MLB (12)

14.2K 1.1K 21
                                    

Prilly berjalan ditaman sekolah dengan diiringi gerutuan tak berhenti. Ia sekarang kesal karena tak bertemu orang yang biasa ia ganggu sampai matanya menangkap sosok yang ia cari sedari tadi.

Prilly menghela nafas ia ingin minta maaf tapi sulit sekali bertemu Ali. Bukan Prilly yang menghindarinya tapi Ali yang menghindarinya padahal ia hanya ingin meminta maaf.

"Alien," Prilly mengendap endap hendak mengangetkan Ali.

Tapi bukannya Ali yang kaget tetapi ia yang kaget melihat seorang gadis cantik sedang tersenyum dengan bahagia didepan Ali. Prilly kembali bersembunyi dibalik pohon menyandarkan dirinya di sana.

"Itu Tania, kok dia di sini, cinta belum dimulai udah pupus aja, mana lagi marahan kan jadi susah mau deket," gerutu Prilly kesal.

"Yang manggil lo Alien mana, kenalin sini, udah berani ngerebut pacar masa depan gue!"

"Lebay lo!"

Prilly menajamkan pendengaran ketika sepertinya dirinya menjadi pembahasan dalam obrolan mereka.

"Eh, lo udah ga suka sama gue?"

"Apaan lo, itu dulu, waktu kecil, secara sekarang itu ga mungkin terjadi," suara Ali menjawab dengan mantap membuat Prilly tersenyum.

"Kenapa?"

"Gue ga niat sama mantan Rassya," desis Ali membuat Prillyana berkecil hati.

Jadi karena dia mantan Rassya, bisa jadi Alien masih suka donk sama dia. sakit hati hayati makk..

"Pantesan aja, Alien benci banget sama Rassya ternyata gara gara Tania," Prilly menekuk lututnya menaruh dagunya.

"Nasib nasib, belum apa-apa udah jadi mantan, mirisnya mantan calon gebetan, sedih banget hidup lo Pril, belum jadi gebetan udah ditolak secara ga langsung gini lagi," Prilly menghela nafasnya kembali menoleh kebelakang mencari Ali tapi sudah ga ada.

"Hei!" panggilan seseorang membuat Prilly terkejut.

"Kamu yang kemarin kan, kenalin gue Tania," gadis tersebut bersemangat mendekat pada Prilly. sedangkan Prilly buru buru menjauh.

"Iya, nama gue Prillyana," Prilly tersenyum kikuk.

"Kamu kayaknya yang di kamar Ali ya?"

"Dikamar?" tanya Prilly bingung.

Suara Ali menginterupsi obrolan keduanya. "Loh, Tania ngapain di sini, katanya mau tunggu didekat kolam?" Ali yang awalnya tak melihat Prilly masih santai berbicara.

"Prillyana?" Ali terkejut mendapati Prilly berdiri di sana bersama Tania.

"Kenapa balik lagi?"

"Lo mau apa," ketus Ali sambil melirik Prilly yang menunduk tak memandangnya.

"Kamu lagi apa, Prillyana?" tanya Tania ramah. Prilly mengangkat wajahnya.

"Eh, duduk dibawah pohon, panas soalnya," ucap Prilly asal membuat ia mengigit bibirnya.

"Lian ini yang ada di kamar kamu kan?" Ali buru buru menutup mulut Tania sedangkan Prilly makin terpuruk melihat kemesraan yang diperlihatkan.

"Permisi ya," Prilly tersenyum kecut melihat kedekatan kedua pasangan itu tanpa mau menganggu ia mundur aja.

Ali merasa bersalah menghindari Prilly sedari pagi, ia harus meminta maaf, baru saja mau menyusul Prilly, Tania langsung menahan Ali. "Eh, kamu mau beliin gue makan kan, sana aja."

"Tapi.."

"Udah sana, atau aku.."

"Iya ya.. ngancem terus kerjaan lo!" Ali kesal langsung pergi dari taman. Tania hanya menyeringai.

My Lovely Boy (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang