Jilid 9

946 19 1
                                    

"Jika kau tetap membandel, aku terpaksa ambil tindakan keras!" seru Khik-sia.

Sret,sret, sret, tiga kali ia bolang-balingkan pedang untuk mendesak mundur nona itu. Ia menyerang dengan gencar.

"Lepaskan golokmu!" tiba-tiba ia membentak. Ia yakin lawan tentu sudah tak dapat bertahan lagi. Siapa tahu nona itu malah maju selangkah. Sebenarnya Khik-sia memang tak bermaksud mengambil jiwa si nona. Permainan pedang Khik-sia telah mencapai tingkat sedemikian rupa hingga dapat dilancarkan dan dihentikan menurut sekehendak hatinya. Tadi ia miringkan ujung pedangnya untuk menutuk siku si nona supaya lepaskan goloknya. Tapi tak nyana, nona itu hanya tertawa mengejek seraya berseru: "Jangan kesusu, bung!...." Sepasang goloknya dilingkarkan dan dengan tenaga lwekang lunak, ia menarik pedang Khik-sia ke samping.

Kiranya walaupun tenaga nona itu kalah dengan Khik-sia, tapi ilmu kepandaiannya tak di bawah Khik-sia. Di samping itu matanya amat celi sekali dan pikirannya tajam pula. Begitu melihat gerakan Khik-sia, ia segera mengetahui kalau anak muda itu takkan mengambil jiwanya. Itulah sebabnya maka ia sengaja maju selangkah untuk menggeser pedang Khik-sia ke samping.

Dengan begitu tenaga Khik-sia berkurang separuh. Begitulah nona itu telah berhasil kembangkan ilmu golok dengan lwekang lunak untuk menundukkan kekerasan lawan. Sudah tentu dalam hal itu, cara si nona mengambil 'timing' (waktu) yang tepat, adalah faktor yang menentukan.

Diam-diam Khik-sia merasa kagum juga.

Kalau di sini ia masih belum merebut kemenangan adalah di partai sana Hong-kay Wi Wat sudah mulai menang angin. Dengan ngacirnya Ceng-ceng-ji karena ketakutan digertak Khik-sia, lawan Wi Wat hanya tinggal Pok Yang-kau dan Liu Bun-siong. Sekalipun Wi Wat tadi kena tertutuk, tapi lwekang Pok Yang-kau pun menderita besar, maka meskipun ditambah dengan seorang Liu Bun-siong, tetap Wi Wat dapat mengatasinya.

Di saat Bun-siong tusukkan pedangnya kemuka Wi Wat, tiba-tiba yang tersebut belakangan ini menggembor keras sehingga saking kagetnya Bun-siong sampai tergetar dan tusukannyapun menemui tempat kosong. Dan secepat kilat Wi Wat segera merebut pedang lawan seraya menendang musuhnya yang satu (Pok Yang-kau) sampai terjungkir balik.

Wi Wat seorang pembenci kejahatan. Benar Pok Yang-kau da Liu Bun-siong itu benggolan-benggolan penjahat, tapi keduanya mempunyai ciri-ciri kejahatan yang berlainan. Kalau Pok Yang-kau hanya malang melintang mengandalkan kekuatannya, adalah Liu Bun-siong itu termasyhur sebagai tukang 'petik bunga' alias pengrusak kaum wanita. Diantara kedua orang itu, Wi Wat lebih benci kepada Bun-siong. Pedang yang dirampasnya tadi segera ditimpukkan kepada orang she Liu itu. Sebenarnya ilmu ginkang Liu Bun-siong cukup lihay dan lagi saat itu ia sudah menyingkir sampai belasan tindak. Namun tak urung ia tetap termakan pedang timpukan Wi Wat juga. Ujung pedang dari punggung menembus sampai ke dada.

Poh Yang-kau cerdik sekali. Pada saat Wi Wat tengah mengincar jiwa Bun-siong, ia gunakan kesempatan itu untuk loncat bangun terus menyusup dalam rombongan para pengemis.
Ciok Ceng-yang pun juga sudah dapat merobohkan Han Ciat. Sedang saat itu tongkat kekuasaan jatuh di atas altar batu. Di situ Ma tianglo dan Ji tianglo tengah berebutan mengambilnya. Melihat itu, Uh-bun Jui hendak loncat membantu Ma tianglo. Tapi Ceng-yang datang. Ma tianglo dan Uh-bun Jui tak berani menyerangnya. Mereka putar tubuh terus ngacir. Ceng-yang pun segera mengambil tongkat kekuasaan dari partai Kay-pang tersebut.

Bintang penolong yang diharapkan Uh-bun Jui, si nona pemimpin barisan wanita baju merah, ternyata saat itu tampak keripuhan menghadapi serangan Khik-sia.

Dengan geramnya Uh-bun Jui berseru sengit: "Urusan besar telah dirusakkan bangsat kecil itu. Nona Su, aku telah menelantarkan maksudmu yang baik."

Sahut nona itu dengan hati besar: "Selama gunung masih menghijau, masa takut tak mendapat kayu bakar. Kalah menang bukan soal. Kekalahan sementara waktu tak jadi apalah."

Tusuk Kundai Pusaka - Liang Ie ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang