p. (Stray Kids)

1K 125 22
                                    

Stray Kids gang, salah satu kelompok yang tergolong berani melangkah di usia mereka yang masih terbilang muda. Banyak yang meminta jasa mereka untuk menghabisi nyawa seseorang, memantau gerak-gerik lawan, dan banyak lagi tindak kejahatan yang mereka lakoni. Lalu apa yang melatarbelakangi mereka melakukan pekerjaan keji itu?

Beragam alasan, mulai dari berpisahnya orang tua, lalainya tanggung jawab orang tua, kematian keluarga yang tidak disangka, krisis ekonomi, atau sekedar hiburan semata?

Kenyataan terpahit yang harus mereka telan mentah-mentah menjadikan sekumpulan remaja itu bertahan bersama dengan usaha apa pun.  Termasuk menyakiti orang lain, dan merelakan waktu tidur mereka untuk melakukan aksi kotornya di gang gelap.

"Aku sudah menghabisi nyawanya," lapor seorang pria pada ketua geng di saat ayam belum berkokok.

"Bagus Woojin-ah," puji Changbin terdengar puas, kedua pria yang berdiri di sisi Woojin pun menghela nafas lega.

"Lalu bagaimana dengan transaksi obat-obatan?" tanya Changbin kini melirik seorang pria yang duduk serius di depan laptop, pemuda itu layaknya seorang hacker yang dapat meretas dan menyadap segala hal untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.

"Jeongin dan Minho kini sedang dalam perjalanan pulang dari bandara."

"Dimana mereka melakukan transaksi?" tanya Chanbin memastikan.

"Di Singapura."

Changbin mengangguk paham. "Pantau mereka Seungmin-ah, jangan sampai mereka menyelundupkan obat-obatan itu tanpa sepengetahuanku. Lalu untuk transaksi senjata illegal?" tanyanya lagi.

"Untuk senjata, Jisung dan Felix sedang melakukannya saat ini." Beritahu pria bernama Seungmin itu tanpa melepas tatapannya dari layar laptop.

"Nampaknya banyak terjadi perubahan setelah dua tahun kalian bergabung di geng ini, aku harap kalian bisa menangani pekerjaan kalian dengan baik," seru Changbin penuh harap. "Dengarkan aku, akan ada proyek baru, kalian perlu sedikit memainkan sebuah drama di dalamnya," beber Changbin menatap satu persatu teman se-gengnya.

"Sepertinya menarik," tanggap seorang pria yang berdiri di sisi kiri Woojin.

"Kau benar Bang Chan, ini akan menjadi tugasmu," tunjuk Changbin tersenyum tipis. "Dan juga tugasmu Hyunjin-ah," sambungnya beralih menatap pria yang berdiri di sisi kanan Woojin.

Lelaki bernama Hyunjin itu tetap menampakkan ekspresi yang sama setelah Changbin-sang ketua geng-memberinya pekerjaan baru. "Ini melibatkan semua anggota kita, jadi tidak akan ada kata beban terlalu berat. Dan kalian tidak perlu menghabiskan energi untuk melakukannya, cukup dengan strategi atau permainan skenario," jelas Changbin dengan hati-hati.

"Kapan kita akan memulainya?" tanya Bangchan tidak sabaran.

"Hari ini."

***

Kegiatan hari demi hari belum pernah berubah, semua tetap sama, Dahyun masih tetap seorang murid dan adik dari keempat pria tampan, entah harus disyukuri atau ditakuti jika Dahyun harus melakukan sesuatu dengan pilihannya sendiri. Seperti apa yang harus dilakukan saat kakak tertua tidak mempercayai ucapannya lagi, bagaimana cara Dahyun membuktikan jika yang ia lakukan tidak sepenuhnya salah, dan kenapa ia harus merasakan kegelisahan di saat usianya semakin bertambah.

"Dahyuuuuuun," sapa Jimin seperti biasa. "Kau pulang sendiri ya, aku dan teman-teman harus berlatih futsal," jelas Jimin.

"Jika kau ingin ikut juga tidak masalah," sahut Jungkook mengedipkan salah satu matanya. Dahyun tersenyum samar menghargai tawaran Jungkook padanya. Lalu ia menggeleng memberi jawaban. "Tidak Oppa, Dahyun pulang saja, Dahyun sudah biasa pulang sendiri."

Stupid Brothers || ᴷᴰᴴ.ˢᴷᶻ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang