8

350 67 6
                                    


"Satu kepalsuan akan membibitkan seribu kehaluan"

"Nona" Terdengar sayup-sayup suara berasal dari luar. Sokhwie terbangun dari tidur lelapnya.

"Nona, gawat. Nona buka pintunya" Panggil Xiao makin kencang. Dengan langkah tergesa Sokhwie mebuka sekat yang menjadi pintu kamarnya.

"Ada apa?" Wajah guratan panik tercetak jelas di wajah Xiao. Menambah kadar khawatir di hati Sokhwie.

"Tuan Yu Gwi ditahan oleh prajurit dan dihukum cambuk di tengah aula istana" Langkah-langkah kali yang lebar membuktikan kekhawatiran sokhwie yang besar setelah mendengar berita ini.

Di tengah aula istana terlihat tubuh Yu Gwi yang tak henti-hentinya dicambuk hingga terdapa luka yang cukup mengenaskan di punggungnya.

"Cukup, hentikan" Sokhwie berusaha menggapai tubuh Yu Gwi. Sebelum tubuhnya sampai menyentuh tubuh Yu Gwi para prajurit dengan cekatan mencekal langkahnya.

"Lepaskan aku" Sokhwie terus meronta ditengah paksaan para prajurit untuk menjauh dari Yu Gwi. Ditengah keputus-asaannya Sokhwie melihat Woong.

"Tuan, tolong lepaskan Yu Gwi. Apa salahnya hingga harus dihukum seperti itu?"  Sokhwie sampai bersimpuh dilantai dengan tangis yang berderai. Dibenaknya berpikir, kenapa kaumnya diperlakukan seperti ini? Seperti tidak punya arti.

Woong tetap pada kediamannya. Terlihat tidak memperdulikan isak tangis Sokhwie bahkan ketika Sokhwie memohon-mohon hingga berlutut dikakinya ia tak perduli.  Sungguh tak punya hati.

"Tuan, kumohon lepaskan dia" Sokhwie masih berlutut dan Woong bertahan pada posisinya.

"Aku akan melepaskannya" Sebuah suara menginstrupsi tangisan Sokhwie. Dialah Tae Do, Sang Penguasa Shilla.Mendengar ucapan Tae Do lantas Sokhwie menengadahkan  kepalanya menatap pria itu.

"Tapi ada syaratnya !!!" Tae Do tersenyum kecil khas pesona seorang penguasa licik.

Bak kelinci yang masuk ke perangkap harimau. " apa sayaratnya?" Kepolosan yang patut diberikan nilai seratus kini Sokhwie tampilkan menambah lebar senyum licik nan seksi itu.

"Jadilah "wanitaku" !! " Tunggu, ada apa dengan sang kapten Namul ini?. Seperti reaksi pada umumnya, Sokhwie sangat kaget dan belum menangkap maksud Tae Do sepenuhnya.

"Kenapa? Kau tidak mau?. Maka jangan salahkan aku jika Tunanganmu akan mati" Ayolah kenapa Sokwhie masih berdiam diri tak mampu berpikir jernih. Sehingga sang kapten kehabisan kesabarannya.

"Woong!!. Masukan pria itu kekandang Dolchi" Pasti kalian semua penasaran Dolci itu siapa? Hayo ngaku!!.

Dolchi itu anjing kesayangan Tae Do sejak remaja. Anjing ganas yang baru sampai ke Shilla dan dalam keadaan lapar.

Setelah  mengatakan kalimat menusuk Tae Do melangkahkan kaki panjang nan kokohnya tetap dengan senyum licik yang menggoda iman.

Yu Gwi telah dijebloskan ke kandang Dolchi. Beruntung hewan yang tak jinak itu sedang tertidur. Dengan pembatas kandang yang seperti jeruji. Sepasang mantan tunangan yang sebenarnya masih bertunangan itu berbicara dengab penuh drama.

"Aku tidak sudi jika kau menjadi wanita anak haram itu" hardik Yu Gwi kasar. Sumpah serapah terus ia lantunkan bagaikan lagu merdu menggugah hati.

"Keputusanku sudah bulat. Aku akan membebaskanmu. Apapun caranya akan aku lakukan." Sokhwie menggenggam tangan Yu Gwi sejenak lantas menjauh dengan gerakan berat menuju ruangan Tae Do.

×÷÷÷×

Tae Do meminum arak dengan emosi yang meluap. Bahkan jika ia mau gelas yang digenggamnya akan retak dengan sekali genggaman.

Woong masih setia berdiri disamping sang tuan. Berusaha berjaga-jaga apabila tuannya berbuat anarkis ditengah keadaanya yang sakit.

"Woong"

"Ya, Tuan" Sahut Woong dengan tegas sambil berlutu ke arah Tae Do.

"Aku tidak suka orang yang berbohong" Tae Do menggebrak meja dengan tangan yang menggenggam gelas kaca. Gelas itu pecah hingga tak ternilai lagi. Luka yang lama belumlah sembuh dan menambah luka baru yang walau ringan tapi bisa berbahaya apabila tak cepat diobati.Pecahan gelas terbaikan oleh suara lembut. Yah siapa lagi kalau bukan Sokhwie.

"Tuan" Panggil Sokhwie dengan suara serak khas seseorang yang habis menangis.

"Woong, kau boleh pergi" Dengan patuh Woong meninggalkan ruangan menyisakan Tae Do dan Sokhwie berdua.

"Saya bersedia menjadi wanita anda" Ucap Sokhwie mantap tanpa keraguan.

"Kalau begitu, buka bajumu!" Walau ragu sesaat sokhwie tetap membuka pakaiannya walau dengan pelan dan enggan. Senyum kemengan makin tercetak jelas menampilkan dua buah lesung pipit yang sedap dipandang mata.

"Datanglah padaku, wahai wanita.
.
.
.
.
.
.
.
Malamku"

TBC

11 Agustus 2018
With Love, Kmaannisha.

NacL: The Lady and Her SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang