Hari sudah kembali pagi saat Henry Arquette keluar dari gerbang tersebut. Dengan sengaja ia melambatkan langkahnya dan membusungkan dada. Matanya sedikit menyipit saat ia mendongak keatas dan mendapati matahari yang bersinar dengan cahaya yang begitu menyilaukan.
Sudah berapa lama ia menantikan moment ini? Hari dimana ia bisa bebas melakukan apa yang ia inginkan? Hari dimana ia akan melaksanakan semua hal yang sudah disusunnya secara mantap didalam tempat yang sudah menjadi rumahnya selama 11 tahun terakhir.
Henry menoleh kebelakang saat ia merasa sudah berjalan cukup jauh. Tersenyum kecil, Henry kembali melangkah dengan santai dengan tekat besar untuk meninggalkan semuanya dibelakang.
Sekarang apa yang pertama kali perlu ia lakukan? Menunggu kesempatan datang? Atau membuat kesempatan itu datang?
"Liam Beasley, dimana dirimu sekarang?" gumam Henry Arquette sambil merenggangkan tangannya dengan antusias. Dibelakangnya, sebuah penjara kota makin terlihat kecil.
*
"Kau tidak segera bersiap-siap ke kantor?" Cedric bertanya kepada Bethany melalui telefon. Pagi ini sudah menunjukkan pukul 08.00 tapi Bethany masih dengan santainya mengobrol dengan tunangannya itu.
"Ya, sepertinya aku harus pergi ke kantor sekarang. Aku akan menghubungi lagi nanti, Ced," kening Bethany berkedut karena kebohongan yang ia ucapkan.
"Okay, I love you Bethany Smith."
"Me too, Cedric," Bethany tersenyum kecil meskipun Cedric tidak bisa melihatnya.
"Take care!" ucap Cedric sebelum menutup telefon.
Dengan helaan nafas panjang, Bethany merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Hari ini ia kembali harus berdiam diri didalam kamarnya tanpa ada hal yang harus ia kerjakan. Sebenarnya untuk apa William sampai harus membuat Bethany keluar dari tempat tinggal bersama ayahnya kalau ia hanya bersantai-santai di mansion ini.
Dan satu hal lagi yang ia pusingkan adalah alasan apa sekarang yang harus ia berikan kepada tunangannya. Cedric pasti akan marah besar kalau tau Bethany tinggal bersama dengan William.
"Bethany," suara pintu kamarnya yang terbuka mengagetkan Bethany. Yang lebih mengagetkan lagi adalah William yang tiba-tiba masuk kedalam kamarnya.
"Astaga, kau tidak pernah belajar mengetuk pintu ya?" umpat Bethany terlonjak kaget dari ranjangnya.
"Packing beberapa pakaianmu, kita harus pergi sekarang."
"Hah?"
"Kutunggu 1 jam lagi diruang tamu."
William berbalik memunggungi Bethany yang masih setengah menganga. Apa dia sudah gila? Tiba-tiba masuk kedalam Bethany, menyuruhnya untuk membereskan pakaian dan pergi bersama William? Bethany tidak akan mau menurutinya.
"Kalau kau tidak muncul setelah 1 jam, aku sendiri yang akan menyeretmu. Dan aku tidak peduli meskipun kau tidak membawa baju ganti satupun," ujar William sebelum menutup pintu kamar Bethany dan berlalu.
"Ughhhhhhhhhh !!!!!!" Bethany dengan terpaksa berjalan kearah walking closet dikamarnya sembari menghentak-hentakkan kakinya kesal.
*
Bethany duduk di jet pribadi milik keluarga Blade sembari menekuk wajahnya. Ia tidak mau menoleh kearah William sejak tadi. Dan William juga memang tidak berusaha mengajaknya berbicara sejak mereka pergi dari mansionnya.
Ia sendiri bahkan tidak tau kemana William akan membawanya sekarang. Tidak ada seorangpun yang merasa perlu repot-repot memberitahukan kepada Bethany. Tidak seorangpun, termasuk Noah yang juga ikut bersama mereka.
YOU ARE READING
BEASTLY LOVE
RomantikWilliam Isaac Blade, seorang casanova yang hatinya tidak pernah terjamah oleh seorang wanita. Tampan, kaya raya dan memiliki segalanya. Wanita mana yang tidak akan jatuh hati padanya? Tapi benarkah seoang Blade tidak pernah mencintai seorang wanita...