MLB - Bonus P.2

17.6K 1.1K 14
                                    

Prilly makin kesal ketika Ali sibuk mengurus acaranya dan mengabaikannya yang kesal. Ali tetap menyapanya walau ia tak berbicara dan habis itu ia akan sibuk dengan kerjanya. Ia tak dikejar padahal Prilly sudah berharap drama korea akan terjadi didalam hidupnya.

"Putus mulut lo Pril, cemberut terus," Prilly melotot kesal melihat Tasya yang menganggunya.

"Habisnya aku kesel, aku kayak pacaran sama es, dingin udah berasa di kutub utara sekarang, diasingkan," seru Prilly kesal.

Tasya tertawa geli. "Tapi lo suka kan, lo kayak baru kenal si Alien lo itu," tawa Tasya geli.

"Iya tahu, tapikan lama lama kesel, diabaikan, aku ngambek aja ga diajak baikkan kan nyebelin," cerocos Prilly kesal.

"Ya gimana ya, lo ga mau ngomong sama dia, tapi kemana dia lo mau ikut, jadi dia ga perlu khawatir lah," Prilly mendengus jadi ngambeknya tetap ga ngefek ke cowo ga peka kayak Alien.

"Ih, pokoknya aku mau murka hari ini !" seru Prilly sebal.

"Oh ya, gue ga yakin, yuk, latihan, udah pake dress gini, inget besok udah tampil, penampilan terbaik bakal buat Ali senang!" ucap Tasya membuat Prilly makin kesal.

"Dia senangnya kerja terus aku jadinya diasingkan!"

"Yaelah,. jangan kebanyakan drama, namanya juga Alien lo juga udah tahu sendiri dia kakunya kayak pohon," Prilly mengerucutkan bibirnya kembali membuat Tasya menggeleng.

"Tapi ini minggu, Sya, minggu!" seru Prilly frustasi.

"Dia kan ketua panitia, ribet banget hidup lo, dulu aja belum jadian lo tempelin dia terus!" seru Tasya kesal.

"Gue ga bisa tempelin dia, gue ikut drama, habis itu Kezia selalu aja disekitar dia, dan gue kan bukan panitia jadi selalu disuruh keluar," Prilly kembali cemberut mengingat Kezia selalu menyuruh orang agar mengusirnya atau menyibukkan dia dengan menyuruh menghafal naskah daripada mengganggu Ali yang sibuk.

"Udah lo senyum dulu, ntar kalau dilihat Ali kan cans, kalau gini luntur kecantikan paripurna lo," Prilly tersenyum simpul, Tasya sengaja membuat Prilly tersenyum melihat Ali masuk ke kelas, nemenui mereka.

"Prillyana, ayo kita keruang drama," suara Ali yang tiba-tiba muncul dibelakangnya sebenarnya membuat Prilly senang tapi tetap bersikap jaim.

"Li kerja lo udah selesai?" tanya Tasya karena tadi Ali menitipkan Prilly padanya.

"Udah, ini gue harus lihat latihan drama jadi gue ke sini," Ali terlihat santai berbicara.

Suara Oscar yang memanggil Ali membuat Prilly mendengus kesal. "Tolong anterin Prilly ya Sya," Ali berlalu dari hadapan Prilly setelah mengelus kepalanya.

"Tuh kan, lihat, dia sibuk lagi, mau murka pokoknya!" seru Prilly keras.

"Pril, gue jadi lo ya, ga akan gue cuekkin, lo ga lihat sesibuk apa dia, tapi tiap ada waktu dia selalu nyamperin lo?" ucap Tasya heran.

"Iya tapi dia nyuruh orang lain mulu buat temenin gue, gue maunya dia!" rengek Prilly.

Ali kembali masuk ke dalam kelas. Prilly memasang wajah kesal tak mau menatap Ali. "Prillyana, kamu nanti makan duluan ya, jangan tungguin aku, nanti pulang juga bareng ya sama Tasya atau Rassya, hari ini aku bakal nginap disekolah ya," Ali menghela nafas melihat Prilly, ia sadar gadis dihadapannya tengah berdemo karena merasa diabaikan.

My Lovely Boy (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang