Chapter 15

73 9 0
                                    

"Mom? Kenapa banyak orang-orang berjas hitam didepan rumah kita?" Liam kecil melihat kearah ibunya yang terduduk lemah dalam keadaan panik. 

"Come here, Liam," mamanya memanggil si kecil yang dengan patuh duduk dihadapannya. "Mereka semua adalah orang-orang yang nantinya bisa merubah hidupmu. Kamu akan sekolah ditempat yang paling bagus, kamu akan memakai pakaian yang bagus dan kamu tidak perlu lagi khawatir tentang teman-teman yang sering menjahilimu."

Mata Liam kecil seketika berbinar dan ia menatap mamanya dengan ceria. "Jadi kita akan hidup bahagia kalau kita pergi dengan mereka mom?"

"Iya, kamu akan bahagia setelah ini dan tidak ada yang perlu kamu takutkan lagi," mamanya terus mengusap lembut rambut Liam. Namun si kecil mengerutkan keningnya pertanda tidak suka.

"Mom, kenapa mom menangis? Kita akan bahagia setelah ini, mom. Jadi jangan menangis. Oh! Dan aku akan memberitahu Beth mengenai kabar baik ini. Ia tidak perlu lagi khawatir kepadaku disekolah," Liam kecil membelai lembut wajah mamanya yang basah dengan air mata. Pikirannya dengan segera tertuju kepada Beth, ia tidak sabar memberikan kabar baik ini kepada sahabatnya.

"Promise me Liam, that no matter what happen in the future, you will be happy... And no matter what happen, you'll remember that mommy loves you. Always.."

*

"Kalau sampai client hari ini membatalkan meeting karena dirimu, percayalah Smith, aku akan membuat hidupmu seperti di neraka," gerutu William didalam mobilnya.

"Seolah hidupku seperti belum di neraka saja," bisik Bethany pelan.

"I beg your pardon?" tentu saja bisikan Bethany tidak bisa luput dari pendengaran tajam William yang sekarang menatap tajam kearahnya. Bethany mengalihkan pandangannya dari jendela mobil kearah William. Ia menggeser posisi duduknya hingga duduk berhadapan dengan William.

"Ini semua tidak akan terjadi kalau kau cukup pintar dan memberitahuku semalam. Aku tidak akan bangun kesiangan dan kau tidak perlu membuang waktu untuk menungguku dan menggerutu didepan pintu kamar hotelku!" seru Bethany geram.

William mempunyai agenda meeting pagi ini. Ia mengharuskan Bethany untuk mengikutinya pergi bertemu dengan client tersebut. Namun hal yang membuat Bethany kesal setengah mati adalah pria disampingnya ini tidak memberitahu apapun kepadanya. Ia tidak tau bahwa ia harus bangun pagi-pagi sekali untuk menemani William, ia juga tidak tau bahwa William sudah berdiri selama lebih dari 20 menit didepan pintu kamarnya.

Ia tidak habis pikir kenapa William memilih untuk menghabiskan waktunya berdiri didepan kamar Bethany instead of just knocking on her door? Sekarang Bethany harus memasang telinganya lebar-lebar untuk mendengar ocehan William meskipun ia sama sekali tidak berbuat salah.

"Jadi ini semua salahku?" tanya William sinis.

"Lalu maksudmu ini semua kesalahanku?"

"Selalu, Ms.Smith. Semuanya adalah kesalahanmu."

"Egois," gumam Bethany sembari menatap kembali kearah jendela. Ia tau berdebat dengan William hanya membuang-buang tenaganya saja. Pria disampingnya ini tidak akan pernah mau mengakui kesalahannya.

"Annoying!" gumam William.

"What?"

"What?"

"Hhh... aku tidak ingin berdebat denganmu William. Semua memang salahku oke? So stop being a jerk," jawab Bethany.

"So you want me to be a gentleman around you?" tanya William sambil mengangkat sebelah alisnya kearah Bethany. Bethany menatap William dengan tatapan tidak percaya, seolah-olah telinganya sedang rusak. Apakah William baru saja melakukan hal yang dipikirkan Bethany? Seorang Blade sedang flirting kepadanya? 

BEASTLY LOVEWhere stories live. Discover now