a. (Prolog)

4.2K 295 79
                                    

Pagi yang selalu sama. Teriakan menggema yang bisa saja menewaskan pendengaran dan mood yang bahkan belum tersusun sempurna. Memang seperti itulah kehidupan gadis dengan empat kakak laki-laki yang biasa dipanggil-

"Kim Dahyun!"

Yeah, selalu saja suara Jiwook selaku anak sulung keluarga Park memulai aksi berisik di pagi buta. Dahyun dengan mata setengah terbuka mau tidak mau berjalan menghampiri kakak tertuanya yang sedang duduk di meja makan kosong tanpa makanan.

"Astaga lihat lah, anak gadis keluarga Park! Jam segini baru bangun. Kau tidak malu dengan kakakmu yang sudah memakai jas dan parfum mahal ini, hah?" ocehnya tanpa jeda.

Dahyun yang berdiri di depan pintu kamar memilih berjalan masuk kembali ke kamar tidurnya.

"Yak! Dahyun-ah. Buatkan aku serelac," teriak Jiwook.

Sepuluh menit kemudian. Tidak ada yang terjadi, Dahyun tidak keluar lagi dari kamar.

"Dahyun mana, Hyeong?" tanya Jimin, sang jagoan keempat dari keluarga Park. Ia menggeser kursi di samping Jiwook dan mendudukinya.

"Di kamarnya," jawab Jiwook menyendok serelac dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya asik berselancar dilayar ponsel. Iya, akhirnya ia membuat makanan wajibnya itu dengan tangan sendiri.

"Dia tidak ke sekolah?" gumam Jimin beranjak dari tempat duduk lalu berjalan menghampiri kamar Dahyun.

"Min, buatkan kopi dong," pinta Chanyeol anak kedua keluarga Park yang sibuk di perusahaan milik almarhum Tuan Park.

"Iya, Hyeong, nanti. Jimin mau membangunkan Dahyun dulu," ucap Jimin melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Cklek

"Eh Jim-Jim, kenapa pagi-pagi buka kamar anak perawan?" teriak Mingyu putra ketiga keluarga Park. Ia baru saja keluar dari kamar yang kebetulan bersebelahan dengan kamar Dahyun.

Jimin memandang malas ke arah Mingyu. Lagipula ia kakak kandung Dahyun, hendak berbuat apa memangnya? Masih banyak gadis yang mengejar dan merebutkan ketulusan hatinya, tapi tunggu! Apa bisa pria yang suka gonta-ganti pasangan dianggap tulus? "Membangunkan Dahyun, Hyeong!" jawab Jimin dengan nada malas.

Jimin berjalan masuk ke dalam kamar menghampiri Dahyun yang tidur tengkurap dengan pakaian baby doll lengan panjang. Jimin mengusap mata bengapnya berulang kali. Ia melihat bercak darah di bagian pantat Dahyun. Seketika Jimin berteriak heboh, ia kira adik perempuannya sudah tidak perawan lagi. Ah apa yang Jimin pikirkan! Dahyun bahkan tidak satu kamar dengan pria mana pun.

"kyaaa~~" teriak Jimin, membuat seisi rumah terkejut.

Ketiga kakaknya berlari ke kamar Dahyun, mengontrol ada kejadian apa yang membuat adiknya berteriak histeris di pagi hari. Dahyun memalingkan wajah mengarah ke tembok setelah mendengar teriakan Jimin.

"Dahyun, bangun lah!" perintah Mingyu khawatir. Sepertinya Mingyu juga termakan aksi berlebihan dari seorang Jimin.

"YAK! Bangunlah, Bodoh," sentak Chanyeol yang duduk di tepi ranjang single size milik Dahyun.

"Uri Dahyun, bangunlah. Ada noda darah di celanamu, lihat lah," ucap Jiwook menahan isaknya. Maaf, Jiwook memang berprofesi sebagai body guard, tapi ketahuilah hatinya selembut butiran salju, dan yeah ... sedingin itu pula.

"Oppa bicara apa? Hah!" jawab Dahyun terkejut.

"Itu!" tunjuk Jimin ke bagian celana Dahyun dengan menuntup mulutnya tak percaya.

Stupid Brothers || ᴷᴰᴴ.ˢᴷᶻ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang