MLB (16) ^Fin^

18.3K 1.1K 26
                                    

"Tante, kuat ya, tante pasti bisa, tante jangan nyerah.. .."

"Sayang, kamu pasti paham nanti, kalau sudah besar ya," Sarah tersenyum tipis mengelus kepala Prilly.

"Tapi anak tante gimana, om Dafa gimana?"

"Pokoknya rahasia ya, om Dafa ga boleh tahu kalau tante sempat kumat tadi, apalagi anak tante tahu pasti dia ga pulang..." Prilly menggenggam erat tangan Sarah.

"Om Dafa harus tahu, tante!"

"Please Prillyana, tante ga mau mereka khawatir.." Prilly menatap iba.

"Anak tante cewe atau cowo?" ucap Prilly antusias mengalihkan pikiran Sarah.

"Cowo, kenapa mau kenalan?" goda Sarah pada Prilly.

"Mau donk tante, tante sama om kan cakep, anaknya pasti oke punya kan?"

"Dasar kamu! tapi dia agak tertutup sama perempuan, tapi tante yakin, kalau kamu pasti bisa dekat sama dia, dia baik kok hanya kaku dan galak kayak papanya," Sarah terkekeh pelan.

"Wew, galak tapi tante anak tante Prilly ga pernah ketemu ya? papasan gitu?"

"Tiap hari dia datang, tapi pas dia datang pasti kamu pulang, mungkin paparan pernah kali."

"Tapi Prilly sering ketemu anak cowo tante, cakep deh, tapi kayaknya dingin kayak kutub!"

"Bisa jadi itu anak tante, Pril!"

"Ehm, hawa hawa nya aku mau dijodohin nih!" seru Prilly sengaja agar bisa membuat Sarah tersenyum.

"Ya ampun, Prillyana kamu masih kecil mikirnya jauh banget sih."

"Tante yang mulai sih, mau deh dijodohin kalau cakep tante!".

"Hahaha, ada ada aja kamu, kalau Ali kenal kamu, pasti lucu."

"Restu ditangan donk!"

"Pokoknya kamu harus kenalan sama dia ya, tante senang banget kalau dia jadi teman kamu," Sarah mengenggam tangan Prilly erat dengan senyuman tipisnya.

"Kalau lebih gimana tante?" goda Prilly membuat Sarah terkekeh

"Alhamdulillah, jodoh berarti.. haha"

"Itu berarti berkat tante."

"Janji, harus kenalan sama anak tante!" Prilly tersenyum mengangguk dan langsung memeluk Sarah erat.

^

Prilly terbangun dengan degup jantungnya yang kencang. Mimpi itu begitu nyata seakan Tante Sarah datang untuk mengingatkan kenangan yang ia lupakan.

"Prilly ga nyangka sudah mengabulkan permintaan tante tanpa disengaja," Prilly tersenyum kecil.

"Dan ternyata itu Alien, kyaaaaa.. i'm so happy!!!" pekik Prilly di dalam kamar, meloncat dengan gembira.

Andre berlari ke arah kamar dan mendengus kesal melihat kakaknya sedang meloncat di sana. "Kampret banget sih lo, siang bolong gini teriak teriak, lo kira ini karoakean, heh."

My Lovely Boy (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang