Bagian 22

20.7K 962 18
                                    

(Tiana)

Seandainya selama satu minggu kami seperti ini.

Solat berjamaah, makan bersama, menonton dan berdebat seperti ketika kami di dunia maya dulu. Aku bahkan bisa tertawa di samping masalah besar aku dan ayah.

"Fadhil"

"Hmm" jawabnya masih konsen menatap televisi.

"Sudah jam 9"

"lalu?" Ia masih fokus menatap telvisi. "Haa, apa kamu_" Ia menatapku dengan tatapan selidik.

"Bukaan!" Bantahku. Pasti dia mikir yang itu-itu. "Mau pulang" jawabku.

Ia merangkul bahuku yang duduk disampingnya untuk lebih dekat. "Kenapa?, masih ada 3 hari perjanjian"

"Hah?"

"Tidak, 6 hari" bisiknya di telingaku.

"Curang ya?"

"Perjanjian awalnya seperti apa?" Tanyanya balik "Apa perlu aku ambil surat perjanjiannya?"

"Aku..."

"Mulai deh pasang wajah melo lagi" katanya mencubit pipiku "Baiklah, aku mau kamu tetap disini dan aku memberimu uang belanja tiap bulan. Masak, cuci..."

"Aku tidak bisa" ucapku serius. Aku melepaskan pelukan Fadhil lalu beranjak mengambil tasku. Aku keluarkan uang 50 juta dari ayah dan berikan padanya.

"Tiana,, apa ini?"

"Maaf ini tidak sesuai perjanjian awal. Memang satu minggu itu tidak seperti yang tertera dalam lembar perjanjian itu. Maka dari itu aku minta maaf dan mengembalikan uangmu lagi. Apa yang terjadi lupakan saja. Aku harap setelah ini tolong ceraikan aku. Entah..." aku menelan ludah bersusah payah mengatakannya. "Entah pernikahan ini sah atau tidak, tapi aku sudah cukup berdosa dengan pilihanku ini. Aku minta maaf, terimaksih telah menjagaku selama ini"

Aku mendekatinya lalu mengecup pipinya pelan. Ia masih diam tak percaya.

"Tiana!, aku tidak bisa terima ini! Perjanjian adalah perjanjian Tiana!" Katanya ketika aku meninggalkannya.

"Kenapa kamu masih mempertahankan wanita murahan sepertiku?. Aku tidak pantas untuk semuanya Fadhil"

"Tiana!"

"Maaf' ucapku buru-buru meninggalkannya.

@@@

(Nar)

Wanita itu pasti masih berada di sekitar apartemen ini. Fadhil mengejarnya tanpa mempedulikan dirinya yang hanya bertelanjang dada. Geram hatinya melihat tingkah Tiana yang tak dapat diprediksi. Padahal baru saja mereka mulai berbaikan, baru saja wanita itu meminta maaf padanya dan membuat hatinya luluh. Tapi, tiba-tiba saja ia melakukan ini.

"Tiana!!" Ia menemukan wanita itu masih berjalan di parkiran. Fadhil mengejarnya dan berhasil menangkap wanita itu. "Takkan ku biarkan kau pergi begitu saja! Kau fikir aku mainanmu? Hah??!!"

"Tolong Fadhil, bantu aku menyelesaikan ini semua. Ini salah!, ini sudah buat banyak masalah bagi kita. Tolong jangan buat karma besar lagi untukku"

"Maksudmu ini salahku?"

Tiana menggeleng, ia berusaha melepaskan genggaman tangan Fadhil di pergelagan tangannya.

Nikah Siri (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang