MLB (6)

13.7K 1.1K 3
                                    

Ali melemparkan badannya ke sofa setelah ia mengantar pulang Prilly gadis hiperaktif yang selalu menganggu hidupnya. Ali kembali mengingat bagaimana gadis tersebut menganggunya.

Alien jangan lupa makan makanan yang aku tinggalin di meja makan ya, kamu terlalu kurus, kelihatan susah tahu gak, ga kelihatan kayanya.

Ali tersenyum mengingat pesan terakhir gadis tersebut. Menyebalkan memang, tapi sepertinya ia merasa kehilangan sekarang mendapati rumahnya yang kembali hening.

"Hahhhh, Ini salah, iya kan bunda?" Ali menutup mata dan menghela nafas yang seakan mengikat dadanya erat.

"Bunda pasti ketawa, gimana bisa aku melihat cewe super berisik kayak dia mirip sama bunda."

"Kehadiran dia, menghidupkan suasana yang ingin aku kubur bunda karena semakin dekat akan terasa semakin menyakitkan sampai dada ini rasanya susah untuk bernafas, tapi sepertinya ini akan sulit," Ali memperhatikan bingkai foto yang besar menampilkan kedua orang tuanya dan ia di sana.

~

Dengan malas Ali berjalan masuk ke dapur setelah ia tak sengaja tertidur di sofa. Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi, sudah dipastikan ia tak. bisa tertidur lagi jika sudah terbangun seperti ini.

buka aku please!!

Ali tersenyum dan menarik memo yang tertempel di sebuah kotak makan.

"Dasar anak ayam!"

Ali kembali tertawa kecil melihat tempelan  dikulkasnya.

aku di dalam, jangan lupa diminum ya, biar kamu sehat. 😘

Ali menarik memo tersebut dan kembali menyatukan semua tulisan tersebut pada magnet kulkas. Ia segera mengambil jus yang dimasukkan Prilly di sana.

"Kayaknya brokoli bukan musuh lagi," gumam Ali sambil menenguk jus itu sedikit.

Kamu harus jaga kesehatan ya, Ali, jangan rewel kalau makan.

Entah mengapa ucapan Mama Ali kembali terngiang-ngiang melenyapkan senyum Ali.

Bunda ga akan ninggalin kamu.

Mata Ali memanas, ia menahan sesak di dadanya. Ali melampiaskan amarah membuang minuman yang baru saja ia keluarkan, semuanya yang terpecah belah.

"Arrgghh, aku benci bunda," Ali memukul meja yang tak sengaja memukul piring sampai pecah dan melukai tangannya

***

Prilly masuk ke kelas dengan ceria seperti biasanya. Tapi kali ini jauh lebih bersemangat dari biasanya.

"Pagi Tasya!"

"Pagi, tumben lo semangat datang asupan apa lo pagi ini, biasanya juga lo lemah kayak orang sakit keras."

"Karena masih pagi gue males marah sama lo, ngerusak mood," seru Prilly santai melihat Oscar ia segera ke belakang menuju mejanya.

"Pagi kadal, and bye," Prilly berlalu begitu saja tanpa menggubris ucapan kesal Oscar.

"Pagi Alien!" seru Prilly ceria. Ali tak terlalu menggubris ucapan Prilly ia menyibukkan dirinya.

Prilly kesal melihat sikap menyebalkan Ali. "Ali," Prilly menggenggam tangan Ali membuat Ali meringgis.

"Eh, kenapa, maaf," ucap Prilly cepat kemudian memperhatikan tangan Ali yang terluka.

"Ini kenapa, kamu jatuh?"

"Kamu ga perlu tahu, Prillyana."

"Tapi aku mesti tahu!" seru Prilly tak terima penolakan Ali.

My Lovely Boy (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang