Bethany dan William sedang berada di lobby hotel tempat mereka tinggal. Keduanya tengah menunggu kedatangan sahabat William yang baru saja mereka temui malam sebelumnya di Paris, Farrell. Karena kedatangan William ke Paris yang mendadak, ada beberapa keputusan bisnis dalam perusahaannya yang harus ia diskusikan dengan Farrell karena Farrell adalah salah satu dari sekian banyak partner business perusahaan yang dimiliki oleh William.
"Mungkin sebaiknya aku kembali ke kamar? Aku tidak mengerti apapun mengenai perusahaanmu, dan aku hanyabekerja sebagai pelayan dirumahmu, ingat?" ujar Bethany beberapa saat setelah mereka duduk di lobby. William menatapnya jenuh.
"Bethany bisakah sekali saja kau mengikutiku tanpa bertanya apapun?" desahnya.
"Aku hanya masih merasa pusing karena hangover semalam," keluh Bethany. Ia memijat ringan keningnya sambil masih memeluk bouquet bunga yang ia terima di café. Entah kenapa meskipun semua hal 'kebetulan' yang baru saja terjadi terasa mencurigakan, tapi ia merasa senang karena setelah sekian lama, ada orang yang memberikan Bethany bunga kesukaannya. And she felt like it couldn't be any better than this.
"Is it really bad?" tanya William. Nada bicaranya terdengar khawatir. Bethany merasa telinganya mungkin sudah cukup rusak dan membuatnya terdengar bodoh karena bagaimana mungkin seorang William bisa khawatir kepada dirinya.
"Eh? Tidak juga. Mungkin aku hanya..." Bethany belum sempat menyelesaikan kalimatnya ketika sebuah tepukan ringan di bahu William mengagetkannya. Ia menoleh kebelakang dan melihat Farrell sudah tiba dengan seorang wanita. Bethany mengenalnya, mereka bertemu di acara semalam.
Helena West, teman kuliah William dan juga Farrell selama mereka di New York. Wanita yang menaruh hati kepada William Isaac Blade dan tidak dipungkiri oleh lelaki yang bersangkutan. Tiba-tiba Bethany merasa asing, ia merasa berada ditempat yang tidak seharusnya ketika ia ada ditengah-tengah tiga sahabat ini. Like this isn't her world.
"This freaking bastard," bisik William ketika ia melihat Farrell yang datang Bersama Helena. Bethany memiringkan kepalanya heran kearah William. Bukankah mereka bersahabat? Kenapa William terlihat keberatan dengan kedatangan Helena?
"Hai Bethany," sapa Helena sambal tersenyum lebar. Dan Bethany berani bersumpah kalau William terlalu bodoh untuk melewatkan wanita seperti ini. Helena terlalu cantik dan lembut untuk monster arrogant sejenis William.
"Hai Helena," sapa Bethany sambil tersenyum ramah. Well, ia menyukai Helena dari pertama kali ia melihatnya semalam. Ia bisa melihat kalau Helena adalah wanita yang baik.
"Bagaimana denganku Bethany? Kau melewatkanku," seru Farrell.
"Oh, hai..." sapa Bethany datar.
"That was... err... flattering," gerutu Farrell.
"Tapi apa yang kau lakukan kepadaku semalam sungguh sangat tidak menyenangkan, Mr Collins," seru Bethany kesal. Ia masih bisa merasakan sakit kepalanya yang mengganggu karena segelas alcohol yang disodorkan pria ini semalam.
"Kalau ini tentang minuman yang aku berikan semalam, come on Bethany, its just..."
"It's not a joke Farrell. Ini adalah peringatan pertama bagimu. Jangan pernah memberikan minuman atau makanan atau apapun itu kepada tunanganku tanpa persetujuan dariku. And I mean it," seru William yang berdiri disamping Bethany sambil merengkuh pinggang wanita tersebut. Bethany sedikit terkejut dengan aksi tersebut, namun mengingat ia sekarang punya status baru sebagai 'tunangan' seorang William, maka ia harus sedikit membiasakan diri dengan hal-hal semacam ini. Tapi ia tetap merasa tidak nyaman dengan situasi yang William ciptakan.
"Okay Mr. Fiancee. Aku tidak akan mengulanginya, mengingat aku masih menyayangi nyawaku," Farrell tertawa kecil dan mengangkat kedua tangannya.
"Have a sit then, we have a lot of things to discuss," ujar William serius.
YOU ARE READING
BEASTLY LOVE
Roman d'amourWilliam Isaac Blade, seorang casanova yang hatinya tidak pernah terjamah oleh seorang wanita. Tampan, kaya raya dan memiliki segalanya. Wanita mana yang tidak akan jatuh hati padanya? Tapi benarkah seoang Blade tidak pernah mencintai seorang wanita...