4

808 131 13
                                    


♡♡♡♡

"Pastikan semua mayat yang ada di istana ini dikumpulkan. Kita akan mengadakan ritual pemakan untuk mereka. Perintahkan seluruh pasukan untuk membantu. Semuanya harus selesai dalam waktu 1 jam dan jangan lupa semua keperluan untuk ritual. Kita gunakan cara kerajaan ini. Jadi mintalah bantuan pada mantan Ratu" Tae Do terlihat sedang berbicara kepada Woong, pengawal setianya. Woong berlalu meninggalkan Tae Do sendiri di kamar Sokhwie. Ingat kejadian saat tidur bersama!.

"Akhh" Rintih Sokhwie, ia merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Kau sudah sadar?. Apakah ada yang terasa sakit?" Tanya Tae Do. Sokhwie menggelengkan kepalanya. Ia hanya merasakan sedikit pusing dan lemah karena kelaparan.

"Kalau begitu makanlah ini" Tae Do menyodorkan semangkuk bubur ke arah Sokhwie tapi Sokhwie kesulitan untuk duduk. Dengan telaten Tae Do mendudukan Sokhwie dengan pelan dan hati-hati.

Sokhwie merasa kelaparan tapi ia tidak nafsu untuk makan. Apa lagi karena Tae Do menatapnya intens. "Saya tidak lapar"

"Apanya yang tidak lapar. Kau sudah tidak makan hampir selama 3 hari. Bagaimana mungkin tidak lapar. Apakah makanannya tidak enak. Tabib istana menyarankan kau makan bubur ini sekarang" Tapi Sokhwie tetap kekeh. Ia meletakan mangkuk itu di samping tempat tidur. Tae Do mengambil sendok dan menyodorkan sendok berisi bubur ke mulut Sokhwie.

"Ayo makan!. Aku akan menyuapimu" Sokhwie masih enggan membuka mulut. Mulutnya ia kunci dengan rapat walau sendok itu menyentuh bibirnya.

"Aku janji akan membawakanmu daging besok"

"Saya tidak suka daging" Tolak Sokhwie.

"Baiklah. Aku akan membelikanmu buku baru" Sokhwie sedikit melirik Tae Do. Sepertinya Sokhwie sedikit tertarik. Buktinya senyum gembira terukir di wajah Sokhwie. Tapi buru-buru ia lenyapkan senyum itu. Sepertinya Sokhwie gengsi untuk menerimanya.

"Makan ini atau kau yang ku makan" Frase kata 'kau yang ku makan' terasa ambigu bagi Sokhwie.

"Maksud anda, Tuan?" Sokhwie keheranan dengan ucapan Tae Do.

"Atau kau akan ku beri hukuman karena membantah perintahku. Ingat aku pemimpin disini sekarang dam semua orang harus ikut perintahku" Sokhwie mencibir perkataan Tae Do.

"Kau menantangku rupanya, Tuan Putri. Baiklah terima hukumanmu dengan lapang dada" Tae Do meminum air dari gelas yang tadinya untuk Sokhwie. Pipi Tae Do sedikit menggembung berisi air. Dengan senyum kemenangan Tae Do mendekati bibir Sokhwie.

Sokhwie memberontak dan memukul dada Tae Do. Tapi Tae Do tak ingin melepaskannya. Air yang berada di mulut Tae Do kini berpindah tempat ke mulut Sokhwie. Hampir Sokhwie tersedak dengan perpindahan air dari Tae Do.

Wanita itu hampir kehabisan nafas dan terkejut dengan datangnya air dimulutnya tapi ia tak bisa menyeburkannya keluar karena bibirnya dikunci rapat oleh bibir Tae Do. Banyak tetesan air mengalir dari bibir hingga ke dagu dan menetes ke pakaian mereka. Sekitar 15 menit kemudian mereka baru menyudahi kegiatan mereka.

Padahal air itu telah tertelan dan waktu yang singkat yaitu 5 menit saja. Sayang bagi Tae Do untuk melepaskan bibir lembut Sokhwie. Sensasi kegiatan mereka tadi terasa berbeda dari yang pernah Tae Do rasakan.

"Ayo makan" Tae Do kembali menyodorkan bubur itu. Dengan nafas yang masih tersengal Sokhwie membuka mulutnya. Bubur itu akhirnya berhasil masuk ke dalam mulut Sokhwie. Bubur itu rupanya masih cukup panas bagi mulut Sokhwie yang yang telah lama tak merasakan makanan. Bibirnya terasa pahit hanya memakan bubur dan ia membutuhkan minum.

Tapi sialnya minuman itu membuatnya tersedak dan terbatuk-batuk. "Haruskah aku mengalirkan air itu lagi ke mulutmu?" Goda Tae Do dengan smirknya.

"Itu sih mau anda" Cibir Sokhwie dan kembali fokus makan.

NacL: The Lady and Her SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang