Eunae sedang membereskan lokernya. Gadis itu sempat menolak ajakan pulang dari Bobby karena hal ini.
"Eunae!"
Eunae memekik terkejut karena orang yang sedang memanggilnya, tak lain adalah orang yang sudah lama ia hindari.
Jung Moonchae.
Setelah mengumumkan kepada semua orang kalau ia akan merubah gender-nya, Eunae berpikir bahwa Moonchae tidak lagi normal. Dan gadis itu berniat menjauhi Moonchae.
"Eunae, sudah lama bukan? Ah, akhir akhir ini aku sangat sibuk, jadi aku tak bisa menemuimu. Bahkan menyapamu saja aku tak bisa, ow atau tidak kau balas sapaanku?" tanyanya setengah menyindir.
Eunae menelan ludah sembari menggigiti bibir bawahnya. Keringat dingin sudah mulai mengucur deras di pelipisnya.
"K-Kapan aku tidak membalas sapaanmu? Aku membalasnya!" bantah Eunae.
"Ah kalau begitu renggangnya hubungan kita karena aku yang sibuk, bukan karena kau menjauhiku." ujar Moonchae lalu tertawa.
"Sayangnya, kesibukanku mulai berkurang. Karena kematian Jisoo sudah ia lakukan sendiri dan aku mau bebas dari kesibukanku. Goodbye, Eunae" ucap Moonchae lalu menancapkan kapak ke kepala Eunae. Membuat darah di kepalanya bercucuran menciprati loker yang ada di sekitar sana.
Eunae merintih kesakitan dalam diam. Dan kini semua pandangannya menjadi kabur lalu semua gelap.
"Eunae, kau jangan mencari masalah denganku. Kau pikir aku tidak tahu rahasiamu? Dasar jal*ng, bisa-bisanya kau menjual tubuhmu pada om-om tua itu."
"Sekarang kau akan menyusul Jisoo, orang yang telah menyebarkan rumor buruk tentangku padahal ia sendiri lebih menjijikkan dengan wajah plastiknya, cih" Moonchae meludah.
Tanpa ia sadari, Lisa sedari tadi mengumpat di dekat papan pengumuman yang letaknya tak begitu jauh dari tempat ia bercengkerama.
"Ah, ternyata dia pelakunya. Dasar banci tak tahu diri"
Arwah Jisoo yang berada di dekat Lisa segera memberi pertanda bahwa Lisa harus diam. Karena kalau Moonchae melihatnya, Jisoo tidak bisa membantu apapun dengan tubuh tak kasat matanya.
"Lisa, ayo kembali" kata Jisoo pada Lisa. Gadis itu mengangguk patuh lalu berjalan meninggalkan sosok pembunuh itu bersama dengan mayat Eunae yang masih segar disana.
Lisa keluar dari area kampus kemudian gadis tersebut menghentikan taksi untuk mengantarnya ke rumah.
"Lis, tolong bantu aku. Aku mau tenang"
Lisa sontak menutup kedua telinganya saat mendengar Jisoo yang mengucapkan hal yang sama beberapa kali. Bahkan sopir taksi pun ikut heran dengan aksi Lisa.
"Ah, benar-benar merepotkan" ujar Lisa. "Pak, bisa antarkan aku ke kantor polisi saja?"
Setelah Lisa mengucapkan kata-kata tadi, Jisoo diam-diam tersenyum di sebelahnya.
"Ah, baiklah"
Selang perjalanan selama beberapa menit, Lisa akhirnya sampai di kantor polisi. Gadis itu tak lupa membawa ponsel yang tadi ia gunakan untuk merekam obrolan Moonchae dan Eunae.
Benar-benar rencana yang sangat matang.
"Ada yang bisa kami bantu?" tanya salah seorang lelaki bertubuh tegap dengan memakai seragam polisi.
"Pak, saya ingin melaporkan seseorang. Tapi, saya akan mendapat perlindungan bukan?"
Polisi itu mengangguk yakin, "tentu saja"
"Dengarkan rekaman ini. Mereka yang ada disini adalah Jang Moonbok dan Jo Eunae. Moonbok sudah mengganti namanya menjadi Moonchae sekaligus gendernya yang sekarang berubah jadi perempuan" jelas Lisa.
Gadis itu menambahkan, "Ah dan jangan lupa satu lagi, orang itu pernah menyebarkan sekaligus meneror salah seorang mahasiswa bernama Kim Jisoo sehingga ia memutuskan untuk bunuh diri"
"Terimakasih banyak atas informasi yang anda berikan. Jangan khawatir, kami akan senantiasa melindungi pelapor dan sekali lagi terimakasih atas kerjasamanya" ucap polisi itu.
Ia mengeluarkan sebuah buku, "Ngomong-ngomong, siapa nama anda?"
"Lalisa Manoban"
Polisi itu tersenyum, "Baik, Nona Lalisa. Sekali lagi kami mengucapkan terimakasih"
Lisa mengangguk diikuti Jisoo yang melompat kegirangan di sampingnya. Itu tandanya arwah Jisoo akan segera tenang dan gadis itu tak lama lagi akan pergi ke tempat yang seharusnya.
"Kalau begitu saya permisi"
Setelah keluar dari kantor polisi, Jisoo memeluk Lisa dengan sangat erat. Walau Lisa mungkin tidak merasakan seberapa erat Jisoo memeluk gadis itu.
"Jisoo, ayo pergi ke tempat yang kau inginkan. Untuk yang terakhir kalinya," kata Lisa.
Jisoo menyeka air matanya. Gadis itu sepenuhnya sadar kalau tidak akan ada persahabatan antara hantu dengan manusia yang bisa bertahan selamanya, walau selama apapun mereka mempertahankannya tapi tetap saja kata akhirnya adalah berpisah.
"Mari kita pergi ke rumah keluarga ayahmu. Ia membutuhkanmu, Lis" kata Jisoo.
"Tidak ada tempat lain yang kau ingin? Aku membenci tempat itu, kau tahu itu kan?" protes Lisa.
"Sesuatu terjadi dan kau harus segera pergi kesana sebelum kau menyesali semuanya" balas Jisoo penuh penekanan.
"A-Apa yang terjadi?"
Jisoo terdiam selama beberapa saat, "Kau tidak akan mengerti penjelasanku. Sekarang pergi kesana, aku akan mengikutimu dan selalu bersamamu"
Setelah itu Jisoo hilang, membuat Lisa sontak panik. Gadis itu segera menghentikan taksi dan pergi ke rumah ayahnya. Perasaannya mengatakan ada sesuatu yang tak beres.
KAMU SEDANG MEMBACA
reflection | blackpink ✔
Horror❝Apa kau sadar saat kau sedang bercermin, ada yang sedang memperhatikanmu dari sisi yang lain?❞