9

95 8 1
                                    

Tae Do menggeret Sokhwie untuk masuk ke kamarnya. Namun Sokhwie terus memaksa untuk melepaskan cengkraman Tae Do pada pergelangan tangannya. "Lepaskan aku"

Namun terlambat, Sokhwie dan Tae Do telah sampai di hadapan ranjang yang terletak pada kamar Tae Do. Kemudian Tae Do mendorong Sokhwie ke atas kasur. Ketika Tae Do hendak beranjak ke atas kasur, Woong datang dan menghampiri Tae Do.

"Maaf, Tuan. Ada beberapa hal mendesak yang perlu tuan selesaikan" Tae Do sedikit melirik kembali ke dalam kamar. Tae Do kembali menghampiri Sokhwie.

"Persipkan dirimu. Ada beberapa urusan yang perlu aku selesaikan"

Tae Do kembali ke luar dan menghampiri Woong. "Persiapkan Sokhwie dengan baik". Tae Do memerintah pelayan yang sedari tadi menunggu di depan kamar.

Setelah kepergian Tae Do, seorang pelayan menghampiri Sokhwie dan berbisik. "Putri, pastikan Tuan untuk meminum minuman yang sudah disiapkan"

Sokhwie mengernyitkan keningnya. Ia tidak mengerti maksud pelayan tersebut namun ketika hendak bertanya, para pelayan yang lain sudah mengerumuninya dan melakukan tugas mereka seperti yang diperintahkan oleh Tae Do.

~'~'~'~

Tae Do dan Sokhwie berbaring di atas kasur dengan posisi yang canggung. Tae Do memulai pergerakan dengan mendekatkan tubuhnya ke arah Sokhwie. Perempuan itu hanya terdiam.

Dalam hitungan detik, posisi sudah berubah dimana kini Tae Do berada tepat di atas badan Sokhwie. Tangan Sokhwie ditahan oleh Tae Do menggunakan tangan kirinya sehingga Sokhwie hanya bisa memejamkan matanya dan pasrah.

"Permisi, Tuan" seorang pelayan memecah keheningan. Secara spontan Tae Do langsung menjauh dan berjalan ke arah pintu dimana suara yang menggangu kesenangannya berasal.

"Untuk apa kau datang kesini?," intonasi yang sangat mengintimidasi keluar dari mulut Tae Do. Terlihat pelayan tersebut sedikit bergetar, ia membawa nampan yang diatasnya terdapat teko dan gelas yang Tae Do juga tidak yakin itu berisi minuman apa.

"Aku tidak menyuruh untuk membawa minuman kesini. Siapa yang memberimu keberanian untuk mengganguku" Sokhwie yang mendengar percakapan Tae Do dan pelayan tersebut dari atas kasur langsung teringat akan pesan pelayan yang ia temui ketika sedang bersiap.

Sokhwie juga teringat dengan kebiasaan wilayah mereka tentang malam pertama bagi pasangan suami istri. Sang istri akan menuangkan minuman bagi suaminya sebelum mereka melakukan malam pertama. "Maaf, Tuan. Sepertinya ini disiapkan oleh para pelayan dari wilayah ini"

Tae Do melihat ke arah Sokhwie. "Untuk apa mereka mempersiapkan minuman ini"

"Minuman tersebut dipersiapkan berdasarkan tradisi di wilayah ini ketika sepasang suami dan istri akan melakukan malam pertamanya" Meskipun tanpa melihat ke arah wajah Taedo, Sokhwie dapat merasakan jika wajah pria tersebut tersenyum jahat.

Taae Do berjalan ke arah meja yang berada di dalam kamar. Pelayan tersebut mengikuti langkah Tae Do dari belakang, dan meletakan teko beserta gelas di atas meja.

"Kalau begitu saya permisi, Tuan" Pelayan tersebut keluar dari kamar. Tae Do melihat Sokhwie yang masih duduk di atas kasur.

"Kenapa kau hanya diam di sana. Kemarilah"

Sokhwie melangkahkan kakinya menuju kursi dihadapan Tae Do. "Cepat tuangkan minumannya"

Tae Do menyodorkan gelas ke hadapan Sokhwie. Dengan perlahan Sokhwie menuangkan minuman dari teko ke gelas yang dipegang oleh Tae Do. Tae Do meneguk minuman itu dengan cepat. Tae Do kembali mengisi gelas tersebut dan meneguk minuman tersebut untuk kedua kalinya dan langsung menarik lengan Sokhwie menuju ke arah kasur.

NacL: The Lady and Her SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang