Spesial Extra Part 1

19.2K 1.1K 25
                                    

Prilly mengaduk minumannya tanpa minat meminumnya. Tasya hanya bergidik melihat Prilly berwajah muram seperti itu. Pasti ia sedang diabaikan sang Alien Kutub. Pacaran sudah hampir lima tahun tak membuat mereka bosan satu sama lain. Tapi tetap saja Ali tak pernah. berubah masih kurang peka, menurut Prilly.

Kesibukan mereka adalah menyelesaikan kuliah mereka. Ali sibuk dengan jurusan arsiteknya sedangkan Prilly jurusan fashion desain. Walau masih kuliah Ali sudah direkrut masuk perusahaan besar membuat Ali kelimpungan dengan kesibukkannya. Ia jadi lebih sering mengabaikan Prilly dari biasanya.

Prilly menggerutu kesal sambil mencabik cabik steak yang ada dihadapannya. Tasya sampai terkekeh melihat tingkahnya.

"Prilly, minuman itu diminum, makanan dimakan, kalau steak dan es jeruk itu bisa ngomong, pasti bilang mending dia di buang aja daripada disiksa," Prilly melototkan matanya membuat Tasya tertawa.

"Nggak usah goda gue ibu akuntan?" jawab Prilly cepat kembali menghela nafas.

Tasya memutar bola matanya kesal. "Ya, gimana, sampe kapan makannya dicabik gitu? masih baik gue nyuruh lo makan, emang mau lo dimarahin Ali lagi gara gara masuk rumah sakit."
Prilly mengerucutkan bibirnya kesal. "Bodoh! Biar dimarahin, kalau ga sakit dia ga perhatian!" pekik Prilly sebal.

"Mau ngambek sampe kapan?"

Tasya kembali tersenyum geli melihat Prilly mengerucutkan bibirnya. "Ehm, sampe Alien datang, puas" ketus Prilly kembali memainkan makanannya.

"Lo lagi ngambek gara gara lihat Ali sibuk ngobrol sama Kezia?" seru Tasya cepat.

"Nggak tuh, gue mah kebal sama Kezia, dari zaman kapan lalu, tapi dikit sih, kesel aja ga bisa kayak gitu sama Alien!" cerocos Prilly terdengar begitu kesal.

"Siapa suruh jurusan beda?"

"Otak gue ga nyampe keleus, lo ga lihat kalau Alien gambar gimana? 3D cuy, bisa ubanan duluan gue!" sengit Prilly cepat.

"Ya, Kezia aja berani tuh," tawa Tasya jahil membuat Prilly mengerucutkan bibirnya kesal.

Prilly mendengus kesal. "Dia kan encer otaknya, duit dia juga banyak, otak gue  mampet, harus dicuci dulu, dompet gue juga kering," sengit Prilly.

"Gue perlu kasih sayang!" pekik Prilly membuat Tasya menyumbat mulut Prilly dengan gorengan.

"Huaa, lo paling perlunya kasih sayang Alien kutub!" tawa Tasya geli melihat Ali sudah datang dari kejauhan.

"Lo kalau gue keselek lalu mati lo mau tanggung jawab, lo mau gue hantuin karena gue berpisah sama Alien!" seru Prilly sambil memukul meja kesal.

Ali datang dari arah belakang Prilly. Dari arah belakang Ali memegang dagu Prilly dan mengangkat wajah gadis itu menatapnya.

Prilly menahan nafasnya melihat wajah Ali begitu dekat. Ia langsung mencengkram tangan Ali yang berada didagunya. Kemarahannya tadi menghilang melihat wajah Ali.

"Ka.. kamu di sini?" Prilly tergagap.

"Kenapa marah marah? Udah lama nunggunya?"

Tasya yang melihat adegan itu pun ikut menahan nafasnya. Ali itu tidak peka tapi hal yang dilakukan selalu tak terduga.

 Ali itu tidak peka tapi hal yang dilakukan selalu tak terduga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Lovely Boy (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang