28

167 17 0
                                    

Dilan POV

Pagi ini gue frecllas tapi dia kelas nadila ada pa komar guru bhs.sunda.

Gue liat nadila cuma murung diem dan tiduran di mejanya apa dia beneran sakit? Dia selalu ceria tapi sekarang? Kaya bukan nadila yang aku kenal.

Gue takut nadila kenapa-napa akhirnya gue masuk ke kelas dia dengan sopan biar dapet izin dari pa komar.

Gue liat pa komar asik membaca koranya.

"Assalamualaikum pa" katague sambil ngetuk pintu.

Gue bisa liat semua orang pandagan matanya tertuju ke arah gue termasuk nadila yang saat itu kaget.

"Ya, dilan ada perlu apa?" kata pa komar sambil membenarkan kacamatanya.

Gue nyamperin pa komar dan setengah berbisik ke pa komar.

" pa ada yang lagi sakit"
"Siapa lan?" kata pa komar mengikuti aku yang berbisik.
"Namanya nadila prameswari hanindita, dia sakit malarindu dilan pa" kataku.
"Terus apa?" kata pa komar.
"Masa terus apa, ya harus segera dilarikan ke uks itu bahaya pa" kataku.
"Mana yang namanya nadila" kata pa komar berteriak kepada seluruh siswa dikelas.
" Saya pa" kata nadila mengangkat tanganya lemas mukanya lebih pucat dari tadi.
"Nah liat pa, pucet bgt itu bahaya banget ini pa" kataku ke pakomar kembali berbisik.
" yasudah nadila kamu ke uks sama dilan, kalo bisa pulang aja kamu pucet bgt itu nanti pingsan kenapa penyakit apa dilan tadi?" kata pa komar menanyakan padaku.
"Malarindu pa" kataku membuat semua siswa tertawa.

Aku segera menghampiri nadila dan membawa dia keluar dari kelas.

"Maksud kamu apa?" tanya nadila.

"Kamu pucet, aku takut kamu kenapa-napa" kataku pelan.

"Kamu itu selalu bertindak semaunya ini bukan sekolahan punya nene moyang kamu dilan" jawab sepertinya ia marah.

"Nadila aku cuma takut" kataku kali ini memelas.

"Aku pgn ke warung mang kucay" kata nadila.

"Kamu ngajak aku bolos?" kataku.

"Ya" kata nadila singkat.

"Yaudah tunggu disini jgn kemana-mana aku mau bawa motor aku kewarung bi eli setelah itu kita kabur lewat pintu belakang" kataku kenadila dia hanya menjawab dengan anggukan lemah.

Cuaca siang ini cukup terik di jalan dago, bandung kali ini panas aku dan nadila melewati gedung-gedung tinggi nadila memeluku dari belakang aku senang bersama nadila,aku senang cara dia bicara,aku senang ketika dia senyum,ketika dia salah tingkah karna perkataanku ketika nadila mau memeluku diatas motor semua yang ada dinadila aku senang.

Nadila beda dengan perempuan lain, aku tau mood nadila sedang tidak baik,aku pikir semua wanita akan mengajak prianya ke mall,atau kesalon ketika mood mereka sedang buruk tapi tidak dengan nadila dia beda dia mengajaku ke warung mang kucay warung sederhana, bahkan hanya warung dengan terpal warung biasa aku ngopi bersama geng-geng motor.

Diwarung mang kucay memang tenang indah masih banyak kebun-kebun teh,masih asri dan sejuk belum ada gedung-gedung tinggi seperti di kota.

Aku dan nadila cuma diam tidak ada obrolan ketika dijalan,perempuan gasuka ditanya kalo lagi ancur mood aku mengerti itu.

Sesampainya disanaaa..

"Eh ada orang pacaran" kata mang kucay ke arahku dan nadila.

"Mang, kalo pacar kita lagi marah biasanya di kasih apa ya biar gamarah"kataku.

"Oh ini ceritanya lagi marahan nih,yaudah deh mamang bikinin es teh aja ya biar otaknya ga panas" kata mang kucay meninggalkanku dan nadila untuk ngobrol berdua.

"Jadi ada apa kamu ngajak aku kesini" tanyaku kepada nadila.

"Aku marah" kata nadila.

"Kenapa,aku salah?"

"Siapa yang tadi pagi sama kamu" kata nadila ternyata ini alasan dia diam.

"Oh dia" kataku singkat.

"Iya dia, dia siapa?" kata nadila semakin mendesaku.

"Dia perempuan" kataku ke nadila.

"Iya aku tau dia perempuan,maksudku nama dia siapa" tanya nadila.

"Dia devita sahabatku" kataku boong.

"Kamu bilang bundamu" kata nadila.

"Maap aku boong,aku gamau kamu sedih" kataku kali ini serius.

"Aku lebih sedih kalo kamu boong"  kata nadila.

"Nadila dia sahabat aku dia minta anter ke sekolah kasian nanti dia nganggep aku lupa diri semenjak punya kamu, dia suka aku,aku juga suka dia tapi dulu,sekarang dia pgn jadi kamu" kataku ke nadila.

"Kenapa pgn jadi aku?" nadila.

"Biar aku suka sama dia" kataku dan kali ini nadila tersenyum.

Dia selalu memafkan apapun kesalahkanku maap nadila aku berbohong aku cuma takut devita tau kalo aku sekarang serius sama kamu,aku takut devita bilang ke kamu kalo aku manfaatin kamu,aku bukan takut kehilangan devita/uang,aku takut kehilangan kamu nadila aku harap kamu mengerti maksudku.

Hai- hai vote dan coment jgn lupa👅

NADILA&DILANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang