Halo, Assalamualaikum.
Berhubung ini lagi ramadhan, novelnya Miss Raim And Her Bro~ndong di tangguhkan dulu dan di lanjutin sama Nikah Siri yang suasananya pas di bulan Ramadhan. Saya Akan update setiap hari dan insyaallah finish pada 1-2 syawal atau lebih cepat. Janji, ini Keren.
Selamat berpuasa, selamat membaca.
------------------
TIANA
"Kamu ingin bicara apa?" Tanyanya menatapku sambil tersenyum. Gayanya terlihat santai sekali sementara aku sudah was-was sejak pertama kali bertemu.
"Aku_"
"Minta traktir? Kamu tinggal pesan saja" katanya dengan nada angkuh. Realita laki-laki ini sama persis dengan apa yang aku kenal sebelumnya.
Aku menggeleng pelan, biasanya bila dia sudah mulai dengan sikap buruknya itu aku akan protes dan mulai berdebat dengannya. Tapi, kali ini benar-benar berat. Aku bahkan merasa tubuhku mulai panas dingin.
"Kenapa? Biasanya kamu akan protes, mana Tiana yang banyak bacot itu?"
Astaga, kumohon tolong jangan membuatku semakin sulit untuk membicarakannya. "Bisakah beri aku kesempatan untuk bicara?" Tanyaku. Ia mengangguk masih menatapku. "Aku,, menarik kembali kata-kataku"
"Hah?" Laki-laki itu bingung menatapku "Kata-kata apa?"
"Soal ajakanmu itu, dan kata-kataku" ya allah, ampunkan aku "Aku terima" ah, aku tak berani menatapnya. Tahan Tiana, jangan menangis.
"Apa kamu sedang bercanda?".
Agak memberanikan diri aku menatapnya "Aku butuh uang, dan pertanyaan itu, hmm... aku akan jawab ya"
"Kamu benar-benar sama saja dengan wanita lain" katanya menatapku remeh. "Bicaramu angkuh dan sok suci tapi ternyata kamu berani melakukan ini"
"Aku tidak butuh nasehatmu saat ini, terserah kamu mau anggap aku apa" aku harus terlihat setegar mungkin, jangan menangis... jangan menangis!. "Kalau kamu tidak berminat lagi, aku akan mencari_"
"Butuh berapa?" Tanyanya menatapku serius.
"50 juta" jawabku mantap. Angka itu sudah ku hapal di luar kepala untuk diungkapkan bulan-bulan ini.
"Heh!, 50 juta aku bisa mendapatkan banyak sepertimu. Lagi pula apa istimewanya kamu hingga aku harus membayar 50 juta?" Tanyanya remeh.
Ya allah, bicara ini saja sudah membuatku kehilangan harga diri. Tapi laki-laki ini malah semakin menjatuhkan harga diriku.
"Baiklah, bila kamu tidak mau aku akan mencari orang lain" kataku menarik tasku dan mulai beranjak pergi.
"50 juta kamu harus mendapatkan 10-20 laki-laki" katanya membuatku berhenti berdiri dan menatapnya. Tak bisakah dia menggunakan bahasa yang halus dan merendahkan nada bicaranya?. Orang-orang akan mendengar dan berangapan buruk padaku. "Lagi pula untuk apa uang 50 juta?"
Aku duduk kembali menatapnya dengan geram "Kamu ingin membantuku atau tidak?, aku memang tidak cantik, aku tidak ada apa-apanya._" ah sia-sia bicara dengan laki-laki ini "Maaf, lupakan saja" kataku meninggalkan laki-laki itu keluar dari kafe.
Di parkiran suara ponselku berbunyi.
"Ya dek?"
"Kakak dimana?" Tanya adik perempuanku yang berusia 15 tahun itu.
"Kakak dari rumah teman, ayah gimana Riana?"
"Ayah baik-baik saja, tadi dia tanyain kakak"
"Nanti sore kakak kesana sayang, bilang ayah ya? Kamu ada ketemu dokternya?"
"Belum kak, mungkin sore. Kakak sudah makan?"
"Sudah" jawabku berbohong "Kamu gimana?"
"Riana sudah, kakak hati-hati ya dijalan. Semoga ada yang bisa bantu kita"
"Aamiin" Seolah Aamiin adalah sebuah kata ajaib yang tiba-tiba membuat air mataku jatuh. Hhh, yaa allah.. Aku tau tidak ada cobaan melebihi kekuatan hambamu. Maka itu kuatkan aku. Jika engkau masih enggan memberi pertolongan, setidaknya berilah kekuatan dan ketabahan bagi kami.
"Masih disini?"
Suara itu mengagetkanku. Fadhil, laki-laki itu tiba-tiba saja berdiri dibelakangku entah sejak kapan. Aku buru-buru menyeka air mata.
"Sejak kapan kamu disini?"
"Hmm,, begini tampangmu ketika menangis?, kenapa? apa harga dirimu terluka karenaku?. Apa kamu merasa rendah karena menarik ulang kata-katamu itu?"
"Terserah kamulah, aku benar-benar salah orang untuk meminta bantuan" kataku meninggalkannya.
"Heh, tunggu dulu" katanya menarik lenganku. Aku buru-buru melepaskannya. "Kenapa?" Tanyanya menatapku remeh "Bukannya kamu sudah menarik kata-katamu bahwa kamu wanita yang berbeda, wanita yang menjunjung tinggi norma dan harga diri sebagai wanita?"
"Apa lagi Fadhil?" Tanyaku menatapnya "Belum puas?"
"Baiklah, aku menyetujuinya, 30"
Aku menatapnya mencari keseriusan dari laki-laki ini "Aku butuh 50"
"Hanya sekali saja kamu minta 50" protesnya "Atau 50 untuk satu minggu"
"Bisakah sekali saja?"
"Hah?, tidak jadi"
"Tiga hari"
Ia menatapku, "Apa menariknya dirimu?".
"Aku tidak pernah melakukan itu sebelumnya" jawabku pelan "Aku butuh uang itu dalam 3 hari ini"
"Benar-benar parah kamu Tiana, bagaimana aku bisa mempercayaimu?, mungkin saja kamu sudah pernah melakukan transaksi seperti ini sebelumnya, 50 juta aku bisa melamar gadis lain dan menjadikannya istri"
"Kau memang harus melakukan itu" jawabku enggan menatapnya.
"Apa maksudmu?"
"Menikah siri dan cerai ketika perjanjian itu selesai"
Laki-laki itu tertawa "Kamu sudah merancangnya dengan matang, apa kamu sudah sering melakukan ini?"
"Demi allah, aku tidak bernah berfikir bahwa aku akan melakukan hal ini. Kamu orang yang kumintai pertolongan karena aku merasa aku sudah akrab denganmu"
Sejenak fadhil diam, ia menatap selidik kearahku "Ayo masuk kemobil"
"Aku butuh uangnya sekarang"
Wajah laki-laki itu hampir terlihat kaget "Tiana!, kita bahkan baru bertemu".
@@@
Gimana?
Kepo = Kasih bintang, + Reading list
Biasa aja = Liat besok lagi untuk mastiin
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Siri (✔️)
Romance"Benar-benar parah kamu Tiana, bagaimana aku bisa mempercayaimu?, mungkin saja kamu sudah pernah melakukan transaksi seperti ini sebelumnya, 50 juta aku bisa melamar gadis lain dan menjadikannya istri!" "Kamu memang harus melakukan itu" jawabku en...