Sokhwie duduk tidak jauh di dekat Tae Do, berhadapan dengan Min Joo yang duduk bersebelahan dengan ayahnya. Min Joo mengatakan dengan ekspresi bahagia, "Saya sangat senang bertemu dengan Kakak Tae Do dan selamat atas penaklukan wilayah ini," kata Min Joo dengan suara khasnya yang sangat menawan bagi pria di luar sana.
Tae Do tertawa, dan ayah Min Joo melanjutkan, "Min Joo sangat merindukan Tae Do. Dia selalu mengingat masa kecilnya ketika ia selalu mengikuti Tae Do. Bahkan Min Joo juga masih suka menari seperti yang dulu sering kau lihat"
"Apakah tariannya masih sama seperti dulu?" Tae Do meledek Min Joo.
Min Joo tersenyum manis pada Tae Do, menjawab dengan penuh percaya diri, "Tentu saja, Kakak. Tarian selalu menjadi bagian dari diriku." Tanpa ragu, ia mulai menari dengan gerakan yang memikat. Sementara Sokhwie, yang diam-diam memperhatikannya merasa kebingungan dengan situasi yang penuh kehangatan antara Min Joo dan Min Hyun bersama Tae Do.
Sokhwie merasa menjadi orang asing dalam kehidupan Tae Do. Ia mengakui jika tidak mengenal dan memahami bagaimana perasaan pria itu. Sokhwie, meskipun tidak mau mengakuinya, merasa cemburu melihat bagaimana Min Joo begitu leluasa dan dekat dengan Tae Do. Dia mencoba untuk menyembunyikan perasaannya yang rumit ini.
Tae Do, yang tersenyum menikmati tarian Min Joo, sepertinya tidak menyadari perasaan cemburu Sokhwie. Dia terpesona oleh keanggunan dan kepercayaan diri Min Joo dalam menari yang ia anggap masih sama seperti masa kecil mereka.
"Min Joo sekarang sudah tumbuh menjadi wanita yang semakin percaya diri dan tarianmu juga menunjukan perkembangan dibandingkan dulu", Tae Do mengasihi Min Joo seperti seorang adik perempuan yang sewajarnya mendapatkan perlindungan dari Tae Do.
Di sisi lain, Sokhwie memalingkan pandangannya dengan hati yang berat, mencoba untuk tetap fokus pada pembicaraan mereka, meskipun perasaannya yang rumit semakin sulit untuk disembunyikan. Dia bisa merasakan perasaan bergejolak di dalam dirinya, membuatnya membantin dengan kesal di dalam hati. "Lihatlah, betapa lebar senyumnya"
Matanya sesekali melirik ke arah Tae Do dan Min Joo, tetapi dia dengan cepat mengalihkan pandangannya saat merasa bahwa emosinya tidak dapat lagi ditahan. Sokhwie, yang melihat interaksi antara Tae Do dan Min Joo dengan rasa jengkel yang semakin membesar.
"Lebih baik aku pergi dar sini", Sokhwie merasa semakin tidak nyaman dengan suasana yang penuh kasih antara Tae Do dan Min Joo. Dia merasa seperti menjadi orang ketiga yang tidak diinginkan dalam momen intim antara mereka.
Saat Sokhwie berusaha meninggalkan tempat tersebut dengan hati yang berat, Tae Do dengan cepat mendekatinya dan menariknya untuk duduk di sampingnya dengan lembut.
Tae Do tersenyum, mencoba meredakan ketegangan yang dirasakan Sokhwie. "Sokhwie, duduklah bersamaku sebentar. Jangan harap kau bisa meninggalkanku dalam ruangan ini. Ingat tugasmu untuk melayaniku."
Sokhwie menatap Tae Do dengan penuh kekesalan. "Baiklah, Tuan Tae Do. Saya akan melayani anda dengan baik malam ini." Sokhwie berusaha tersenyum meskipun sebenarnya dalam keadaan terpaksa.
Tae Do menatap Sokhwie, "Sokhwie, apakah kau mau membiarkan Min Joo yang menemaniku sepanjang malam ini."
Sokhwie mendelik ke arah Tae Do, dengan wajah masam "Bukankah itu yang sangat anda harapkan bisa terjadi"
Tae Do mengernyit, "Kenapa aku memerlukan wanita lain, jika disini ada wanita yang lebih cantik"
Tae Do tersenyum dengan menggoda Sokhwie. Tae Do menggenggam tangan Sokhwie menuju ke arah tempat duduknya. Lalu meminta pelayan untuk menyiapkan kursi baru bagi Sokhwie. Min Joo yang sedari tadi memperhatikan Tae Do, merasa aneh melihat Tae Do menghampiri Sokhwie. Gandengan tangan Tae Do pada Sokhwie membuyarkan fokus Min Joo.
Min Joo berhenti menari dan langsung menghampiri Tae Do. Dengan manja, ia menggelayutkan dirinya ke lengan Tae Do sambil memanggil dengan suara lembut, "Kakak"
Tae Do tersenyum hangat pada Min Joo. "Ya, Min Joo?"
Sokhwie yang menyaksikan adegan itu dengan perasaan campur aduk, merasa semakin terasing. Dia memperhatikan interaksi antara Tae Do dan Min Joo dengan rasa tidak nyaman yang semakin membesar.
"Kenapa Sokhwie selalu berada di sampingmu?,"
Tae Do menjawab dengan santai, "Dia adalah mantan tuan putri wilayah Shilla. Sekarang dia menjadi tamu kehormatan disini." Tae Do menutupi fakta jika dia dan Sokhwie berada pada hubungan yang intim. Tae Do tidak pernah terlibat dengan satu orang wanita yang sama. Tae Do terbiasa untuk berganti wanita, sejak mengenal Sokhwie rasanya ia belum pernah tidur dengan wanita lain.
Tae Do enggan untuk mendeklarasikan kepada umum jika dia menganggap Sokhwie penting dalam hidupnya dan telah melabeli wanita itu sebagai miliknya. Kepentingan Tae Do saat ini, memastikan keberadaan Min Hyun dan Min Joo disini dengan baik dan tetap membuat Sokhwie berada di sisinya.
Tae Do kaget dengan perubahan sikap Min Joo yang sekarang terlihat menggodanya. Tae Do merasa sedikit risih dengan kehadiran Min Joo yang menggandeng lengannya. Dia memutuskan untuk mengendalikan situasi dengan halus untuk menjaga perasaan Min Joo.
"Tolong kembali ke tempat dudukmu, Min Joo," pinta Tae Do dengan lembut, sambil tersenyum. "Kita masih memiliki banyak yang harus dibicarakan."
Min Joo memandang Tae Do dengan ekspresi campuran antara kesal dan rasa hormat, tetapi dia tetap menuruti permintaan Tae Do. Dengan sedikit kesal dalam hatinya, Min Joo beranjak pergi ke tempat duduknya sambil tetap tersenyum ke arah Tae Do.
Sementara itu, Sokhwie merasa sedikit lega dengan kepergian Min Joo, tetapi dia merasa tersentak saat melihat tatapan aneh yang ditunjukkan Min Joo ke arahnya. Tatapan itu mencerminkan rasa intimidasi atau bahkan ketidaksetujuan, yang membuat Sokhwie merasa waspada.
Pada awalnya, Sokhwie merasa tersinggung dengan cara Tae Do menjelaskan situasinya kepada Min Joo, tetapi dia mencoba untuk tetap tenang dalam situasi yang semakin rumit ini. Namun, perasaan cemburu Sokhwie semakin membludak ketika dia melihat Tae Do begitu perhatian pada Min Joo, tanpa disadari oleh Tae Do sendiri.
Dia mencoba untuk menyembunyikan rasa cemburunya yang semakin dalam, tapi ekspresi wajahnya tak dapat mengelak. Matanya sesekali melirik ke arah Tae Do dan Min Joo, mencari petunjuk atau sinyal bahwa Tae Do juga memperhatikannya seperti dia memperhatikan Min Joo. Saat itu, Tae Do yang peka terhadap perubahan ekspresi Sokhwie, menyodorkan makanan pada Sokhwie dengan ramah, menyuapkannya dengan lembut.
"Tidak perlu sedih begitu, Sokhwie," kata Tae Do sambil tersenyum, mencoba untuk mencairkan suasana. "Kau tahu, wajahmu terlihat sangat lucu saat sedang kesal seperti ini."
Sokhwie tersentak sedikit oleh komentar itu, tidak tahu apakah Tae Do sedang bercanda atau tidak. Namun, dia memutuskan untuk tersenyum tipis sebagai tanggapan, meskipun hatinya masih berdebar-debar dalam kebimbangan dan cemburu yang tak terucapkan.
——————————
With Love, Kmannisha
18 Juli 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
NacL: The Lady and Her Secret
Historical Fiction#23 (090617) in Historical Fiction #28 (100617) in Historical Fiction Kisah cinta antara Putri Hwang Sokhwie dan Ketua pasukan Namul, Kim Tae Do. Siapakah yang jatuh lebih dahulu dalam hasrat memiliki seutuhnya!!. Bagaimana kisah cinta antara TaeHwi...