Bagian 5

23.3K 1.2K 3
                                    

Salahkah aku atas pilihan ini?. Aku memilih dia untuk membantu masalah ini tapi dia tak pernah menghargaiku sedikitpun. Pilihanku membuatku semakin dianggap tidak ada apa-apanya. Ah, aku memang tidak ada apa-apanya lagi. Ini semua sudah kulakukan karena pilihan dan keputusanku sendiri. Aku harus sadar bahwa aku adalah wanita yang dinikahi siri untuk pemuas saja. Setelah itu, seminggu lagi aku akan berstatus janda dan tak lebih dari seorang pelacur.

Sehabis magrib dia datang, tanpa mengucap salam. Setelah meletak tasnya dia langsung saja mandi tanpa mempedulikanku. Padahal aku tau dia melihatku.

Lama aku menunggu di meja makan hingga melihatnya datang dengan kaos berlengan pendek dan celana panjangnya. Aku buru-buru menghidangkan nasi di atas meja. "Sudah makan? Aku sudah masak"

"Aku masih kenyang" jawabnya mengambil air es di kulkas. Aku menatapnya yang meneguk air itu. Aku berharap setelah ini dia akan memasang wajah lembut padaku. "Kenapa?" Tanyanya berhenti munum dan meletak gelasnya diatas meja. Ia menghampiriku dan memasang raut wajah aneh.

Aku melihat gelagat aneh dari matanya itu. Kian lama ia kian mendekat hingga membuatku spontan mundur beberapa langkah. Ah!, dinding ini mengepungku.

"Seharusnya kau hanya melakukan kewajibanmu di atas ranjang saja" katanya semakin dekat. Matanya menatap satu persatu bola mataku hingga aku merasa takut. Otak laki-laki ini telah di penuhi oleh hal mesum. "Aku lapar" bisiknya pelan di tepi telingaku.

"Ka.. kkalau lapar seharusnya duduk di sana, bukan..."

"Aku ingin kau"

"Tapi, aku.. Aku tidak bisa" kataku mendorongnya.

"Kenapa? Kau seharusnya melakukan ini!, jangan bersikap sok suci, aku tau siapa kau sebenarnya. Munafik!"

"Astagfirullahal adzim..."

"Beristigfarlah sebanyak kau bisa" katanya berbalik mengambil gelas yang dipakainya minum tadi. Lalu meneguk air es itu.

Ada rasa sesak di dada ini mendengar kata-katanya itu. Ya allah, ampunkan aku... aku tau ini jalan yang salah... aku sudah tak berarti lagi sebagai wanita dengan pilihanku ini. Ampunkan aku... tegarkan aku hingga aku menyelesaikan ini semua. "Aku minta maaf" kataku meninggalkannya menuju kamar mandi. Aku tidak bisa menahan ini sendiri dan tidak menangis. Tapi tidak didepannya...

@@@

Aku ketiduran di kamar mandi, entah ini sudah jam berapa. Tapi tiba-tiba aku mendengar suara di luar. Apakah Fadhil mengajak teman-temannya kemari?. Lalu aku bagaimana?.

Aku membuka pintu itu perlahan dan melihat dua orang temannya di atas tempat tidur. Tapi kemana Fadhil?. Apa dia berencana...Tidak! Itu tidak boleh terjadi. Lalu aku harus bagaimana?. Ah tidak mungkin, mungkin mereka sedang bertamu. Tapi seharusnya Fadhil tau aku ada apartemen ini dan melarang temannya masuk. Atau jangan-jangan itu benar. Dia akan menjualku untuk mendapatkan uangnya kembali.

Kamar mandi yang tak jauh dari pintu apartemen itu buat aku lebih mudah untuk kabur. Perlahan aku keluar dan menutup kembali pintu itu pelan-pelan. Ya allah, tolong selamatkan aku. Aku tidak berharap akan terjadi seperti itu.

Aku melangkah turun ke lantai bawah, tapi aku tidak tau harus kemana.

"Tiana!!" Suara itu mengagetkanku. Terlebih ketika aku mengetahui bahwa itu adalah Fadhil. Apa dia akan menyeretku kekamar itu?. Aku buru-buru berlari menuju lobi tapi ia mengejar dan sempat menahan tanganku. "Mau kemana?" Tanyanya dengan wajah yang garang. "Ayo" ajaknya menarik paksa aku ke lift, tapi ia memutar menuju tangga darurat.

"Fadhil lepaskan!" Sergahku menghentak lenganku untuk lepas dari genggamannya. Ia menatapku dengan nafas yang terengah, begitu pula aku.

"Aku takkan biarkan kau menipuku dengan lari begitu saja!" Sergahnya menunjuk kearah wajahku dengan geram.

Cukup!, kamu sudah kelewatan. "Kamu selama ini tidak pernah mengerti aku, pernahkah kamu berfikir bagaimana perasaan aku saat kamu merendahkan aku?, 50 juta, karena pilihanku untuk 50 juta itu kamu memperlakukan aku seperti ini. Aku memang orang miskin, tapi aku tidak pernah melanggar janjiku pada siapapun. Apalagi menipu orang" belaku menangis "Aku akan lakukan itu tapi bisakah kau melakukannya dengan sedikit rasa hormat dan cinta? Aku akan lakukan apa yang kamu mau tapi tolong jangan jual aku dengan teman-temanmu. Aku hanya ingin melakukannya dengan satu orang dengan..."

"Aku bosan mendengar teori munafikmu itu!" Katanya menarikku lagi.

"Aku tidak bisa!! Aku tidak bisa!!!" Teriakku menarik lenganku. "Fadhil ini salah,, aku mohon, lepaskan aku sehari saja,, aku ingin pulang" desahku lirih,, aku bersimpuh dianak tangga itu masih menangis.

"Pulanglah!, ketika kau menginjak trotoar itu, kau akan kuceraikan. Setelah itu aku akan lakukan apa yang bisa membuatmu malu dengan harga dirimu yang sok tinggi itu!!" Katanya meninggalkanku.

@@@

Wew

Nikah Siri (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang