MLB (7)

13.7K 1.1K 7
                                    

Prilly tersenyum senang melihat Ali tertidur dan bersandar padanya.

Mau dimarahin lagi deh, ga apa-apa. Asal Alien bersandar lagi.

Ali terlihat tidur dengan tidak tenang, Prilly mencoba memperbaiki duduknya, ia menepuk nepuk punggung Ali agar kembali terlelap.

Eh, lo ingat ya Prillyana Nugroho, jangan berani lo mendekati Aliand.
Siapa lo?

Lo! lo berani sama gue, kurung dia di kamar mandi.

Prilly kembali mengingat kejadian setelah ia dibentak Ali, ia segera masuk ke kamar mandi dan bertemu hal yang selalu ia hindari. Untungnya ia bukan wanita lemah lembut yang anggap dikerjain, ia masih sanggup mendorong dan langsung berlari keluar. Prilly bernafas lega dia bisa kabur geng ratu berbisa tersebut. Si Kezia CS, geng yang hanya manis depan guru-guru. Karena hal itu pula ia berakhir dengan bersembunyi diatap sekolah.

Gimana gue ga duduk terus di balik pintu, menakutkan ketemu mereka. Jangan sampai ada yang tahu, gue di sini, kenapa lagi Alien bisa tahu ya? Apa jangan-jangan, Alien yang nyuruh mereka? Nggak mungkin Alien tega. sekutub kutub nya Alien, Alien ga mungkin kejam gitu sama aku. Pas jatuh aja dia yang cerewet, ga mungkin dia tega ngasih aku yang kayak tikus ini ke singa.

Ali membuka matanya pelan melihat raut wajah serius Prilly, entah memikirkan apa, ia pun sekarang kenapa bisa dalam pelukan gadis ini. Ali yang panik berusaha santai, ia akhirnya menepuk jidat Prilly dan menengakkan tubuhnya.

"Aduh, sakit, Alien udah bangun, kok kejam sih?"

"Kenapa ga bangunin?"

"Kamu ngantuk banget kayaknya, jadi aku biarin tidur, ga apa-apa Alien, sesekali bolos, bolos itu harus dicoba, biar ga stress!"

"Dasar!" Ali kembali menyentil kening Prilly, Prilly kembali mengadu.

"Sakit, pokoknya aku mau hukum Alien, ini tidak sesuai dengan peri keprillyan dan peri kealian," seru Prilly membuat Ali mencubit pipinya gemas.

Prilly terpaku kaku merasakan pipinya yang dicubiti dan melihat tawa Ali.

"Alien aku ga bisa nafas!" ucap Prilly pelan membuat Ali kaget.

"Nggak bisa nafas, kenapa, asma, sakit, sakit di mana?" tanya Ali panik.

Prilly tertawa geli. "Gara-gara Alien sih, ngapain nyentuh aku, panik banget ya, deg degan?" Prilly tertawa sambil mendorong wajah Ali yang terdiam.

"Prillyana!" bentak Ali membuat Prilly terkejut.

Prilly cepat mengangkat jari telunjuk dan tengahnya. "Ampun," seru Prilly menutup matanya.

Ali menghembuskan nafasnya cepat. "Jangan main-main sama nyawa, aku ga suka!"

"Berarti kamu suka aku!" seru Prilly cepat, sedangkan Ali meremas kedua tangannya didepan wajah Prilly membuat Prilly bergidik tapi tak takut dengan kemarahan lelaki dihadapannya.

"Jangan harap!" Ali berdiri kesal sambil menggerutu marah melihat sifat Prilly yang tak takut padanya.

Prilly berdiri menggandeng tangan Ali cepat membuat Ali mendengus kesal. "Ada orang jaga jarak, jangan gandeng-gandeng!"

"Oh, ga bisa, kan ada hukuman buat kamu," Prilly mengeluarkan borgol mainan dari sakunya.

Prilly memasangkan borgol tersebut cepat pada Ali dan pada pergelangan tangannya. "Eh, lepas ga, dapat dari mana lagi!" seru Ali kesal.

"Ini mainan kok, punya adik sepupu aku, aku pinjem, kebetulan mau ngerjain si kadal tapi ga jadi, soalnya ini udah kepasang di Alien jadi ga bisa!" Prilly tersenyum ceria sambil menarik tangan Ali. Ali meringgis melihat Prilly menggerakkan borgol tersebut kuat.

My Lovely Boy (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang