9. Cheer up! Nana!!!

4.1K 441 13
                                    

Jaemin terus menatap keluar jendela mobilnya. Ia sedikit tidak bersemangat hari ini entah kenapa. Jaemin menyipitkan matanya untuk memperjelas pandangannya ketika melihat seseorang di halte bus.

"Hyung berhenti!" Pinta Jaemin membuat Yuta terkejut dan menghentikan mobil secara mendadak.

"Yak, Jaemin!" Seru Yuta. "Ada apa?" Tanya Yuta jengkel.

"Hyung, aku turun disini ya?" kata Jaemin.

"Kenapa? 15 menit lagi bel masuk, kau bisa terlambat" balas Yuta.

"Tidak hyung. Sebentar lagi ada bus yang datang. Dan disana ada teman ku" jelas Jaemin menunjuk seseorang yang sedang duduk di halte bus. "Dia Jeno"

"Kau yakin?" Tanya Yuta yang dibalas anggukan mantap oleh Jaemin. "Yasudah, sampai nanti"

"Terima kasih hyung"

Jaemin keluar dari mobil dan melambaikan tangan ke arah Yuta. Tak lama bus datang. Jaemin buru-buru menyebrang sebelum ia ketinggalan bus dan Jeno tentunya. Tapi Jaemin mengurungkan niatnya yang akan menyebrang karena masih melihat Jeno duduk di halte.

"Dia bodoh atau apa? 15 menit lagi bel masuk, tapi dia melewatkan busnya" gerutu Jaemin.

Sejenak Jaemin berpikir. Akhir-akhir ini Jeno datang terlambat, tidur di kelas, dan bahkan berkelahi di luar sekolah. Jaemin memutuskan untuk tidak menemui Jeno. Ia lebih memilih mengikuti Jeno saja.

"Kau sengaja melakukan semua ini?" Pikir Jaemin.

Jaemin terus mengikuti Jeno menaiki bus yang datang 5 menit setelah bus terakhir. Di dalam bus Jeno masih tak menyadari keberadaan Jaemin. Baiklah, Jaemin menyadari sesuatu. Jeno tidak sepintar yang ia pikir.

Di sekolah pelajaran sudah dimulai selama 10 menit. Mark dan Haechan gelisah karena kedua teman mereka belum hadir. Haechan sempat menghubungi Jeno tapi malah dimatikan oleh Jeno. Sedangkan Jaemin juga tidak mengangkat telponnya.

"Maaf saya terlambat" kata Jeno yang baru saja datang. Ia menunduk memberi salam. Semua mata tertuju pada Jeno.

"Guru In, maaf saya juga terlambat" seru Jaemin tiba-tiba muncul.

"10x putaran lapangan utama dan pengurangan 3 point" ujar guru In.

Jeno dan Jaemin kembali keluar dan melaksanakan hukuman. Sekilas Jeno menatap Haechan yang seakan mengatakan mati kau. Jaemin memberi kode pada Mark untuk menjelaskannya nanti.

1 putaran, 2, 3, 4, 5, 6 putaran...

"Kau itu sebenarnya apa? Bodoh? Gila? Atau nekat?" Tanya Jaemin yang membuat Jeno menghentikan larinya.

"Kau mengikuti ku?" Tanya Jeno tanpa menjawab pertanyaan Jaemin sebelumnya.

"Iya. Dan kau tidak menyadarinya" jawab Jaemin seadanya. "Kau sengaja melakukan ini?" Tanya Jaemin.

"Jangan ikut campur" jawab Jeno singkat dan melanjutkan larinya.

"Ahh" rintih Jaemin yang merasakan sakit dibagian pinggang dan punggungnya. Jeno mendekat kearah Jaemin.

"Kau sakit?" Tanya Jeno.

"Jangan ikut campur" jawab Jaemin menirukan apa yang dikatakan Jeno tadi.

"Cih... Kau mau ikut turnamen atletik seperti ini?" Ejek Jeno. "Ayo berdiri!"

"Lee Jeno, bantu aku berdiri" pinta Jaemin. Jeno tidak bisa menutupi senyumnya karena tingkah Jaemin yang terkesan manja. "Jangan tertawa! Bantu aku berdiri. Ini sakit, sipit!" Protes Jaemin.

"Baiklah. Kita ke ruang kesehatan saja" ajak Jeno.

Saat jam istirahat Mark dan Haechan ke ruang kesehatan untuk menemui Jeno dan Jaemin. Haechan yang baru saja masuk langsung memukul kepala Jeno dan Jaemin.

Find Our Way For Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang