22. You Can See by Yourself

3.7K 361 3
                                    

Johnny dan kedua orangtuanya menunggu dokter yang memeriksa Mark di kamar. Johnny menautkan kedua tangannya dan terus berdo'a. Perasaannya tak tenang sejak ia tau Mark mencoba bunuh diri.

"Dokter, Mark kenapa?" Tanya ayah Mark.

"Dia hanya demam. Saya sudah berikan obat penurun panas. Anda hanya perlu mengompresnya" jelas dokter.

Johnny menerobos masuk. Ia duduk di samping Mark, mengusap keningnya yang basah. Merasa tidurnya terusik, Mark membuka mata. Yang pertama dilihatanya adalah Johnny yang menanyakan keadaannya.

Entah apa yang terjadi, Mark sontak memaksa tubuhnya untuk bangun. Johnny bingung dibuatnya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Johnny.

"Aku harus belajar hyung. Aku ada tes besok" jawab Mark kemudian duduk di meja belajarnya.

Tak peduli pening yang dirasa, Mark membuka buku catatannya. Johnny semakin bingung dibuatnya. Mark bertingkah sangat aneh.

"Kenapa aku tidak bisa mengingat apapun?" Keluh Mark sambil memijat pelipisnya.

"Mark sudah hentikan. Istirahatlah!" Suruh Johnny menarik Mark untuk tidur.

"Tidak hyung. Aku harus belajar. Kalau nilai ku buruk ayah dan ibu akan menghukumku"

"Kau benar-benar sakit, Mark"

"Jangan paksa aku, hyung! Aku tidak bisa mengingat pelajaran apapun! Aku harus belajar sekarang!"

Johnny benar-benar tak percaya dengan tingkah Mark. Ia melangkahkan kakinya keluar menghampiri orangtuanya yang masih berbicara dengan dokter di ruang tamu.

"Semua karena kalian" ucap Johnny geram.

"Apa maksudmu?" Tanya Ayahnya.

"Lihat apa yang terjadi pada Mark! Semua karena ayah dan ibu!" Sentak Johnny. "Mark bertingkah seperti orang gila karena kalian!"

Mendengar apa yang dikatakan Johnny, ayah dan ibunya bergegas ke kamar Mark. Yang mereka lihat adalah Mark yang sedang duduk di meja belajar. Menatap buku sambil terus menggumamkan 'kenapa aku tidak bisa?'

***

Jeno menunggu Jaehyun yang sedang checkout. Hari ini Jaehyun kembali mengajaknya makan malam bersama beberapa dokter lain di hotel. Tanpa sengaja Jeno menangkap sosok wanita yang sangat ia kenal. Dan untuk kedua kalinya ia melihat wanita itu di hotel bersama pria yang sama.

"Bibi Soojin..."

Jeno mengikuti kemana wanita itu pergi. Membawanya ke sebuah lorong gelap dan sepi. Ia mengintip di balik dinding sembari mengarahkan ponselnya kearah dua sijoli itu untuk merekam bagaimana si pria yang semakin mendekat pada ibu Soojin, dan... Gelap?

Jaehyun menutup mata Jeno membuat Jeno berjingkat kaget. Ia membalik badan Jeno kemudian menutup mulut Jeno mengisyaratkan untuk tak bersuara. Jeno mengangguk. Jaehyun mengambil ponsel di tangan Jeno dan menghapus video yang berhasil Jeno rekam.

"Tidak seharusnya kau melihat ini" kata Jaehyun.

"Aku... Aku ingin membuktikan pada Haechan. Aku tidak salah dan berbohong padanya" jelas Jeno.

"Bukan seperti ini caranya. Biarkan Haechan melihat dengan mata kepalanya sendiri. Bukan melalui matamu" ujar Jaehyun. Dirasakannya bahu Jeno bergetar. Anak ini pasti takut. "Ayo pulang. Aku harus mengganti perbanmu" ajak Jaehyun.

"Hyung, aku tidak menyimpan rahasia ini sendiri kan?"

"Tidak. Aku ada bersamamu. Kau tak perlu takut. Kita hanya butuh cara dan waktu yang tepat untuk menunjukkan kebenarannya pada Haechan. Dia harus melihat bagaimana ulah ibu yang dibanggakannya"

Find Our Way For Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang