2

883 145 11
                                    




++++

Pertarungan diantara kedua pasukan tak lagi dapat dihindari. Suara bising akibat gesekan pedang mengkilat dari para prajurit tangguh ini sedikit membuat seisi istana takut.

Mereka tidak tahu siapa yang harus dibela untuk menang dan siapa yang harus dicemooh untuk kalah.

Mereka juga tak tahu siapalah tuan yang baik bagi mereka. Apa lagi mereka tidak terlalu mengenal sosok Tae Do yang baru mereka ketahui adalah salah satu ketua dari 4 pasukan terkuat yang dipimpin oleh Raja Goryeo.

Namanya tersohor sebagai kesatria yang tak pernah kalah di medan perang. Semua tempat berhasil ia kuasi dengan mudah. Selain mahir menaklukan suatu daerah di medan perang. Ia juga berhasil menaklukan banyak perempuan di atas ranjang.

"Kali ini aku tidak akan menyerah begitu saja kepadamu. Kalau perlu kita bertarung sampai titik darah penghabisan" Suara bising akibat pedang itu ternyata tak berlangsung lama. Pedang yang digenggam erat oleh Kyu terlepas dengan mudahnya akibat satu serangan ringan dari Tae Do.

"Jika itu keinginanmu maka aku tak bisa menolaknya" Tae Do melempar pedangnya ke arah Kyu yang disambut baiklah oleh pria itu. Kini Tae Do menggunakan tangan kosong sedangkan Kyu menggunakan pedang milik Tae Do. Kedua pasukan yang tadi ikut berkelahi kini terdiam dan membentuk sebuah lingkaran.

"Tunjukan semua kemampuan yang kau miliki padaku" Tae Do terlihat meremehkan Kyu. Ia mengibaskan tangannya ke baju zirah yang ia kenakan. Rambut panjangnya yang terurai ke depan sedikit ia arahkan kembali ke belakang punggungnya.

"Yaaaakk" Kyu berusaha sekuat tenaga untuk menghunus Tae Do dengan pedang miliknya sendiri. Serangan yang dilancarkan Kyu tak berpengaruh sama sekali dengan Tae Do. Pria itu nampak santai membalas setiap serangan Kyu. Bahkan Tae Do berhasil memukul perut Kyu dengan cukup keras.

Pedang Tae Do terlempar sedikit dari tubuh Kyu yang terjatuh. Dengan amarah membara Kyu manarik pedang dari salah satu anak buahnya dan kembali menyerang Tae Do. Tapi hasilnya nihil. Setiap serangannya berhasil ditangkis dengan sangat apik oleh Tae Do. Bahkan Kyu tak memiliki kesempatan untuk melukai tubuh Tae Do barang sedikitpun.

Kyu yang mulai lengah mengakibatkan Tae Do melancarkan serangan dan melempar pedang itu sehingga terlempar ke udara dan menendang ganggang pedang itu mengarah pada Kyu. Hampir saja pedang itu berhasil menancap di tubuh Kyu dan hanya sedikit mengakibatkan goresan kecil di lengannya.

"Aku sudah muak dengan semua ini" Kyu menutupi luka di lengannya yang telah mengeluarkan darah dan mengotori pakaiannya. Kyu mengambil pisau belati yang berada di balik bajunya.

Tae Do terlihat berbicara dengan para anak buahnya yang bangga akan kemenangannya. Bahkan ia tak menyadari rencana licik yang dimiliki oleh Kyu. Dengan sedikit berlari Kyu menghunuskan pedangnya tepat ke arah Tae Do.

Dengan gerakan cepat Tae Do menahan pisau belati itu dengan tangan kosong. Tentu saja darah mengalir dari sela-sela telapak tangan Tae Do. Seperti tidak peduli akan luka di tangannya Tae Do membanting Kyu hingga jatuh di atas sebuah meja yang berisi makanan dan merusaknya.

Kini pisau belati milik Kyu berada di tangan Tae Do. Setelah terjatuh, Kyu tak memiliki tenaga lebih untuk melawan Tae Do. Kyu terkapakar dengan lemah di lantai. Tae Do menghampirinya dengan pisau belati yang mengarah ke jantung Kyu. Tae Do mengayunkan pisau itu ke tubuk Kyu tapi sebuah suara menghentikannya.

"Jangan membunuhnya Tae Do. Walau bagaimanapun juga kita mengabdi untuk Raja yang sama. Nam Kyu juga adalah salah satu abdi setia milik Raja Agung. Bagaimana reaksi Raja Agung saat mendengar kau membunuh Nam Kyu hanya untuk masalah sepele. Baiklah, Kami akan pergi dari daerah ini. Siang nanti sebelum matahari meninggi kami akan pergi" Ternyata sebuah suara yang menghentikan Tae Do adalah Suara Nam Hyuk, Sepupu Kyu.

NacL: The Lady and Her SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang