

Baru saja mengirim pesan. Eliza sudah menjawab.

Eliza A.
Masih di jalan Vi. Lo udah sampai?

Levina T.
Udah. Baru sampai.

Setelah membalas aku meletakkan ponselku di meja dan mencari novel yang ada di tasku.

Aku membuka novel itu dan mulai membacanya. Meskipun aku membaca tapi aku merasakan ada yang lewat. Aku melirik sejenak ternyata adalah Devan. Namun ia tak menyapaku atau mengusiliku seperti biasanya. Ia hanya lewat.

"Pagi Levina." ucap gadis berkaca mata itu saat memasuki kelas.

"Pagi juga El." jawabku saat ia sudah duduk di sampingku.

"Dev lo kenapa tumben murung." ucap Eliza sambil memandang Devan.

"Gak papa." jawabnya singkat.

" Aneh." gumamku.

"Iya aneh Vi. Gak biasanya tuh orang kayak gitu." ucap Eliza, ternyata dia mendengar gumamku.

***

"Akhirnya pulang." ucap Eliza saat mendengar bel tanda pulang.

Lalu kita semua membereskan buku - buku di meja.

"Sekian pelajaran hari ini, wassalamu'alaikum Wr. Wb." ucap Bu Evi mengakiri pelajaran hari ini.

Drtt...Drtt....

Suara notification tanda kalau ada pesan terdengar. Aku membuka ponselku dan melihat siapa yang chat.

Finally, You [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang