Bethany segera pergi keluar dari ruang kerjanya dan meminta izin dari Mr.Ethan untuk menghampiri alamat yang diberikan Mr.Blade. Kalau sampai ayahnya benar-benar dilaporkan ke kantor polisi dan harus masuk penjara, Bethany bisa benar-benar kehilangan pegangan.
Hanya ayahnya yang ia miliki sekarang. Dan dari semua hari, kenapa ini harus terjadi pada hari dimana Ced pergi. Ced pasti bisa membantunya kalau ia ada sekarang. Minimal mengantarnya ke alamat Mr.Blade, atau mungkin Ced kenal dengan pengacara hebat yang bisa membantu ayahnya.
Mr.Blade memberikan alamat mansion-nya kepada Bethany dan sepertinya ia berniat berunding dengan Bethany. Atau setidaknya itu yang Bethany harapkan. Ia akan berusaha bernegosiasi dengan Mr.Blade untuk membebaskan ayahnya dari ancaman masuk penjara.
Namun saat akhirnya Bethany tiba di mansion milik Mr.Blade, ia ternganga. Bagaimana mungkin ada orang yang bisa tinggal dalam rumah sebesar ini? Ia sendiri pasti bisa terjebak didalamnya, dan Bethany ragu ia bisa menemukan jalan keluar kalau sudah masuk.
"Tarik nafas Bethany. Semua akan baik-baik saja. Kau wanita cerdas, jadi kau pasti bisa mendapat jalan keluar dari masalah ini," Bethany menarik nafas panjang sebelum memencet bel didepan gerbang mansion megah ini.
*
"Dimana Mr.Harold?" tanya William kepada Noah saat melihat kedatangan Bethany melalui CCTV didekat pintu gerbang mansionnya.
"Ada di dalam ruang baca anda. Saya sudah menginstruksikan pelayan lain untuk menyajikan teh dan makanan untuknya. Ruang tamu juga sudah saya siapkan untuk pertemuan anda dengan Ms.Smith, Sir."
"Perlakukan ia dengan sebaik mungkin. Aku bersalah karena sudah memanfaatkannya."
"Baik, Sir."
"Kau boleh keluar Noah. Aku akan segera ke ruang tamu jika ia sudah tiba."
Noah membungkuk singkat dan segera pergi dari hadapan tuannya. Ia berjalan kearah ruang tamu yang sedang dipersiapkan untuk menyambut Ms.Smith seperti petunjuk tuannya.
Sementara William masih memperhatikan Bethany yang sekarang sudah berada di pekarangan mansion-nya, hati kecilnya terasa puas. Tapi bolehkan ia merasa seperti ini? Pantaskah? Senyum kecil merekah dibibir William saat menatap Bethany dari dalam layar. 'Let's begin the game!' pikirnya.
Ia memantapkan hatinya untuk bertemu dengan Bethany. Memang ini yang ia mau bukan? Apa yang perlu ia takutkan? William kembali tersenyum saat ia melihat ekspresi Bethany yang terlihat menilai saat masuk kedalam mansion-nya. Entah apa yang ada di pikiran gadis itu tapi William yakin ia sedang berpikir keras mengenai cara membebaskan Harold.
Setelah William merasa cukup dengan memperhatikan Bethany diam-diam seperti ini, maka ia pun keluar menuju keruang tamu. Ia berusaha mengatur detakan jantungnya di setiap langkah yang ia ambil.
Bethany yang sudah duduk di sofa ruang tamu mansion besar ini pun menoleh saat mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Mata bulatnya menatap William dengan tatapan penasaran. Ia penasaran seperti apa tampang pemilik mansion mewah ini.
YOU ARE READING
BEASTLY LOVE
RomanceWilliam Isaac Blade, seorang casanova yang hatinya tidak pernah terjamah oleh seorang wanita. Tampan, kaya raya dan memiliki segalanya. Wanita mana yang tidak akan jatuh hati padanya? Tapi benarkah seoang Blade tidak pernah mencintai seorang wanita...