l. (Brother Angry)

1K 130 20
                                    

Hari Senin selalu menjadi momok bagi beberapa siswa ataupun para pekerja. Terasa begitu panjang dan melelahkan. Entah karena faktor apa, yang pasti, kebanyakan dari mereka selalu mengeluh di hari Senin.

saat ini Dahyun berjalan keluar kelas menuju kantin sekolah, ia ditemani oleh Mark—sahabat dekatnya selama di sekolah. "Dahyun, bolos yuk!?" ajak Mark dengan berbisik. Sepasang siswa yang sedang berjalan di lorong sekolah itu telah menjadi sahabat sejak duduk di kelas satu. Mereka semakin dekat saat mereka memiliki banyak kemiripan sifat. Seperti, suka membuat gaduh di kelas, jarang mengerjakan tugas, suka pergi ke kantin saat pelajaran, suka menertawakan guru—saat guru salah mengucapkan sebuah kalimat dan hal keburukan lainnya.

Namun hari ini berbeda, Dahyun hanya diam dan terus berjalan dengan menunduk sembari menatap nanar lantai teras sekolahan. Ia bahkan tidak mempedulikan ajakan Mark dan tetap sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Dahyun, awas!" pekik Mark, tapi terlambat. Belum sempat Dahyun mendongak ia telah menabrak seorang siswa lain yang berjalan melawan arah.

"Mata di mana mata?" tanya siswa itu dengan menuntut.

Dahyun menatap siswa di depannya dengan berani. "Rena Eonni, kau juga salah, kenapa berjalan sambil bercanda, Eonni pikir ini panggung lawakan?" balas Dahyun, Mark menarik Dahyun agar tidak berkata seperti itu pada kakak kelas.

"Meskipun aku menunduk, mataku masih bisa menjangkau penglihatan beberapa meter ke depan. Dan telingaku tidak tuli, aku juga bisa mendengar jelas gelegar tawa genitmu," tambah Dahyun berhasil membuat Rena marah.

"Yak!" bentak Rena. Gadis berstatus kakak kelas Dahyun itu memang terkenal kejam, ia hanya bersikap manis dengan lawan jenisnya.

"Yak!" balas Dahyun tak merasa takut sedikitpun. Berbeda dengan siswi lain yang akan menangis dan meminta maaf pada Rena saat dibentak.

Rena menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia mengendalikan diri agar tidak kelewat batas, karena ia ingat siapa Dahyun. Jika bukan karena semua kakak Dahyun, Rena akan menghabisi Dahyun saat ini juga.

"Ayo kita pergi," ajak Rena pada kedua temannya. Ia berjalan meninggalkan Dahyun dan dengan sengaja Dahyun menggerakkan pucuk kaki saat Rena melewatinya hingga kakak kelasnya itu tersungkur ke lantai. Seketika kekehan para siswa memenuhi lorong.

"Mata di mana mata?" balas Dahyun meninggalkan Rena. Mark berniat membantu Rena untuk berdiri tapi Dahyun menarik tangannya.

"Park Dahyun, awas kau!" gumam Rena kesal.

***

Di tempat berbeda, Jimin dan teman-temannya sedang berkumpul di kelas. Mereka tidak berniat ke kantin karena harus menyisihkan uang jajan mereka agar dapat mengikuti fansign Red Velvet minggu depan.

"Asik, besok bertemu Irene," sorak Heosok senang.

"Akh, kapan ya IU Noona, mengadakan fansign?!" gumam Jungkook.

"Sabar, pasti kau akan bertemu dengannya," kata Taehyung menepuk bahu lebar Jungkook.

"Hyeong, kau sakit?" tanya Jungkook melihat Jimin melamun.

Jimin menghela nafas dan menggeleng malas.

"Jimin, kenapa adikmu menyebalkan sekali," teriak Rena saat masuk ke dalam kelas. Wajahnya merengut terlihat sangat jengkel.

"Kecilkan suaramu!" pinta Jisoo yang sedang duduk di bangku depan. Rena mendesis dan membuang muka saat Jisoo memperingatkannya.

"Lihat, gara-gara Dahyun lututku tertempel plaster," ocehnya dengan nada yang sama. Jisoo menghela nafas melihat teman sekelasnya itu berbicara dengan berteriak.

Stupid Brothers || ᴷᴰᴴ.ˢᴷᶻ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang