Bagian 11

19.2K 958 2
                                    

"Jangan" bujukku pelan. Ia tersenyum sambil membelai rambutku.

"Kau benar-benar menggairahkan" katanya mendaratkan ciumannya ke leherku. Ah,, tolong aku...

Laki-laki itu memegang kedua kepalanya dan menatapku berang setelah beker itu mendarat di belakang kepalanya. Aku mendorongnya hingga pinggangnya terbentur meja kerja Fadhil. Aku buru-buru berlari membuka pintu apartemen itu, tapi begitu susah untuk dibuka. Saat ia akan mengejarku pilihan terakhirku adalah kamar mandi, masuk dan menguncinya dari dalam.

"Buka!!, buka wanita sialan!!" Teriakknya menerjang pintu itu. Aku harap pintu ini kokoh.

Ya allah, tolong aku aku tidak ingin ini terjadi. Sedang sebelumnya aku sudah melakukan kesalahan, bagaimana sekarang?. Aku melihat benda berwana merah persegi di atas wastafel. Benar!, itu ponsel Fadhil. Aku buru-buru mengambilnya dan ... siapa yang harus aku hubungi?. Menghubungi Fadhil tidak mungkin. Ini adalah rekayasa dia, dia yang menyuruh temannya untuk kemari dan meniduriku. Ayah? Karena hanya nomornya yang aku hapal?Tidak mungkin!. Aku melihat setiap kontak yang ada di ponsel itu. Sementara dari luar laki-laki itu tetap menggedor sambil membujuk aku untuk membukakan pintu.

Security!

Ah, tidak diangkat. Ya allah, selamatkan aku. Aku semakin takut ketika aku menyadari bahwa pintu itu mulai merenggang.

"Jika aku biSa dapatkan kau, kuperkosa kau habis-habisan dan membuatmu malu!!" Ancamnya.

Fadhil, aku tidak menyangka dia melakukan ini padaku. Aku fikir semua kebaikannya itu benar-benar tulus. Tapi ia menganggapku tak lebih dari seorang pelacur yang bisa di pakai oleh orang lain.

"Siapa?!!" Suara itu terdengar dari luar dan aku mendengar suara gedoran pintu. Tapi bukan pintu ini. Tidak ada suara dari laki-laki itu lagi, aku hanya mendengar suara pintu itu di buka dengan bantingan dan suara laki-laki yang meneriaki laki-laki itu. Tentu saja bukan Fadhil. Tapi suara mereka tiba-toba menghilang...

"Tiana" suara itu menggedor pintu kamar mandi. Ah, aku benar-benar takut. "Tiana buka pintu Tiana, ini abang Dino"

Benar, suara itu memang suara abang Dino. Kenapa dia sampai ada disini?. Aku berdiri dan membuka pintu perlahan. Laki-laki itu kaget melihatku dengan rambut acak-acakan dan kemeja yan berantakan. "Abang" spontan aku memeluk laki-laki itu. Aku benar-benar takut dan aku tak menyangka laki-laki itu tiba-tiba ada disini menyelamatkanku.

Bang Dino membawaku keluar. Ia memelukku erat dan merapikan rambutku. "Jelaskan pada abang apa yang terjadi?" Tanyanya "Kenapa laki-laki itu dan apartemen siapa ini?"

Aku menangis menatapnya, apa saatnya aku harus jujur?.

"Ceritakan pada abang Tiana" pintanya mengusap air mataku.

"Maafin Nana bang, Nana ..."

"Apa-apaan ini?!" Suara itu teriakan dan membuat aku dan bang Dino kaget. Kami menatap laki-laki yang berdiri diambang pintu itu dengan raut wajah marah. "Siapa kau?" Tanya Fadhil menatap bang Dino yang memelukku.

@@@

(Nar)

Fadhil melihat mobil Gunawan terparkir di depan gedung apartemennya. Ia fikir temannya itu mungkin menemuinya di apartemennya. Ketika ia memasuki lobi, dua satpam berbincang serius di depan bahkan mengabaikannya yang baru datang. Ia tidak menemukan bang Lukman yang dimintainya tolong untuk membelikan Tiana obat.

"Apa gadis itu sudah minum obat?" batinnya. Tapi ia kaget melihat pintu apartemennya terbuka dan lebih kaget lagi melihat Tiana sedang berpelukan dengan seorang laki-laki. Wanita itu benar-benar hebat menutupi kepolosannya.

"Apa-apaan ini?" Tanyanya menahan amarah. Ia mendekati mereka yang kaget, tapi tidak melepaskan pelukan mesra itu. "Siapa kau?" Tanyanya menatap laki-laki berkulit gelap dengan rambut ikal itu.

Laki-laki itu melepaskan Tiana dan menatap Fadhil dengan tatapan balasan. "Kau yang siapa, hah??"

"Jauhi gadis itu!" Perintahnya menatap Tiana yang bersembunyi dibalik punggung laki-laki itu.

"Apa hak mu?!"

"Dia milikku!!" Suara itu lebih seperti teriakan dan membuat mata laki-laki itu terbelalak. "Keluar!!"

Tampak Tiana berbisik kepada laki-laki itu. Matanya basah dan raut wajahnya menunjukkan ia shok.

"Tidak akan!!"

"Keluar dari apartemen ini dan lepaskan genggamanmu dari gadis itu!!" Teriaknya berang.

Fadhil berjalan mendekati Tiana dan menariknya. Tapi laki-laki itu menangkis tangan Fadhil. "Takkan kubiarkan otak germomu itu melukai Nana lagi. Dia tidak bisa diklaim sebagai milikmu" katanya dengan suara tertekan "Laki-laki biadab!!" Teriak laki-laki itu hendak melayangkan kepalan tinjunya kearah Fadhil.

"Hentikan!"

Nikah Siri (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang