Bagian 19

18.3K 920 15
                                    

(TIANA)

"Ada apa sebenarnya? Tolong ceritakan padaku"

"Bukan apa-apa"

"Anton tolonglah"

Lama Anton diam "ini masalah dia dan temannya"

"Apa? Siapa?"

"Namanya Gunawan. Teman sekantor kami, dia melaporkan Fadhil atas tindak kekerasan yg dilakukan Fadhil padanya"

Ya allah, Gunawan? Gunawan itu yang mana? "Laki-laki berkaca mata itu?"

"Kau tau?"

Aku diam, ada ayah ada disampingku menunggu aku menceritakan sesuatu dengan wajah penasarannya.

"Sebentar ayah" kataku meninggalkan ayah memasuki kamar.

"Waktu Fadhil menyuruhnya ke apartemen itu dan menjual aku untuknya"

"Astaga!, benarkah? Itu tidak mungkin Tiana!. Kapan?"

"Hari minggu" jawabku. Aku ceritakan apa yang terjadi sore itu pada Anton.

"Aku benar-benar tidak tau tentang ini" katanya "Dengar Tiana, aku tidak yakin Fadhil rela melakukan itu. Sore itu kami menunggu Gunawan ditempat biasa. Guna menagih hutang taruhan bola, tapi tidak datang. Malamnya aku sudah melihat Fadhil dengan lebam diwajahnya. Dia bilang telah puas menghajar seseorang. Kau tau, selama ini aku tak pernah tau dia suka berkelahi seperti ini. Ini pasti masalahnya lebih besar dari pada taruhan. Mungkin juga ada hubungannya denganmu"

"Mungkin karna rencana mereka gagal"

"Tidak, apa kau yakin dia memang menjualmu? Apakah dia mengatakannya?"

"Dia tidak pernah membantah, dia memang bersikap seolah itu benar. Meski saat ini aku selalu menyangkal semuanya" ceritaku lirih. Sakit hati ini mengingat semua kejadian itu.

"Tiana, dia tidak pernah cerita semua tentang itu. Bahkan dia tidak bisa membantu untuk bercerita kejadian sebenarnya agar kami bisa membebaskan dia. Aku yakin dia tidak salah, aku tidak yakin dia menjualmu pada Gunawan. Sore itu dia mencari Gunawan untuk membayar hutangnya"

"Entahlah, kalaupun benar dia menjualku pada Gunawan, aku bisa apa?. Fadhil telah menganggapku bukan apa-apa baginya. Makanya dia melakukannya, merendahkanku dan berbuat semena-mena padaku"

"Tiana"

Aku menangis, perasaanku bergemuruh. Nafas ini terasa sesak... "Bodohnya aku mencintainya, biarkan diriku ada disisinya meski dia menyakitiku"

"Tolong bantu dia untuk bebas Anton, setidaknya biarkan aku habiskan 2 hari perjanjian ini. Lalu setelah itu aku akan pergi jauh darinya"

"Tiana, kalian menikah,, tak perlu menjauhinya"

"Siri lebih tepatnya, perlukan kujelaskan bahwa itu semua karena aku menjual diri kepadanya seharga 50 juta. Aku sudah hina, wanita yang diimpikannya bukan seperti aku. Bukan orang yang memandang rendah sebuah pernikahan dan kehormatan"

Ah, bahkan aku sudah seperti wanita murahan mengatakan ini.

"Aku yakin itu tidak seperti yang kau fikir, aku yakin masalah ini karena Guna. Laki-laki itu memang bejat otaknya. Bantu aku untuk membuat keterangan Tiana. Bantu aku kumpulkan bukti bahwa Fadhil tidak bersalah. Pasti ada alasan untuk semua ini"

"Bagaimana bila kesaksianku membuat masalah baru?"

"Kita ancam guna untuk mencabut tuntutannya"

@@@

"Ayah mana dek?" Tanyaku setiba dirumah.

Adik perempuan yang berjarak 4 tahun dariku itu menggeleng tanpa menoleh kepadaku. "Habis taraweh mungkin lgsung ke rumah abah" jawabnya "kakak dari mana?"

"Kakak nemuin teman, ada urusan dek" jawabku "Oh iya, uang daftar ulang kapan bayar sisanya dek?"

"Lusa kak, rencana pake tabungan Riana saja kak bayarnya"

"Lha, itukan untuk fieldtrip kamu dek. Nanti kakak usahain bayarnya"

"Gak apa-apa kak, Riana gak enak nyusahin kakak. Kakak udah banyak hutang untuk bayar rumah sama biaya operasi ayah"

"Dengan menjual diri ke laki-laki itu?"

"Ayah?"

"Ayah kok ngomong gitu?" Riana menatap ayahnya tak percaya. Tapi aku menatapnya dengan rasa takut yang amat sangat.

"Ayah tidak pernah mengajarkan anak ayah untuk berbohong!, apalagi menjual diri kepada laki-laki demi uang!. Itu bukan anak ayah, bukan!!"

Ya Allah, ayah tau semua dari mana?.

"Ayah, Tiana.."

"Jangan panggil aku ayah!!, aku tidak punya anak yang suka berbohong dan menjual diri!!"

Aku mendekati ayah dan bersujud di kakinya.

Ya allah, ampunkan aku,,, ampunkan aku,,,

"Maafkan Tiana ayah,, maafkan Tiana... Tiana bisa jelaskan semua yah" tangisku di kakinya.

"Kamu mengucap maaf setelah salahmu diketahui. Kemana selama ini? Kamu senang membohongi ayah dan membuat ayah malu? Hah?"

"Ampunkan Tiana ayah, Tiana tidak punya..."

"Ayah kecewa sama kamu Tiana,, sangat kecewaa!!, ayah kecewa anak yang ayah sayangi melakukan dosa seperti itu! Ayah kecewa!!" Katanya menangis.

"Lebih baik ayah menderita kesakitan dan mati daripada melihat anak ayah yang tidak bermartabat seperti ini!!. Lebih baik tinggal di kontrakan kecil dari pada memiliki anak yang tidak ingat dosa seperti kamu!!"

"Ayaah,, ayahh,,, Tiana minta ampun yaah!!, Tiana minta maaf"

"Kak, kakak kenapa melakukan ini semua kak?" Riana menangis bersimpuh di dekat ayah tak jauh dariku. "Biar Riana gak sekolah dari pada harus melihat kakak melakukan ini. Tiana gak rela semuanya dipertaruhkan dengan kakak... Gak relaa"

"Ini, balikkan uang ini ke laki-laki itu, terserah kamu mau apa, ayah tidak akan peduli lagi" ketika aku mendengar tumpukan uang itu jatuh di sampingku, ayah pergi meninggalkan aku tanpa mempedulikan aku yg bersujud di kakinya.

"Ampunkan Tiana yahh,, ampunkan Tiana. Ayaah"

Ya allah,, apakah ini karma itu?

@@@

Nikah Siri (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang