Tae Do dan Pasukan Namul terlihat sedang menungangi kuda mereka. Ada yang sedikit berbeda dengan mereka. Tae Do kali ini tidak mengunakan baju zirah kebanggaannya. Ia menggunakan pakaian khas kerajaan Shilla.Walaupun begitu ia tetap terlihat tampan bahkan berkali-kali lipat lebih tampan dari sebelumnya. Agenda pemburuan mereka di hutan kali ini bukan untuk mengejar para bandit yang memeras penduduk shilla tapi untuk mengusir kebosanan mereka berada di istana.
"Hasil buruan kita telah memenuhi target tetapi kita masih belum mendapatkan hewan buruan yang kita idamkan" Tae Do turun dari kudanya yang disusul oleh Woong.
"Aku sangat menginginkan hewan yang sedikit menarik keluar dari dalam hutan" Tae Do duduk bersila di sebuah batu besar.
"Maafkan kami,Tuan. Apakah anda berkenan jika kami masuk lebih dalam ke hutan untuk berburu seekor serigala atau hewan buas lainnya?"
"Tidak. Kali ini aku harus menemukan buruanku sendiri. Lama tidak ikut turun ke medan perang mengakibatkan lenganku sakit. Sepertinya aku perlu mengasah kembali kemampuan pedang dan panahku" Tae Do mengambil pisau belati di sakunya dan melemparkan pisau belati itu ke pohon yang nyaris mengenai kepala seorang prajurit.
"Ampun, Tuanku" Prajurit itu telah tampak sangat ketakutan saat sebuah pisau hampir saja mengenai wajahnya.
"Hamba melihat seekor Rusa yang memiliki corak kulit yang sangat bersinar. Ia bergerak ke arah selatan hutan" Tae Do berdiri dari duduknya dan menghampiri sang prajurit.
"Benarkah apa yang kau katakan?" Tae Do mengacungkan pedangnya ke leher sang prajurit.
"Hamba tak berani berbohong pada tuanku" Prajurit tersebut terlihat sangat ketakutan.
"Aku akan mengejar rusa itu ke arah selatan. Woong, pergilah ke arah utara hutan. Telusuri dan temukan beberapa hewan menarik."
"Laksanakan" Woong membungkuk hormat lalu berlari ke arah utara bersama beberapa pengawal.
Tae Do menelisik ke sekitar hutan dan mencari keberadaan rusa tersebut. Tae Do dan pasukannya telah terlalu jauh masuk ke dalam hutan. Bagian selatan hutan ternyata sangat minim cahaya karena rindangnya pohon yang tumbuh tinggi. Akhirnya mereka memutuskan untuk berpencar.
"Kemana rusa itu pergi?" Tae Do merasa jika rusa tersebut bersembunyi di balik semak-semak. Dilangkahkan kakinya perlahan bahkan sangat hati-hati. Terdengar bunyi patahan ranting kayu yang berasal dari arah belakang punggungnya.
"Siapa kalian?" Tanya Tae Do kepada orang-orang berpaikan hitam yang mengepung dirinya. Mereka membawa pedang dan terlihat sedikit terlatih.
"Kita bisa membicarakannya baik-baik,bukan?" Tae Do mencoba untuk bernegosiasi. Sayang sepertinya mereka tidak akan mudah diajak untuk berkerja sama karena tugas mereka adalah membunuh Tae Do.
Mereka mengacungkan pedang mereka ke arah Tae Do seperti siap akan menghabisi nyawa Tae Do. Untunglah Tae Do telah terbiasa akan situasi yang mengancam nyawanya seperti saat ini.
Pria yang kelihatannya adalah sang pemimpin terlihat memberi kode kepada anak buahnya untuk memulai penyerangan. Meskipun terlihat tidak seimbang tetapi kemampuan pedang mereka semua masih jauh berada dibawah Tae Do. Beruntung mereka menang dalam jumlah jika tidak maka akan dengan mudah Tae Do melumpuhkan mereka semua.
Satu persatu mereka tumbang dengan mudahnya. Sekitar sepuluh orang telah tewas terbunuh dan menyisakan beberapa orang lagi. Saat akan kembali menyerang mereka Tae Do merasa tenaganya telah terkuras semua. Di tengah kelengahan Tae Do, salah seorang dari mereka menghunuskan pedang yang mengenai lengan Tae Do.
KAMU SEDANG MEMBACA
NacL: The Lady and Her Secret
Historical Fiction#23 (090617) in Historical Fiction #28 (100617) in Historical Fiction Kisah cinta antara Putri Hwang Sokhwie dan Ketua pasukan Namul, Kim Tae Do. Siapakah yang jatuh lebih dahulu dalam hasrat memiliki seutuhnya!!. Bagaimana kisah cinta antara TaeHwi...