"Buu" ucap raffi kepada ibu penjaga UKS
"Iyaa, ada apa nak?" Tanya ibu penjaga sambil tersenyum
"Saya mau minta obat luka dan plester untuk teman saya" pinta raffi
"Ohh iya, tunggu sebentar ya raffi" balas ibu penjaga sambil meninggalkan tempatnya untuk mencari obat luka dan plester
Setelah berjalan 3 menit, ibu penjaga pun kembali sambil membawa obat luka dan plester yang raffi minta
"Ini raffi obat luka dan plesternya" kata ibu penjaga
"Makasih ya bu!" Ucap raffi sambil meraih obat luka dan plester itu dari ibu penjaga
"Raffi tidak ingin dibantu?" Tanya ibu penjaga
"Gausah bu, biar saya saja yang ngobatin lisya" balas raffi
"Baiklah" kata ibu penjaga
Raffi langsung kembali ketempat dimana lisya duduk, pada saat itu raffi langsung berlutut tepat didepan lisya, pertama tama dia mengikatkan tali sepatu lisya agar tidak terlepas lagi, itu membuat lisya merasakan sesuatu yang aneh, sama seperti sophia, dadanya terasa sesak, jantung berdebar kencang, dan tubuhnya mengeluarkan keringat dingin
Perlahan demi perlahan raffi mengobati lisya dengan obat yang telah diberikan ibu penjaga, raffi melihat wajah lisya yang berkaca kaca bekas tangisan dia, sesekali lisya berteriak kesakitan dan membuat raffi melalukannya dengan lebih pelan lagi
"Aduhh pelan2 raf" kata lisya sambil menahan rasa sakit
"Ehh iya sorry sorry" balas raffi sambil mengusap luka lisya dengan perlahan
Akhirnya setelah raffi selesai mengusap luka lisya, dia langsung memberi plester di lutut sebelah kanan tempat luka lisya
"Udahh selesai nih" kata raffi sambil membereskan semua alat dan barang yang telah digunakan untuk mengobati luka lisya
"Hmm makasih ya raf, maaf ngerepotin" balas lisya malu
"Iya sama sama, sanss aja" ucap raffi sambil tersenyum tipis
"Lu langsung ke lapangan aja, lanjutin OR, gua udah ga kenapa2 kok" kata lisya tersenyum
"Bener nih? Gapapa?" Balas raffi cemas
"Iyaa gapapa" kata lisya
Tiba2 saja lisya tertidur di atas kasur yang berada di UKS, dan raffi menyadari itu, dia tersenyum tipis melihat wajah lisya, akhirnya raffi memutuskan untuk terus menjaga lisya sampai tersadar dari tidurnya lagi
Setelah 20 menit berlalu, ternyata raffi ikut tertidur disamping kasur lisya, saat lisya terbangun, dia melihat raffi disampingnya yang sedang tertidur lelah dengan masih menggunakan pakaian OR, lisya kaget melihat kelakuan raffi kpdnya pada hari ini
Karena keadaan lisya yang bergerak, raffi terbangun dari tidurnya dan melihat lisya telah bangun terlebih dahulu dibanding dia
"Ehh lis, udah bangun?" Kata raffi sambil mengelap wajahnya agat tidak terlihat lelah
"Udahh, btw, kok lu ga lanjutin pelajaran OR?" Tanya lisya bingung
"Gua mau nungguin lu aja, soalnya kan pak guru udah nyuruh gua buat jagain lu" kata raffi
"Ohh, yaudah lu ganti baju gih, udah istirahat juga kan, nanti lu ga sempet ganti baju lagi" bala lisya
"Nanti lu gimana?" Tanya raffi cemas
"Gua nanti aja gampang" kata lisya sambil tersenyum tipis
"Keluar bareng aja ya" ajak raffi
"Yaudahh, ayok" kata lisya
Akhirnya lisya dan raffi keluar dari UKS bersama sama, dan karena raffi dipanggil oleh guru untuk membantu guru tersebut, raffi langsung memberitahu ke lisya bahwa dia haru meninggalkan lisya sendirian
"Lis, gua dipanggil guru nih, gua duluan ya, lu gapapa kan?" Tanya raffi cemas
"Iyaa, gua gapapa, ada temen2 gua juga kok" kata lisya
"Yaudah, gua pergi dlu, lain kali hati hati ya klo lagi lari" kata raffi sambil meninggalkan lisya dengan senyum tipis
Setelah semua itu berlalu, raffi dan lisya kembali ke teman2 mereka masing2, melanjutkan pelajaran hingga waktu nya pulang sekolah
Gimana ceritanyaa??
Kayaknya bakal sering2 upload karena lagi banyak waktu kosong! 🙌
Jadi jangan lupa untuk selalu active ya! 🤗
Jangan lupa vote dan comment! 💓
Untuk dark readers, please jangan baca doang, vote dan follow juga 📍
Terima kasih! ❤
Ps: cerita bakal dilanjutin kalo udah nembus 10 voters yaa! 🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Changes
Teen FictionBenci jadi cinta. Tak percaya akan kata kata itu, malah membawa mereka kedalamnya. "Semua yang berawal dari kebencian akan diakhiri dengan kebahagiaan." -Changes