Birthday Sadness

141 67 19
                                    

3 minggu kemudian...

Kayla akan mengakhiri semuanya. Kaki kanan Rey sembuh total dan sudah bisa berjalan normal kembali. Sudah cukup untuk menyelesaikan sikap pedulinya selama ini.

Kayla merasa tidak perlu lagi bersikap baik dengan Rey maupun sahabatnya, Bagas. Karena yang kemarin ia lakukan hanyalah kepura-puraan agar ia tidak terlalu menyesal dan menutupi kesalahannya.

Kayla tidak bisa, bahwa ia yang menyebabkan semuanya terjadi dan harus berlaga seperti orang asing layaknya bukan ia yang mengatas namakan kejadian itu. Ia tidak akan pernah merasa pantas untuk hidup jika ia melakukannya.

Maka itu ia memilih jalan hidupnya sendiri. Ia mendekati Rey berawal dari sahabatnya, Bagas. Hingga sekarang hubungan mereka memang akrab dan semua yang Kayla lakukan disaat selalu baik kepada Rey, selalu menolong Rey saat kesulitan pada kakinya.

Itu sungguh-sungguh ia lakukan tidak lebih hanya untuk membuat batinnya tenang. Hanya untuk membuat dirinya seperti sudah bertanggung jawab sepenuhnya melalui cara yang ia pilih itu.

Saat ia berpikir bagaimana cara untuk mengakhirinya, saat itu pula ia harus mengakhiri semuanya.

Kayla harus kembali pada jati diri dan prinsip hidupnya. Ia harus kembali pada sifat asli yang sesungguhnya. Ia tidak mau hidup dibalik topeng kepura-puraan lagi.

Karena dirinya yang sebenarnya adalah dirinya yang serius, kasar, punya wibawa, ia disegani. Dan satu, ia tidak suka berinteraksi dengan lawan jenisnya yang mengatasnamakan pria.

*****

Pagi hari saat jam pelajaran kedua di hari jumat.

"Kay, coba liat deh kaki kanan gue." Rey menepuk pundak Kayla, dari awal Rey dan Bagas memang duduk tepat pada bangku didepan Kayla.

Kayla mengabaikannya karena sibuk dengan pena dan selembar kertas berisikan soal-soal ekonomi.

"Kay.."

Rey mengetuk meja Kayla. Kayla menjadi risih, Rey mengundang emosinya.

"Ahela apaan sih!" Kayla berhasil menepis tangan Rey yang berada dimeja nya, untuk kemudian ia kembali mengerjakan soal.

*****

Saat bel istirahat berbunyi, Kayla ke ruang kelas kedua sahabatnya untuk pergi ke kantin bersama. Ia tidak peduli akan Rey atau Bagas yang biasanya mereka bertiga langsung terburu ke kantin bersama, tapi kali ini tidak lagi.

Kayla, Andira dan Mauren memesan bakso, kemudian Kayla yang membawa sebuah nampan berisikan tiga mangkuk bakso miliknya dan kedua sahabatnya itu.

Ia melihat Rey dan Bagas tengah terduduk berdua dibangku yang biasa mereka berlima tempati setiap hari, sambil memakan mangkuk berisikan mie ayam.

Tapi hari ini tidak. Rey yang tersenyum seolah paham ketiga cewek tersebut akan duduk ditempat ini seperti biasanya, Bagas yang sedari tadi ingin mengeluarkan senyum hangatnya, seketika semua terasa sirna saat tahu Kayla terus berjalan lurus kedepan, membuat jarak, dan tanpa sekalipun menolehkan pandangannya ke arah mereka.

Kayla mengajak Mauren dan Andira untuk duduk di meja berbeda yang tidak cukup jauh hingga mereka masih bisa untuk saling memainkan bola mata menatap satu sama lain.

Rey dan Bagas tidak habis pikir. Ia masih terus lamat-lamat memberi tatapannya untuk Kayla. Tapi Kayla masih enjoy tak acuh layaknya orang yang tidak saling mengenal.

Hingga akhirnya Kayla menoleh. Bibirnya datar seperti memang untuk melihat orang lain semata. Tapi tatapannya...ia memberi tatapan sinis seolah membenci.

Seperti Musim yang Sementara [Completed]Where stories live. Discover now