Two Feeling

204 104 35
                                    

Apakah perasaan ini salah? Semua ini hanya tentang kebimbangan dan luka.

2 bulan kemudian....

Hari-harinya telah silam berlalu. Semuanya terjadi begitu saja. Semakin tidak jelas arah tujuan utamanya. Merasa santai saat terus berinteraksi. Bahkan semakin dekat. Perasaannya juga tidak bisa dijelaskan. Ia hanya mencoba untuk tidak menaruh nya pada siapapun.

Sudah cukup. Kayla ingin cepat menyelesaikan semuanya dan kembali pada prinsip awalnya. Meski ia tidak tahu, bagaimana akhir dari semuanya. Meski ia tidak tahu, pahit atau manis yang akan ia terima.

"Kaylaaa!!"

"Ampun buu."

"Kenapa bisa?! Kamu nggak ngerjain tugas sejarah yang ibu kasih?! Kamu pikir kamu itu anak yang punya sekolah ini, hah?!!"

"Saya bukannya nggak ngerjain bu, tapi tugasnya keting---"

"Alasan!!"

"Bener kok bu."

"Kamu itu ngeremehin ibu, ya? Udah berapa kali kamu nggak ngumpulin tugas dari ibu?!"

"Baru tiga kali bu, sama yang sekarang."

"Kalo diomelin tuh diam! Mikir, kamu tuh salah! Malah nyaut terus!"

"Tadi kan ibu nanya, ya saya jawab lah."

"Diam! Otak kamu tuh dimana sih?! Cuman kamu doang yang sekarang nggak ngumpulin tugas dari ibu!! Tugas itu tuh penting buat bantu nilai semesteran kamu!

"Saya juga nggak ngumpulin bu." Sahut Rey.

Seisi kelas tercengang sejenak langsung melihat ke arah Rey. Lagi asik-asiknya seluruh murid x ips 2 menonton adegan ini. Adegan yang lazim seperti biasanya perdebatan antara guru kiler dengan Kayla. Seketika Rey berkata bahwa ia juga tidak mengumpulkan tugas tersebut? Itu adalah hal yang sulit dipercaya mengingat Rey adalah siswa yang rajin di kelas x ips 2.

"Kamu juga nggak ngumpulin Rey?"

"Iya bu, tugas saya ketinggalan."

"Tugas saya juga ketinggalan bu." Teriak Bagas.

"Apa-apaan ini?! Siapa lagi yang nggak ngumpulin? Atau yang bukunya ketinggalan? Yang nggak ngerjain atau alibi lainnya?" Bu Rika bertanya. Tapi seisi kelas hanya diam menggelengkan kepala, menandakan bahwa mereka semua mengerjakan.

"Bagus. Untuk kalian bertiga, keluar dari pelajaran ibu, sekarang! Ibu kasih kesempatan, besok hari terakhir untuk mengumpulkan makalahnya."

Alsa, Rey, dan Bagas berjalan menuju keluar dari ruang kelas.

"Eh tunggu. Kalian bertiga, nih ambil. Kerjain di kertas dua lembar. Kalo dikeluarin doang mah malah ngebuat kalian senang bukannya menyesal! Terutama Kayla."

Kayla langsung melirik sinis ke arah bu Rika. Ia selalu saja di hardik.

*****

"Lo berdua kenapa nggak ngerjain makalahnya?" Tanya Kayla usai menelan bakso nya.

"Gue ngerjain kok."

"Gue juga ngerjain."

"Lah, terus? Kenapa---"

"Biar gue bisa nemenin lo dihukum." Jawab Bagas santai sambil mengigit es batu sisa es cappuccino nya tadi.

"Gue juga. Sekali-sekali lah gue ngerasain dihukum. Kalo nggak ada gue, apa bisa lo ngerjain soal-soal di lembaran kertas tadi?" Rey selalu meremehkan.

Seperti Musim yang Sementara [Completed]Where stories live. Discover now