Chapter 11

136 16 1
                                    




Bethany menggamit lengan William sambil menutupi wajahnya dengan clutch back hitamnya. Ia berusaha sebaik mungkin menghindari sorotan kamera. Puluhan wartawan sudah meminta Bethany berpose dengan William, tapi pria disampingnya ini terlalu bebal untuk menyadari keengganan Bethany.

William tetap memeluk pinggang Bethany sambil sesekali berhenti untuk menjawab pertanyaan awak media. Bethany berusaha menahan diri untuk tidak mengumpat kepada William. Ia tau hal itu sama sekali tidak akan membantu. Satu-satunya hal yang ia syukuri adalah pria ini tidak berusaha memaksa Bethany berhenti menutupi wajahnya. Seolah William tau ketakutan Bethany.

"Mr.Blade, tidak biasanya anda datang bersama seorang wanita. Siapa wanita disamping anda ini?"

"Apakah anda pasangan Mr.Blade? Ada rencana pertunangan kedepannya? Atau pernikahan?"

"Bagaimana rasanya menjadi pasangan Mr.Blade malam ini?"

"Apakah anda akan membawa hubungan anda ke jenjang yang lebih serius, Mr.Blade?"

Berpuluh-puluh pertanyaan disertai ratusan blitz kamera membuat Bethany merasa pusing. Ia berusaha menutupi wajahnya sebaik mungkin dari kejaran media, tapi rasanya tetap saja masih kurang. Ia takut wajahnya akan terpampang disurat kabar dan dibaca oleh Cedric.

"Kenapa wajah pasangan anda harus ditutupi, Mr.Blade?"

"Siapa identitas wanita disamping anda?"

"Apakah anda adalah anak dari salah satu kolega bisnis keluarga Blade?"

Berbagai pertanyaan memberondong Bethany dan membuatnya merasa risih. Buku-buku jarinya memutih karena merasa tersudut oleh media yang menginterogasinya. Bethany terus menunduk dan berusaha mengalihkan pandangannya dari lampu kamera yang menyorot. Dan entah darimana datangnya, seorang wartawan tiba-tiba berusaha menarik tangan Bethany. Penasaran dengan wajah Bethany.

Bethany takut dan memejamkan matanya, ia merapatkan wajahnya ke bahu William. Memperdekat jarak diantara mereka. Tenaga wartawan itu terlalu kuat dan Bethany tau wajahnya pasti akan terpampang jelas di media. Namun sesaat sebelum tangan Bethany terlepas dari wajahnya, sebuah lengan kokoh mendorong tangan wartawan yang berusaha menarik Bethany.

"No one can touch her. Jaga sikap anda jika masih ingin memiliki pekerjaan anda," ujar William dingin. Nada suaranya membuat beberapa wartawan, terutama seorang wartawan yang berusaha menarik tangan Bethany mundur dari posisinya berdiri.

"M-maaf Mr.Blade," jawab wartawan tersebut sambil tergagap.

Tangan William melingkar mantap di bahu Bethany dengan posisi yang protektif, berusaha melindungi Bethany sebagai santapan media.

"Don't be rude to my fiancée," sahut William.

'Fi... What???? Siapa??? Siapa yang ia bilang tunangannya?? Hah?' Bethany mendongak kaget kearah William, tapi lelaki itu sama sekali tidak meliriknya. Ia malah berusaha membawa Bethany berjalan melewati para wartawan yang masih berusaha mengorek informasi atas dirinya.

"Stop staring at me like that," gumam William dan hanya Bethany yang bisa mendengar ucapannya.

"Kau bilang apa? Tunangan? Kau sudah gila? Memangnya kau lupa kalau aku sudah punya tunangan?" bisik Bethany. Tapi William malah menghentikan langkahnya dan melirik singkat kearah Bethany.

"Begitu?" bisik William sambil tersenyum manis dan membuat Bethany merinding. Bethany tau ada yang tidak beres, pasti ada yang sedang direncanakan pria licik ini lagi.

BEASTLY LOVEWhere stories live. Discover now