the game was started

1.3K 159 4
                                    

*Al POV*

Pulang sekolah, aku sudah ada janji untuk bertemu Syena. Dia temanku di SMP. Aku pernah jatuh cinta sama Syena, tapi ternyata Syena sudah punya pacar dan itu membuatku sedikit frustasi, hahahaha.

Setelah bel sekolah berbunyi, aku langsung pergi ke sebuah mall. Oh iya, belakangan ini Lily sering jalan dengan Niall. Rasanya aku ingin mengahabisi Niall.

Setelah 10 menit, akhirnya aku sampai dimall dekat sekolahku. Aku langsung menuju starbucks, dan aku melihat seorang perempuan berambut coklat tua, memakai jeans dan baju kaus.

‘’OMG Syena. Kau sangat cantik sekarang’’ aku langsung duduk didepan Syena.

‘’hei Al’’ Syena menghadap kearahku. Dia cantik sekali melebihi Lily.

‘’kau sangat cantik sekarang’’ pujiku.

‘’hahahaha, mungkinlah’’ dia tersenyum kearahku.

‘’kau sendirian kesini?’’

‘’ya, kau bisa lihat sendiri. Aku kesini sendiri’’ Aku hanya mengangguk ‘’oh iya, untuk apa kau mengajakku bertemu?’’

‘’sebenarnya ini masalahku, tapi tolong! Bisakah kau membantuku’’ Syena tidak mengerti omonganku ‘’aku punya pacar namanya Lily....’’ aku menceritakan semua tentang Lily termasuk Niall ‘’dan masalahnya adalah, sekarang dia cuek sekali denganku dan malah dekat dengan Niall’’

‘’itu masalah besar’’ sangat besar.

‘’bisakah kau membantuku?’’ Syena menganggukan kepalanya. Aku sudah menyusun semua rencana untuk membuat Niall dan Lily jauh.

Let’s start the game.

*Niall POV*

Sesampainya dirumah setelah pulang sekolah, aku langsung menuju kamarku. Otakku sudah tidak berfungsi lagi karena pelajaran. Huh, kau harus sabar Niall, hanya tinggal 11 bulan lagi dan kau akan terbebas dari sekolah. Tapi, itu berarti aku harus berpisah dengan Lily. Ahh, ini tambah menyusahkan.

Belakangan ini, aku dan Lily semakin dekat. Tak tau mengapa, Lily sedikit cuek dengan Al. Apa mereka sedang berantem? Ahahaha. Baguslah! Artinya banyak kesempatan untuk mendapatkan Lily.

Aku semakin tergila-gila dengan Lily. Dia anak yang lucu, asik dan cerewet.

Aku merasakan ponselku bergetar dari dalam saku celana sekolah yang masih aku pakai dan melihat ada telfon masuk dari orang yang tidak dikenal.

‘’JAUHI LILY! ATAU LILY AKAN MATI’’ oh God! Apalagi ini. Suaranya adalah seorang perempuan, siapa dia?

‘’kau siapa, hah? Aku tidak takut denganmu. Langkahi dulu aku, sebelum kau ingin membunuh Lily’’

‘’SAAT KALIAN SUDAH SELESAI SEKOLAH, AKAN BANYAK MASALAH YANG MUNCUL DANTARA KALIAN BERDUA! DAN KAU, TIDAK PERLU TAU SIAPA AKU’’

‘’kau PENGECUT!’’ aku menekankan satu kata terakhir.

‘’JUST WAIT, THE GAME WAS STARTED’’ game? Oh aku tau, pasti dia sudah merencanakan ini.

‘’sayangnya aku tidak takut dengan game murahan mu’’

‘’LILY AKAN MATI DIHADAPANMU’’ seketika aku membeku mendengar jawabannya. LILY.AKAN.MATI.DIHADAPANMU. TIDAK! aku tidak akan membiarkan Lily mati hanya karena aku yang membuat masalah. Lebih baik aku menjauhinya daripada membuatnya tidak bernyawa lagi.

‘’oke, Aku akan menjauhi Lily. Tapi ingat janjimu’’

‘’DEAL’’ aku langsung membantingkan ponselku kearah lantai. Aku tidak peduli dengan ponsel itu.

Baru saja aku bisa mendekatinya dan banyak sekali peluang untukku. Harus ada seseorang yang menghalanginya. Apa aku memang tidak pantas untuk Lily? Apa aku memang harus merelakan Lily? Apa mungkin semua caraku untuk mendekatinya lebih baik disudahi?.

Air mataku sudah tidak bisa ditahan lagi. Aku gila dengan semua ini. Pertama Riana yang sudah aku sia-siakan, kedua Lily yang terus-terus tidak bisa aku gapai hatinya dan setelah itu apa lagi?

Aku melihat foto Lily yang terpajang didinding kamarku. Lily tersenyum manis difoto itu. Aku terus mengelus wajah Lily dari foto itu dan membantingkannya kearah pintu.

‘’AKU BENCI SEMUA ORANG’’ emosiku sudah tidak bisa aku tahan lagi ‘’AKU BENCI DIRIKU SENDIRI’’ lebih baik aku mati daripada harus menjadi orang bodoh yang terus mengharapkan cinta Lily.

Aku mengambil pecahan kaca dari bingkai foto yang kulemparkan tadi. Perlahan-lahan menggoreskannya kearah nadi ditanganku. Setetes darah mulai turun dari pergelangan tanganku yang akhirnya terus mengalir tanpa berhenti.

Aku merasakan  penglihatanku mulai kabur dan kepalaku sangat pusing. Akhirnya semua menjadi gelap. ‘BIARKAN AKU MATI’.

Does He Know? || n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang