MLB (2)

17K 1.2K 5
                                    

Part 2. hehehe
Muncul cast baru, rada ga jelas sih partnya hahaha

~~~~~~~~~~^^^^^

Prilly meringgis memegang kepalanya. Ia ingin bangun pagi tapi tak pernah bisa. Jika bangun pagi inilah yang terjadi, darah rendahnya kambuh. Prilly kembali berbaring meredakan pusing di kepalanya.

"Prilly jangan sampai terlambat ya!"

Suara Ali terngiang-ngiang ditelinganya. Prilly dengan cepat bangun dari tidurnya, tapi yang ada, sekarang, ia merasakan dunianya berputar karena refleks bangun cepat.
"Aduhhh, sakit! " dengus Prilly.

Prilly berdiri berlahan, kepalanya yang berdenyut tidak dihiraukannya. Ia segera bersiap mandi, dan keluar dari kamar setelah memakai atribut sekolah lengkap.

"Mama."

"Tumben kamu bangun pagi?"

"Biar ga telat ma."

"Biasanya juga sengaja!"

"Nggak, itu kan karena aku mau tampilan terbaik!"

"Eh, tapi kamu jadi lemes gitu, lebih baik kamu bangun agak siang, tapi jangan dandan yang aneh-aneh," Mama Prilly meneliti badan Prilly yang tidak heboh seperti biasanya.

"Aksesoris hebohmu mana?"

"Hmm, ada kok tapi ini lagi ada misi, jadi ga boleh dipake."

"Misi apa?"

"Misi mendapatkan si dia," tawa Prilly geli.

"Heh kamu itu, emang ganteng banget?"

Prilly mengangguk antusias. "Ehm daripada ganteng dia lebih galak, tapi mirip yang dikomik komik mah, rapi, rajin, kutu buku, pake kacamata nilai plus cakep!"

"Bertolak belakang donk sama kamu, genit, hiperaktif, malas, berantakan."

"Ya ampun ma, anak secantik anak mama ini cuma ada satu di dunia, Prillyana!" seru Prilly tak terima.

Mama Prilly hanya menggelengkan kepalanya. Prilly berdiri mengambil roti dan segera berlalu dari hadapan mamanya.

"Ma, Prilly berangkat!"

"Jangan lari-lari, nanti jatuh."

"Nggak ma, tenang pokoknya," Prilly mencium pipi mamanya dan langsung pergi keluar.

"Jangan sampe kambuh ya!"

***

Mendekati sekolah pandangan Prilly mulai tidak terlalu fokus. Sepertinya memang kesalahan berlari buru-buru dipagi hari.

"Selamat pagi, Ali," Prilly menoleh mendengar suara anak yang memanggil Ali. Ali tersenyum ramah membalas sapaan mereka. Kalau tidak merasa mual dengan cepat Prilly akan menginterupsi orang - orang tersebut. Ali saja tak pernah seramah dan tersenyum semanis itu.

"Anak ayam, pagi banget, tumben, si Alien ga di sapa dulu, " Oscar menyapa ramah karena ia juga membantu Ali. Ali hanya melirik sekilas dan sibuk dengan yang lain.

"Lo, rapi banget, ini sih langsung lolos, udah bisa masuk lo," suara Oscar terdengar tidak jelas, Prilly hampir terhuyung ke belakang, jika tak ada yang menahannya.

"Nggak apa-apa?" suara yang tidak familiar.

"Iya."

"Muka lo pucet banget, kita ke UKS ya," suara itu kembali menarik Prilly pergi. Dan Prilly makin merasa lemas karena belum menyapa vitaminnya pagi ini.

"Kenapa tuh anak ayam, sakit bro!" Oscar menyenggol Ali yang sudah memperhatikan Prilly daritadi, ia hanya terdiam ketika seseorang menghentikan aksinya yang menahan badan Prilly.

My Lovely Boy (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang