MLB (1)

21.3K 1.4K 13
                                    

Hai, balik lagi dan cerita baru yang aneh ini akan menghibur kalian. hehehe
moga kalian suka.. hahaha
soalnya aku masih belum dapat feel nya.

~~~~~~^^^^~~~~~~~

Prilly berlari tergesa-gesa untuk mencapai pintu gerbang. Disana berdiri pangerannya. Alien. Siapa yang tak tahu Prilly menggilai lelaki tersebut. Tapi bukan Prilly namanya jika tidak mencari perhatian Ali dulu.

"Pagi, Alien!"

"Pagi Prillyana."

"Prilly aja, ii juga boleh, ayang apalagi."

Ali hanya tersenyum tak ingin membalas. "Oke, Prilly."

Ali melihat jam tangan waktu sudah menunjukkan 7.10 membuat ia menatap Prilly kembali. "Kamu sadar kamu terlambat?"

"Hah, o, iya aku lupa.."Prilly memandang Ali bingung.

"Dan.." Ali kembali berbicara membuat Prilly kembali fokus.

"Kamu tindik lebih dari dua?"

"Enggak, ini magnet kok, bagus ya?"

"Baju kamu keluar."

"Lucu kan?"

"Rok kamu diatas lutut."

"Ehm, iya biar kelihatan tinggi."

"Kamu pake sepatu hak ke sekolah."

"Iya aku kan mungil."

Ali menarik nafas. "Itu semua melanggar peraturan sekolah, Prillyana Nugroho."

"Iya, ya, masa sih, tapi ini kan bagus?"
Ali hampir mengomel tapi ia mencoba kembali serius daripada harus meladeni gadis dihadapannya yang ga akan habis membuat hal aneh.

"Kamu ikut aku ke kantor, kamu terlambat dan tutup pagar sekolah."

"Pak bantuin Prilly ya," Prilly berteriak pada satpam sekolah.

"Biar saya saja, Non," Prilly tersenyum dan mengangguk kemudian langsung berlari masuk ke dalam mengikuti Ali.
***

Ali duduk dengan gusar, ia memijit kepalanya yang tak sakit dan kembali menatap Prilly yang duduk dihadapannya tanpa berkedip.

"Ganti baju kamu!" Ali bersuara kembali.

"Eh, ganti pake apa?"

"Baju olahraga, pasti ada kan diloker?"

"Tapi.."

"Kamu mau dihukum Ibu Maia, aku sudah baik menolong kamu, kamu paham?"

"Paham!"

"Jadi apa yang kamu tunggu?"

"Ehm, nunggu kamu keluar, kita keluar bareng!"

"Prilly!" Prilly menutup telinganya sedikit mendengar teriakan Ali. Sudah biasa bagi Prilly mendengar teriakan Ali. Hanya padanya itu terjadi, didepan umum pun Ali tak segan-segan padanya, tapi pada orang lain Ali bersikap dingin dan kadang masih tersenyum pada siapa saja.

"Kamu kayak gitu, jadi makin ganteng!"

Ali menggeram kembali. "Prillyana," Ali berusaha kembali tersenyum.

"Iya," ucap Prilly antusias.

"Sekarang, kamu keluar, ganti baju kamu dengan baju olahraga, lepas anting kamu sekarang."

"Anting?" Prilly bertanya bingung.

Ali membalik telapak tangannya. "SE-KA-RANG," Ali menekan kalimat tersebut membuat Prilly menciutkan nyalinya langsung melepas antingnya.

My Lovely Boy (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang