hurt

1.3K 151 6
                                    

*Niall POV*

Hari ini sekolah kami libur. Aku tidak mempunyai kerjaan saat libur begini.

Akhirnya aku memutuskan untuk berkeliling disekitar blok rumah ku.

Setelah beberapa menit berkeliling aku merasa lelah dan akhirnya aku memutuskan untuk duduk didekat taman bermain.

"boleh aku duduk disebelahmu" aku menghadap asal suara itu.

"boleh" aku mengangguk disertai gadis itu yang sedang duduk disampingku.

"em....kenalkan, aku Syena" Aku melihat gadis itu menyodorkan tangannya.

"aku Niall" aku segera bersalaman dengan Syena.

"tampaknya kau masih SMA" Aku menganggukan kepalaku padanya.

"aku murid pindahan. Dan besok aku akan sekolah di International London Senior High School" balas Syena.

"aku juga sekolah disana" jawabku.

"hahaha, mengasyikan! kita bisa berteman kan?" tanyanya padaku.

"ya, dengan senang hati"

*Syena POV*

"ya dengan senang hati"

Yeah Niall kau telah masuk kedalam permainanku dan kau akan terjebak dalam permainan ini. Aku akan mendapatkanmu dengan mudah.

''kau sendirian?'' aku memecahkan keheningan yang tercipta antara kami berdua.

''begitulah'' Niall mengidikan bahunya.

Kenapa dia begitu akrab dengan orang yang baru dia kenal seperti aku. Ahh sudahlah, itu malah bagus untukku.

''kenapa tidak berkeliling dengan pacarmu'' well, aku pura pura tidak tau bahwa dia punya pacar atau tidak. Itu hanya tipuan.

''pacar?''

''kau ramah dan kau tampan, pasti sudah mempunyai pacar bukan?''

''hahahaha. aku tidak punya'' dia tersenyum padaku. Oh Tuhan, senyumnya manis sekali. Ini alasan mengapa aku menyukainya.

''aku tidak percaya'' jawabku sedikit tertawa.

''aku benar benar tidak punya. Tapi...'' Niall berdeham ''ada satu gadis yang aku sukai''

Aku yakin, yang dimaksudkannya itu pasti Lily.

''kau sudah menembaknya?''

''hampir'' raut wajah Niall yangs senang menjadi sedih.

''maksudmu hampir?''

''sudahlah tidak usah dibahas dia juga tidak akan suka denganku dan dia tidak akan jadi pacarku''

Akulah yang akan jadi pacarmu.

''itu sakit'' ucapku dengan nada sedih.

''sangat sakit''

Setelah beberapa menit berbincang bincang dengan Niall, aku berpamitan pergi dan langsung pergi ke restorant untuk menemui Al (Albani).

''wooy'' aku memukul meja, tempat Al duduk. Dan Aku membuatnya terkejut karena Al sedang melamun ''kenapa?''

''Lily''

Dia lagi, dia lagi.

''Aku putus dengannya''

''APA'' nada bicaraku sedikit memekik dan hasilnya pengunjung restorant langsung mengarahkan pandangannya kearah kami.

Jika Al dan Lily putus, rencana aku dan Al bisa bisa hancur.

''kau tidak boleh putus dengannya'' Al langsung mengarahkan pandangannya kemataku.

''aku juga tidak mau''

''apa yang kau lakukan sampai sampai Lily memutusi mu?'' aku mulai geram dengan Al.

''aku mengerjai Niall. Dan ternyata dia mengetahuinya'' dia ini bodoh sekali.

''kau bodoh! jika begini. Aku tidak bisa mendapatkan Niall dengan cepat. Bisa bisa Niall semakin dekat dengan Lily. AKU PUSING''

''bukan kau saja yang pusing. AKU JUGA!'' balas Al dengan nada marah.

Alhasil, aku pergi dari restorant itu. Baru kali ini aku mempunyai teman sebodoh Al.

Aku harus secepatnya memikirkan rencana baru untuk selanjutnya. Harus.

*****

maaf banget yah pendek:(

author lagi males-.- hoho

gimme vote or comment:):)

Does He Know? || n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang