[3; the truth]

10.7K 1.4K 93
                                    

Jaewon membuka kemejanya dengan brutal lalu membuangnya ke kasur begitu saja. Hayi di sebelahnya hanya mengerutkan dahinya, tanpa berani membuka suara. Hayi tau emosi Jaewon saat ini sedang tidak stabil, kalau ia bertanya macam-macam, ia bisa jadi korban amukan pria Jung itu.

Hayi meninggalkan Jaewon sendiri di kamar. Saat dulu ia berpacaran dengan Jaewon, Hayi tau semua tentang Jaewon. Terutama tentang bagaimana pria Jung itu mengatasi emosinya dengan merenung sendiri di kamar atau di sebuah ruangan yang sepi.

Kematian Jennie terlalu mendadak bagi Jaewon. Hayi tau itu.

Kalau saja ibu Jaewon tidak memberikan kejutan yang berbanding terbalik dengan keinginan Jaewon, mungkin saja Jaewon sudah bersama dengan Jennie saat ini, bukan Hayi.

Tapi ibunya sudah terlebih dahulu mempersiapkan pernikahan atas nama Jung Jaewon dan Lee Hayi. Padahal mereka sudah lama berpisah. Ini sebenarnya bukan sepenuhnya salah Ibu Jaewon, tapi salah Jaewon juga. Ia tidak memberitahukan ibunya kalau ia sudah berpisah dengan Hayi.

Jaewon berpikir, kalau saja ia tadi tidak menikah dengan Hayi, mungkin Jennie tidak akan membunuh dirinya sendiri. Jaewon akan selalu siap mendengar masalah gadis Kim itu dan bahu pria itu siap menjadi sandarannya, sehingga gadis itu tidak akan mengalami masa-masa sulit dan berakhir dengan mengakhiri hidupnya seperti ini.

Tapi, nasi telah menjadi bubur. Tidak ada yang perlu disesali sekarang. Jaewon hanya perlu hidup bahagia dengan Hayi, bukan?

Jaewon memejamkan matanya, mencoba untuk tertidur karena hari telah malam. Tapi bayangan wajah Jennie yang sedang tersenyum tiba-tiba muncul. Jaewon membuka matanya dan berteriak frustasi.

Hayi yang mendengar teriakan dari dalam kamar, langsung berlari menghampiri Jaewon.

Hayi merengkup kepala Jaewon dengan kedua tangannya, "Kau baik-baik saja?" tanya gadis mungil itu. Dari raut wajahnya, sudah dapat di pastikan gadis itu sedang panik.

Jaewon mengangguk. Kemudian, air matanya pecah begitu saja. Hayi menarik tubuh Jaewon ke dalam pelukannya dan menenangkan pria itu.

Bukannya reda, tangis Jaewon malah semakin menjadi. Pria itu tidak henti-hentinya menyebut nama Jennie.

Hayi memang sangat terluka melihat kondisi Jaewon yang seperti ini, tapi dilain sisi ia juga merasa lega. Ia tidak lagi mempunyai musuh yang akan merebut apa yang ia inginkan.















































































t b c

mba hayi maapkan dedek:((

reflection | blackpink ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang