c. (Underwear)

2.1K 191 41
                                    

"Dahyun kau sudah siap?" tanya Jiwook.

Ketiga jagoan Park telah berangkat untuk melakukan aktivitas mereka masing-masing. Tinggal tersisa Dahyun dan Jiwook di rumah. Mereka akan pergi ke rumah sakit kemudian pergi ke supermarket untuk belanja underwear seperti yang Dahyun minta.

"Sudah daritadi Dahyun siap, Ahjussi!" ucap Dahyun menyandarkan tubuhnya di sofa depan TV dengan malas sembari bermain ponsel.

Park Jiwook, kakak tertuanya itu sempat tertidur disaat ia menunggu Dahyun bersiap diri. Ketika ia telah tertidur pria berbadan kekar itu akan susah di bangunkan.

"Kenapa kau tak bilang? Dan jam berapa ini?" tanya Jiwook melihat jam tangannya. "Astaga jam 2 siang!" pekiknya terkejut. Ia memang mudah tertidur, entah karena banyaknya pekerjaan atau memang itu bawaan dari lahir.

"Kenapa kau tak bilang, sih?" teriaknya berlari ke kamar untuk bersiap diri.

Dahyun juga bingung setiap kakak tertuanya itu tidur, karena dia tak dapat membedakan apa itu tidur atau pingsan.

Sepuluh menit bersiap diri. Dengan kacamata hitamnya Jiwook telah siap menemani adik perempuannya ke rumah sakit. Sebagai seorang bodyguard, tentu saja ia terbiasa dengan dandanan serba hitam berpakain rapi.

"Ke rumah sakit, 'kan?" tanya Jiwook.

Dahyun menggeleng. "Perut Dahyun sudah tidak sakit," jawabnya mengerucutkan bibir. Lamanya menunggu sang kakak sadar dari tidur membuat sakit di bagian perutnya reda.

"Kita langsung ke supermarket saja, beli underwear," tambah Dahyun berdiri mengambil tas kecilnya.

"Tapi, Oppa tunggu di tempat parkir saja ya!" bujuknya hati-hati.

"No, you must stay beside me!" tolak Dahyun dengan tegas.

Jiwook menutup rapat matanya. Malu? Sudah pasti, bayangkan saja seorang pria perjaka memasuki area khusus wanita. Bisa saja ia dikira punya kelainan psikis. Namun jika bukan karena adik bungsunya ia tak akan senekad ini.

"Oh, Ahjussi tidak mau menemani adikmu ini?" tuduh Dahyun meninggikan suaranya. Bukan bermaksud durhaka, ia hanya senang membuat kakak tertuanya itu marah. Kebahagiaan Dahyun itu saat melihat sosok keibuan Jiwook muncul seperti berteriak, memaki, mengomel dan sejenisnya. Tak jarang satu-satunya putri Tuan Park itu malah menahan tawa jika Jiwook memarahinya.

Jiwook menggeleng cepat. "Lalu apa? Ahjussi takut Dahyun menurunkan image Ahjussi sebagai body guard artis?" cerca Dahyun menduga-duga.

"Tentu saja tidak! Oppa takut kelelahan saja karena nanti malam harus menami Jessica Jung syuting di luar kota," jelas Jiwook, menjadikan majikannya sebagai alasan. Tanpa ingin memperpanjang perdebatan ia pun merapikan pakaiannya dengan memperhatikan pantulan diri di layar hitam TV flat 30 inc.

"Aish, selalu saja Ahjussi ini pandai beralasan," gumam Dahyun, "Bagaimana bisa dia bekerja dengan wanita jutek seperti itu!?" lirihnya.

"Siapa yang Jutek?" tanya Jiwook mendengar adiknya mengeluarkan mantra dari mulutnya.

"Jessica Jung, Dia tidak memberikan waktu sedikit pun saat aku minta foto bersama," jawab Dahyun mengerucutkan bibirnya sebal saat mengingat dirinya pernah menjadi korban acuh tak acuh oleh Jessica.

"Dia lebih tua darimu, panggil Eonni!" tutur Jiwook. "Dia hanya lelah Dahyun! Mengertilah menjadi artis tidak semudah yang orang lihat," jelas Jiwook mencoba membuat adiknya paham. Dahyun hanya mencebik mendengar penuturan kakaknya yang membela orang lain.

Stupid Brothers || ᴷᴰᴴ.ˢᴷᶻ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang