d. (Destroyer)

1.5K 156 30
                                    

Belanja underwear dengan kakak tertua telah dilalui. Malam ini Dahyun harus menyiapkan pelajaran untuk besok, dan menanyakan tugas yang ia lalaikan saat tidak masuk sekolah kepada teman sebangkunya.

"Oppa mau antarkan tapi traktir mie ramen di kedai tepi jalan, oke?" ucap Jimin mencoba bernegosiasi dengan Dahyun.

"Oppa kenapa pakai syarat itu?" tanya Dahyun mencebikkan bibirnya kesal.

"Kita harus saling menguntungkan Dahyun, namanya simbiosis mutualisme. You know?" terang Jimin membenarkan posisi tidurnya. "Lagian, kenapa tidak sekalian di antar Jiwook Hyeong sih?" lanjutnya bingung.

"Ahjussi tadi ada jadwal malam, Oppa! Ku mohon antarkan Dahyun, ya?" pinta Dahyun diakhiri rengekan maut yang biasanya tidak pernah menembus tebeng pertahanan seorang Jimin.

Jimin menggeleng kuat, ia kini memejamkan matanya berusaha untuk tidak goyah. Dahyun yang duduk di samping Jimin memakinya tanpa bersuara.

"Oke, fine! Awas saja jika meminta Dahyun mencucikan celana dalam Oppa," ancam Dahyun berdiri dari duduknya. Jimin yang memejamkan matanya hanya mencibir tidak peduli.

"Huh," dengus Dahyun, ia berjalan meninggalkan kamar Jimin dan pergi menuju kamar Chanyeol. Sebelum benar-benar melangkahkan kakinya, diam-diam Dahyun mengambil kunci motor Jimin yang tergeletak di atas nakas kamar untuk ia sembunyikan, supaya Jimin sebelum berangkat sekolah akan mencarinya di setiap sela rumah megah itu.

"Inilah balasan yang pantas kau dapatkan, wahai Oppa durhaka!" gumamnya berjalan meninggalkan kamar Jimin.

Dahyun kini mencoba meminta bantuan Chanyeol. Ia membuka pintu kamar kakaknya itu dengan hati-hati. "Oppa ganteng!" lirih Dahyun berjalan mengendap-endap.

"Ada apa, Hyun?" tanya Chanyeol tanpa mengalihkan pandangan dari laptop yang bertengger di atas pahanya.

"Jadi begini Oppa, kau 'kan yang melarang Dahyun keluar rumah tanpa ditemani orang dewasa," tutur Dahyun mulai merayu kakaknya.

"Iya, lalu?"

"Dahyun butuh seseorang untuk menemaniku ke rumah Mark Lee, teman sebangku Dahyun untuk mengambil buku matematika," jelas Dahyun hati-hati.

"Di foto, dikirim lewat ponsel 'kan bisa?"

"Tidak bisa, Oppa, karena Dahyun 'kan tidak paham caranya. Memang Oppa mau mengerjakan tugas itu?" tolak Dahyun.

"Tidak bisa, Oppa buta angka. Jika kau mau menunggu satu jam lagi Oppa akan antar." Ah tidak mungkin, mana ada Presdir buta angka. Jelas Chanyeol menolak dengan alasan konyol.

"Iya, Oppa, Dahyun mau," jawabnya antusias.

"Oke, sekarang pijit dulu kaki Oppa," titah Chanyeol menggerakkan telapak kakinya yang kini berselonjor di atas kasur. Dahyun dengan semangat melakukan permintaan Chanyeol.

15 menit kemudian.

"Oppa! Oppa! Banguuun!" geram Dahyun. Pria berstatus kakak itu malah tidur dengan nyenyak.

"Aakh, kenapa kakakku feminim semua sih, masih sore sudah tidur," gumamnya kesal. Ia berdiri dari ranjang Chanyeol dan meninggalkan kamar kakaknya mencari solusi lain.

"Pilihan terakhirku tersisa Mingyu Oppa!" lirih Dahyun mengangguk semangat.

***

"Mingyu! Kau belum pulang?" tanya ketua produser Music Bank pada Mingyu yang masih serius di depan laptop.

"Ini saya hendak pulang, PDnim, " jawab Mingyu sembari mematikan laptopnya.

Stupid Brothers || ᴷᴰᴴ.ˢᴷᶻ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang