[4; that dream]

9.5K 1.3K 186
                                    

Malam itu turun hujan yang sangat deras. Sang istri sedikit merasa ketakutan karena sudah tiga malam ini ia bermimpi buruk. Tapi semua mimpinya tidak bermakna dan hanya mempunyai dua orang karakter. Ia dan satu murid perempuan.

Ia mengelus tangan suaminya yang sedang tertidur di sampingnya.

"Sayang, apa kau sudah tertidur?" tanyanya sedikit berhati-hati karena kemungkinan besar suaminya sudah tertidur karena kelelahan akibat pekerjaannya yang sangat banyak itu.

Tapi tidak disangka, suaminya membalasnya dengan deheman.

"Tanganmu dingin sekali sayang. Apa kumatikan saja pendinginnya?" tawar sang istri tapi sang suami menggeleng.

"Huh, wajahmu pucat sekali! Kau harus banyak istirahat! Sekarang tidurlah yang nyenyak," kata istrinya. Perempuan berambut cokelat tua itu bangkit dan berjalan keluar kamar.

Tepat di ambang pintu, ia berbalik.
"Aku akan mengambilkan minum untukmu," katanya, lalu benar-benar meninggalkan kamar.

Untung saja dapur dan kamar tidur letaknya hampir berdekatan, jadi perempuan itu tidak perlu berjalan terlalu jauh untuk mengambil minum.

Barusaja perempuan itu memasuki kamar, gelas yang ada di tangannya pecah seketika.

Selimut kasur yang masih tertata rapi―padahal selimut itu barusaja digunakannya―, jendela yang terbuka dan sesosok bayangan di luar jendela yang memakai jubah serta kapak bagai malaikat maut,

Dan juga suaminya yang terletak lemah dengan kepala yang terpisah dari tubuhnya.

Tubuhnya terasa kaku seketika dan kini kakinya menginjak sesuatu yang terasa kenyal.

Dengan penuh kewaspadaan ia menunduk ke bawah untuk memastikan apa yang ia injak.

Ia terkejut saat ia mengetahui bahwa yang ia injak adalah bola mata suaminya.

Ia tambah terkejut saat ada yang menepuk bahunya.












































































t b c

reflection | blackpink ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang