*Niall POV*
Setelah kejadian pertengkaranku dengan Al tadi siang di belakang sekolah, aku berpikir lebih baik untuk kabur lewat dinding belakang sekolah. Karena aku malu untuk menunjukkan wajahku yang lebam di depan Lily.
Akhirnya aku memutuskan untuk tidak langsung pulang kerumah tapi malah pergi ke taman dan meninggalkan tasku dikelas. Aku duduk di kursi yang berada di bawah sebuah pohon besar.
Apa yang dikatakan oleh Al tadi benar? Bahwa mereka sudah pacaran.
Kenapa Lily tidak memberitahuku atau aku saja yang terlalu kudet, hah? Padahal aku sudah jatuh hati pada Lily.
Tiba-tiba ponsel dari dalam saku celanaku bergetar menandakan ada pesan masuk. Saat aku membuka ponsel milikku ternyata pesan itu berasal dari seseorang yang sedang ada di dalam otakku, Lily.
‘’to : Niall
Hey boy, kau dimana?’’ aku ingin membalas pesan dari Lily tetapi emosiku masih ada, jadi aku lebih baik untuk tidak membalasnya.
5 menit kemudian ponselku bergetar kembali. Ternyata pesan kedua dari Lily.
’’to : Niall
Kau kenapa?’’ emosiku tidak bisa tertahan lagi, aku memutuskan untuk mematikan ponselku dan memilih untuk tidur disini sampai jam 2.
‘’Kenapa kau tiduran disini?’’ aku terlonjak kaget ketika mendengar suara cewe dari arah sebelahku. Lantas aku membuka mata dan mengarahkan pandanganku kearah cewe yang berdiri di sebelahku. Dia menggunakan seragam sekolah yang sama denganku.
‘’Bukan urusanmu’’ jawabku ketus.
‘’Memang sih bukan urusanku tapi mungkin kita mempunyai masalah yang sama’’ siapa sih cewe ini cerewet banget?
‘’jangan sok tau’’ aku kembali tiduran diatas kursi yang berada dibawah pohon itu.
‘’aku Riana Alexandra, dan kayaknya kita satu sekolah’’ mataku masih terpejam tetapi aku mendengar semua yang ia ucapkan
‘’Niall’’ jawabku singkat. Malahan terlalu singkat.
‘’udah gitu aja? Pendek banget ya nama kamu’’ aku langsung duduk dan menatap gadis itu, ia punya rambut blonde, mata coklat, kulitnya putih,tinggi dan aku baru sadar bahwa aku melihat kearahnya dari tadi sontak aku langsung mengalihkan pandanganku kearah lainnya.
‘’Niall James Horan, aku anak kelas 12 ipa’’ aku menyenderkan kepalaku di kursi
‘’sama, tapi kita gak sekelas’’ ia ikut duduk di sebelahku ‘’kau kenapa disini sendirian’’.
‘’masalah pribadi’’ aku tidak ingin menceritakan yang kualami tadi pagi sama gadis aneh ini.
‘’oh ayolah, aku orang yang bisa menjaga rahasia’’ aku menggelengkan kepalaku ‘’orang yang lagi kesusahan biasanya butuh tempat cerita loh, jangan dipendam entar dendam’’
Akhirnya aku menyerah.
‘’well, aku menyukai seorang gadis namanya Lily. Baru kenal sih tapi aku yakin ia orang yang baik’’
‘’mana masalahnya?’’ Riana mengeryitkan matanya.
‘’tapi Lily udah pacaran sama Al. Albani, cowo playboy anak pemilik sekolah kita’’
‘’oh aku tau dengan Al, terus kamu cemburu?’’ Riana menghadapkan badannya ke arahku
‘’iyalah’’ anak ini polos banget atau memang gak ngerti? ‘’kamu kenapa kabur?’’
‘’aku selalu dibully sama temen-temen dan aku gak punya temen’’ halah, masalah anak cewe ini.
‘’dasar anak cewe, masalahnya pasti begituan’’ aku menghadapkan wajahku kearahnya ‘’tapi sedih juga sih gak punya temen’’ aku memasang wajah sok sedih dan ikut prihatin atas masalah yang sedang ia hadapi.halah.
‘’kamu mau gak jadi temen aku? Aku tau kamu cowo tapi—‘’
‘’iya’’ omongannya terpotong oleh omonganku. Yah, jujur aku sangat butuh teman sekarang.
Aku dan Riana berbicara cukup lama sampai akhirnya aku melihat jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul dua. Jam pulang sekolah.
‘’Riana? Aku pulang dulu’’ aku berdiri sambil menunggu jawaban darinya
‘’iya, kamu bisa panggil aku Ana aja. Boleh aku minta nomor hp kamu?’’ aku sedikit berpikir soalnya aku gak pernah ngasih nomor hp aku keorang yang baru aku kenal dalam beberapa jam.
‘’iya deh’’ aku menyebutkan nomor hp ku dan setelah itu berjalan pulang ke rumah.
Sesampainya dirumah aku membuka pintu yang ternyata tidak dikunci.
‘’sepi’’ aku berbicara pelan bisa dibilang seperti bisikan.
Aku menuju kamarku dan langsung berbaring diatas tempat tidur.
Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku harus menjauhi Lily untuk beberapa waktu? Tapi sampai kapan?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Does He Know? || n.h
Fanfictionsekeras apapun aku berusaha untuk melupakanmu, sekuat apapun aku menahan cemburu ketika melihatmu dengannya. Tetap saja aku tidak bisa melupakan semuanya dan begitu cemburu saat melihatmu bersama dia. Dan aku sadar kaulah yang kucari selama ini.