Anda tidak akan pernah memiliki masa depan yang baik jika pikiran anda masih berada dalam bayang-bayang masa lalu. Karena masa lalu adalah tempat yang baik untuk dikunjungi, namun ia bukan tempat yang cocok untuk ditinggali.
Hari kemarin sangat berarti. Kayla telah melepaskan rasa rindu bersama kedua orang yang selama ini ia nantikan akan bertemu.
Pikiran yang selalu menoleh ke masa lalu membuat rusak masa depannya sendiri. Ia tidak mau seperti Alva yang sudah terlanjur ngancurin dirinya sendiri.
Ia harus menerima kenyataan dan kembali melanjutkan hidupnya dengan baik. Bersama kedua orang tuanya yang mungkin ia akan mencoba untuk membuka hatinya, secara perlahan membicarakan semuanya agar diungkapkan dengan cara yang baik kepada papa David.
Bahwa ia tidak suka terlalu di kekang dan butuh sedikit kebebasan bersama teman-teman sebaya nya. Dan biarkanlah papa Rio sekarang bahagia dengan wanita pilihan yang ia cintai.
Kayla juga harus berusaha semaksimal mungkin agar sering bertemu dengan Alva. Agar ia bisa mendorong Alva sedikit demi sedikit untuk kembali berubah pada keadaan normal yang jauh dari kenakalan remaja, dan kembali bersekolah penuh untuk mengejar prestasi serta cita-citanya.
*****
Kayla: Bagas, gue pengen ngomong sama lo. Gue tau lo benci sama gue tapi tolong.. luangin waktu sebentar aja buat ketemu sama gue.
(send one message)*drrt- notification
Bagas: Dimana?Alsa: Di depan danau, sekarang.
*****
"Gas, maafin gue ya."
Bagas hanya menghiraukan, tidak ada balasan.
"Jawab gas. Gue minta maaf."
"Percuma Kay. Lo udah terlanjur matahin dua perasaan sekaligus." Akhirnya ia membuka suaranya.
"Ya maaf, gue juga nggak tau kalau akhirnya bakal kayak gini. Gue ngelakuin semuanya juga demi kepuasan hati gue. Feeling gue seolah bilang kalo gue harus bertanggung jawab dengan cara lain. Dan kayak ginilah cara yang gue pilih. Care sama Rey tapi dengan maksud tertentu."
"Pas Rey nyatain perasaannya ke lo, apa nggak ada sedikitpun balasan kecil dari hati lo?"
"Engga."
"Lo bohong."
"Gue serius."
"Enggak Kay. Lo muna."
"Oke iya! Iya kalo sebenernya gue juga suka sama Rey. Puas lo?"
Jantung Bagas seperti copot. Dadanya begitu sesak mendengar pernyataan menusuk yang baru saja Kayla lontarkan. Seharusnya ia tidak memaksa Kayla untuk mengatakan kalimat yang tidak ia harapkan. Kini, yang bisa ia lakukan hanyalah menahan semua rasa pedih yang amat sangat mengecewakan itu.
"Tapi gue terlambat, karena gue baru nyadar kalo perasaan itu ternyata ada."
"Itu semua karena lo terlalu muna."
"Bukan Gas, gue terlalu berambisi untuk ngejaga prinsip keanak-anakan itu.
Semenjak bokap sama nyokap gue pisah, dan semenjak nyokap gue nikah lagi sama pria yang punya sifat terlalu over ngelarang gue ini itu, saat itu gue kayak janji sama diri gue sendiri untuk putus interaksi sama setiap cowok manapun. Karena menurut gue semua cowok tuh sama aja."
"Hhh-bocah! Lo pikir rumah tangga orang tua gue berjalan mulus? Enggak. Nyokap gue itu udah berkali-kali nikah, mungkin karena perselingkuhan udah jadi kebiasaan."
"Heh nggak boleh ngomong gitu!"
"Gue mah ngomong sesuai fakta kali. Nyokap gue emang kayak gitu, suka bawa cowo kerumah. Terus kalo udah kaya gini, apa harus, gue juga bikin prinsip bocah kayak lo? Ngejauh dari semua perempuan di hidup gue karena semua perempuan itu sama aja? Enggak, kan?!"
"Gas, gue minta maaf lagi. Serius, nggak seharusnya lo ceritain semuanya secara blak-blakan gini ke gue. Maafin gue Gas."
"Minta maaf mulu. Yauda lah udah terlanjur."
"Perasaan lo hancur nggak sih?"
"Ya, gimana ya. Kalo masalah sedih mah nggak bisa di jelasin lagi. Batin gue tersiksa mulu punya nyokap kaya gitu. Sekolah juga kan jadi nggak bisa sepenuhnya konsentrasi. Tapi mau gimana lagi, mungkin emang gini jalan hidup gue. Yang terpenting itu gue masih punya bokap, jadi dia yang ngebiayain hidup serta pendidikan gue sampai saat ini."
Kayla kaku. Lidahnya bingung ingin berkata apalagi. Ia tidak menyangka, Bagas yang selama ini terlihat tidak mempunyai masalah sebenarnya mempunyai masalah yang bahkan lebih menyakitkan dari apa yang ia hadapi.
Ternyata benar. Sakit yang terdalam adalah yang tidak terlihat oleh mata, dan kesedihan yang terdalam adalah yang tidak terucap oleh kata. Bagas berhasil menutupi semua duka jalan hidupnya tanpa sebuah tindakan yang buruk.
"Eh Kay.."
"Iyaa Gas."
"Tadi lo bilang, lo udah terlambat ya?"
"Iya. Gue terlambat paham tentang perasaan gue untuk Rey."
"Bukan soal itu Kay, lo emang bener-bener udah terlambat."
"Maksudnya?"
"Iya. Soalnya 2 hari lagi Rey bakalan take-off ke Palembang."
"Ha demi apa lo?"
"Kali ini gue serius. Karena ada permasalahan di perusahaan bokapnya, jadi mereka sekeluarga pindah ke Palembang. Dan Rey juga bakal ngelanjutin SMA nya disana."
Palembang memang masih termasuk dalam ruang lingkup Indonesia. Tapi itu cukup jauh, Jakarta-Palembang. Jarak yang tidak bisa Kayla bayangkan, berapa banyak macam kerinduan yang akan ia rasakan nantinya.
Melihat keadaan orang tuanya yang tegas, mana boleh Kayla pergi ke Palembang hanya untuk kerumah teman. Atau karena keadaan orang tuanya yang sangat sibuk bekerja, sampai kapan Kayla harus menunggu waktu agar ia bisa berlibur sekeluarga ke Palembang dan bertemu dengan Rey?
Seluruh raga Kayla seketika melemas, kelopak matanya sayu. Wajahnya bertanda seperti bimbang antara masih belum percaya atau tidak sanggup menerima kenyataan. Tidak ada kata yang lebih tepat, karena Kayla benar-benar menyesali perbuatannya.
*****
Sehabis dari danau, Kayla pergi kerumah Mauren. Ia juga sudah menelfon Andira untuk datang kerumah Mauren agar mereka bertiga dapat berkumpul.
Disana, Kayla menceritakan semuanya. Ia memberitahu seluruhnya. Tentang kecelakaan Rey karena ulahnya, semua kebaikan palsu yang ia berikan untuk Rey dan Bagas hanya untuk membuat hatinya puas karena merasa sudah bertanggung jawab.
Juga tentang masa lalu keluarganya. Tentang aib perceraian itu serta membongkar identitas yang selama ini kedua sahabatnya belum tahu bahwa David hanyalah papa tirinya. Semuanya sudah selesai.
Mungkin butuh waktu yang lama untuk kedua sahabat nya dapat mencerna apa yang Kayla ceritakan. Sifat Kayla yang selalu ngejauh dari laki-laki ulah ancurnya rumah tangga kedua orang tuanya, Kayla anak broken home dan Mauren serta Andira menyesal tidak berusaha untuk mencari tahu.
Disisi lain, ada kekecewaan dibalik penyesalan. Penyesalan akan suatu hal yang sudah terlanjur terjadi, serta kekecewaan yang akan dirasakan selepas penyesalan tersebut.
***
YOU ARE READING
Seperti Musim yang Sementara [Completed]
Teen FictionTepat ditengah malam mataku memejam Tapi tak ada yang kutemukan Debar juga binar saat irismu lenyap Entah karena kisah diantara kita yang telah lewat Atau esensiku bagimu yang tak lagi sama Aku menyelam diantara kalut pikiran Mencari jejak- je...