Chapter 6

166 14 1
                                    

Pantas saja William sangat yakin kalau Bethany akan segera menjawab tawarannya. Ternyata ia adalah pemilik perusahaan yang sekarang sedang mati-matian dibutuhkan perusahan Cedric sebagai potential buyer. Dan Mr.Wyatt? Dia adalah kepala pelayan di mansion William.

Bethany sempat tidak mengenalinya karena selama di mansion William kemarin, Mr.Wyatt hanya beberapa kali menunjukkan wajahnya. Selebihnya ia selalu menunduk sopan ketika berbicara kepada Bethany.

"Sebenarnya Mr.Reiss, saya sangat menyukai proposal perusahaan anda," ucapan William seolah menyedot kembali konsentrasi Bethany kepada rapat penting ini.

"Baik proposal maupun presentasi BETHANY sangat mengagumkan. Saya menyukainya," lanjut William sembari memberikan penekanan pada nama Bethany. Bethany tau ia sengaja memanggil Bethany menggunakan nama depannya melainkan nama keluarganya. Hal ini pasti akan menarik perhatian Mr.Ethan.

"Bethany?" gumam Mr.Ethan pelan sambil mengerutkan keningnya.

"Personally I want to select your company for this project, but it depends on Bethany. Kami memiliki agreement penting sebelumnya, dan jika Bethany setuju dengan perjanjian yang saya tawarkan padanya, dengan senang hati saya akan menandatangani perjanjian ini."

William tersenyum manis kearah Bethany yang memandangnya datar. Setengah mati Bethany menahan keinginan naik dan menyebrangi meja untuk menghajar William.

"Bethany?" Mr.Ethan menoleh padanya dengan tatapan bingung sekaligus menuntut. Bingung karena ia tidak tau apa hubungan Bethany dengan pemilik Blade group. Menuntut karena ia tidak mau tau apapun caranya, tender ini harus berhasil karena ia tidak mau kehilangan lehernya.

"Maaf Mr.Blade, tapi saya rasa tidak akan ada untungnya mencampur-adukkan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan. Saya hanya mencoba untuk bersikap professional disini," sahut Bethany. Ia berusaha untuk tetap menampilkan senyuman terbaiknya.

"Formalitas seperti itu sudah tidak diperlukan. Untuk apa memisahkan masalah pribadi dan pekerjaan kalau kita bisa mendapatkan keuntungan langsung di kedua hal tersebut? Well, setiap businessman pasti akan setuju dengan apa yang saya katakan."

"Kita bisa melanjutkan diskusi mengenai tawaran anda kemarin setelah kita menyelesaikan rapat ini," sahut Bethany.

"Rapat ini sudah selesai bagi saya."

"M-Maksud anda?" tanya Mr.Ethan. Nada suaranya benar-benar terdengar seperti orang yang sudah dijatuhi hukum pancung.

"This meeting is over. Saya sudah bilang kan? Semua keputusan ada di tangan Bethany. Dan karena sepertinya Bethany enggan menerima tawaran saya, maka saya terpaksa membatalkan kerjasama ini," nada suara William terdengar final. Ia dengan cepat berdiri dari posisi duduknya diikuti asistennya, Noah.

"Bethany! APAPUN PERJANJIAN ANTARA KALIAN, CEPAT SETUJUI. Kau bisa membatalkannya lagi nanti setelah semua ini!" Mr.Ethan setengah berbisik kearah Bethany. Nada suaranya terdengar sangat mendesak dan menuntut bagi Bethany.

William sudah berjalan kearah pintu bersama Noah, namun Bethany masih enggan membuka mulutnya. Ia bahkan belum mengambil keputusan akan hal ini sejak kemarin. Bagaimana sekarang ia dituntut memberikan jawaban? Dan bukankah kemarin ia diberikan waktu 3 hari oleh William?

Mr.Ethan menggelengkan kepalanya dengan gelisah secara bergantian kearah Bethany. Dan ia menarik nafas panjang saat melihat William melangkah keluar ruangan tanpa menoleh kebelakang lagi. 'Gagal sudah tender ini' pikir Ethan dalam hatinya. Ia sedang memikirkan cara lain untuk melakukan pendekatan kepada Blade Group saat Bethany berdiri dari kursinya dan menyusul William keluar ruangan.

BEASTLY LOVEWhere stories live. Discover now