KESEMPATAN KEDUA

1.6K 73 1
                                    

Assalammu'alikum

Maaf y uda lama gak publikasikan ceritanya

Semoga masih setia y dengan cerita aku.

Happy reading...

Setelah masuk aku pun mengikuti umi nya hafizh ke dalam. Umi nya mempersilahkan untuk duduk di ruang tamu. Sementara hafizh dan umi ke dapur sambil membawa belanjaan. Ku lihat sekitar rumah mereka,sederhana dan terasa nyaman berada disini. Hatiku terus menggerutu , aku merasa segan berada disini. "aduhh..kemana sih si hafizh,katanya mau ngantar gue. Tapi tu orang gak muncul muncul lagi" ucap ku sambil mencari sosok hafizh.

......

Tiba tiba umi nya hafizh datang dengan menggunakan pakaian ala ala ibu dapur yang sedang memasak. "hmm..kamu nyarik'in hafizh y??" tanya umi.
"hmm..i..tu..i..iya tante, saya mau pamit pulang tante" ucap ku gugup.
"hafizhnya lagi keluar sebentar nak. Dia ada keperluan mendadak" jelas umi.

Aku hanya bisa diam dan memikirkan bagaimana cara nya aku pulang. "ohhh gitu y tante. Kalau gitu saya pamit pulang tante. Titip salam sama hafizh saja y tante"
"gak usah buru buru nak. Biar hafizh aja nanti yang ngantar kamu pulang. Kalau kamu bosan,ayok ikut tante ke dapur bantuin tante masak untuk makan . Y kalau kamu mau" ucap nya dengan harapan agar aku mengiyakan .
" baiklah tante. Tapi saya tidak pandai masak tante" jawab ku dengan wajah malu.
"tidak apa apa, nanti biar tante ajarin"
......

Akhirnya aku memutuskan aku pergi ke dapur dan membantu uminya hafizh masak didapur. Aku merasa gugup. Karena aku tidak lah pandai dalam hal memasak . Aku hanya bisa masak telur,mie instan. Karena itu sangat praktis. Aku hanya memperhatikan umi nya memasak , sesekali ia menjelaskan nya pada ku tentang cara nya. Aku hanya mengiyakan apa yang dibilang oleh umi hafizh.
***
"sekarang giliran kamu, kamu iris bawang ini seperti yang tante jelaskan tadi" ucapnya sambil memberikan padaku  beberapa biji bawang dan memberikan pisau agar aku mulai mengiris nya . Perlahan demi perlahan ku lakukan dan hingga akhirnya aku pun bisa dan aku pun merasa senang. Ini baru pertama kalinya aku bisa mengiris bawang. "yeh..akhirnya aku bisa juga mengiris bawang"  ucapku dengan kegirangan dan aku pun langsung memeluk uminya hafizh. Umi hanya bisa diam melihat tingkah ku.

Tiba tiba seseorang datang dan menghampiri kami. "ada apa ini, pakek acara acara peluk segala, emang lagi LEBARAN y" ucap hafizh sewot.
" wihhh..syirik amat si lo"
"weis.... Tu umi gue. Serah gue dong, lo kok peluk peluk segala lagi"
"heheh..iya iya gue tau, "

"uda uda, kok kalian berdua jadi berantem, kamu tu ya hafizh cemburu banget sih, lihat umi dipeluk sama calon MANTU" ucap umi hafizh dengan senyum senyum.

"APA????" ucap ku dan hafizh serentak.

"biasa aja kali, gak usah sampai terkejut gitu, o iya.. Kamu tau gak hafizh. Nisa tu meluk umi karena dia senang banget bisa ngiris bawang" jelas umi

Seketika tawa hafizh pecah
"HAHAHAHAHA,ngiris bawang doang..HAHAHA"

Aku hanya bisa diam dan malu. Aku tau aku tidak bisa masak. Tapi aku berusaha supaya aku bisa masak.
"kamu tuh ya, tau nya ketawak dan ngejekin orang ya, emang kamu bisa!" ucap umi sambil menjewer telinga hafizh.
Dan ini uda sekian kali nya aku melihat hafizh dijewer oleh uminya. Aku hanya bisa senyum senyum melihat tingkah anak dan orang tua yang ada didepan ku sekarang.
" aduh umi. Lepasin dong" ucap hafizh.
"makanya jangan suka ngejek orang,asal kamu tau jika seseorang gak bisa masak jika ia berusaha pasti bisa" jelas umi sambil melepaskan jeweran nya dari telinga hafizh.

Dan kini ku lihat telinga hafizh sudah merah akibat jeweran dari uminya.

"apa lo senyum senyum, lo mau ketawakin gue ! Hah!" ucap hafizh dengan pelan dan  berani  karena uminya tidak ada berada disamping nya.
"biarin.. Ternyata lo anak MANJA"  ucap ku dengan wajah sinis.
"enak banget lo bilang gue anak MANJA"
"OHHHHH" ucap ku untuk memberhentikan debatan antara ku dan hafizh.
"ehemm.. Kalian kira umi gak dengar " ucap umi sontak membuat aku dan hafizh berhenti berbicara.

Bidadari Surgaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang