Hari ke 15

3.6K 165 2
                                    

Hari ini terlalu panjang buat Fira. Tubuhnya terasa remuk. Cuma itu yang Fira rasakan sekarang.

Hari sudah larut malam, kepala Fira terasa sangat berat, pusing. Ia mencoba memejamkan matanya.


🍃🍃🍃

Hari sudah pagi, saat ini sudah pukul 6:30 am. Fira masih belum bangun dari tidurnya.

"Wake up honey, kamu bisa terlambat" ucap Nira sambil membuka hordeng/gordeng jendela kamar Fira.

"Sayangg udah jam berapa ini?" Nira membuka selimut yang Fira kenakan.

Nira terkejut melihat luka yang ada di tangan Fira. Suhu tubuh Fira tidak seperti biasanya. Ya Fira demam.

"Sayang kamu istirahat aja ya"

"Hmmm" Fira menyahut sambil mengubah posisi tidurnya.

Nira keluar dari kamar Fira.

"Mana Fira ma?" tanya Fino

"Fira demam, suhu tubuhnya tinggi"

"Kok bisa mom?" tanya Nico.

"Mama jadi curiga deh, pasti ada yang dia sembunyiin. Soalnya kemarin mama liat kepalanya di perban, trus barusan tangannya juga"

"Papa telpon dokter dulu ya" ucap Fino.

"Kemarin dia juga pulang telat" lanjut Nira.

"Tapi kemarin pulang, aku gak liat dia masih di sekolah"

Pikiran Nico berbayang ke darah yang waktu ada di bola basketnya itu.

Mana darah? Ahh iya darah siapa ini? Hmm mungkin ini darah burung yang jatoh nyangkut di pohon kali.

Jangan-jangan itu darah Fira? Gak mungkin!

"Ehh kambing lu mikirin apa dah?"

"Kaga bang"

"Ya sudah Nico kamu berangkat sanah, nanti telat" ucap Nira.

"Gak apa-apa emangnya mom? Fira kan lagi sakit, aku gak sekolah dulu deh" ucap Nico.

"Kamu dikit lagi ujian loh Nic, gak nyesel nanti ketinggalan pelajaran? Lagian ngaco banget, yang sakit kan Fira kenapa kamu juga gak mau masuk" Nira menjewer telinga Nico.

"Aww iya-iya. Ya udah deh, aku berangkat assalamualaikum"

Waalaikumsalam.

**

Nico sekolah seperti biasanya. Ada yang aneh ketika dia datang, ah ya tidak ada Fira di sampingnya! Kemana dia?

Bang?

Nico menoleh ke arah sumber suara tersebut.

"Kenapa?" jawab Nico

Fira mana bang?

"Sakit"

The Love TriangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang